Search

65. Zat/Dhat/Dzat

Dhat atau Zat, yaitu Zat Allah. Allah Ahad. Sebelum penciptaan Semesta, Allah telah ada dan tidak ada yang bersama-Nya. Saat mendengar ini, Imam Junayd menyatakan, “Ada, sebagaimana Ia ada sebelumnya!” Allah Ahad dalam tindakan-tindakan-Nya, sifat-sifat-Nya dan Dhat-Nya, jika tidak begitu tidak ada tauhid. Sebagaimana sifat adalah sumber tindakan, maka Dhat adalah sumber sifat. Dhat hadir dalam setiap tingkatan. Suatu kesalahan menuduh para sufi itu mengaku-mengaku bahwa mereka hanya tahu tentang Dhat saja. Allah tidak mungkin dibagi-bagi karena jika demikian, hancurlah tauhid. Yang kita kenali adalah bahwa pada setiap sisi keberadaan memiliki suatu wahana yang dapat dipahami, dan wahana-wahana ini berbeda. Si arifin mencari satu tempat berhenti dari perbedaan yang bisa memberinya pencerapan langsung dari Al Haqq. Pada rahasia Dhat itulah terletak hati dari pencariannya si arifin. Itulah yang menyatukan berbagai yang berlawanan. Ajaran ini bukan panteisme*, karena semesta tidak memiliki kekekalan kenyataan, walaupun ia adalah arena kenyataan yang dipahami melalui wahana dalam-waktunya. Ajarannya bukan monisme** karena si hamba adalah hamba dan Sang Rabb adalah Rabb, dalam wahana dalam waktunya. Jika tidak ada dalam waktunya maka tidak ada Kekuasaan Rabb.

Tauhid ialah pernyataan Allah dalam Kesempurnaan-Nya. Sebagaimana dinyatakan Imam Junayd: “Ketika yang di-luar waktu muncul, maka yang di-dalam waktu tertelan padanya.” Sehingga makna Dhat mewujud dari sempurnanya fana namun ingati bimbingan Shaykh al-Kamil yang berkata:
“Kenali keindahan Dhat dalam segala perwujudannya. Karena jika tanpanya, keberadaan Perwujudan-Nya tidak akan terbentuk.”


Catatan :

*) pan·te·is·me /pantéisme/ n 1 ajaran yang menyamakan Tuhan dengan kekuatan-kekuatan dan hukum-hukum alam semesta; 2 penyembahan (pemujaan) kepada semua dewa dari berbagai kepercayaan

**) mo·nis·me 1 pandangan bahwa semesta itu merupakan satu satuan tunggal; 2 pandangan bahwa materi dan alam pikiran itu satu

Sumber: 100 Langkah

100 Langkah

Mulai Perjalanan

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Buku Lain

Rekomendasi

Di sejumlah pesantren salafiyah, buku ini (Tanwir al-Qulub) biasanya dipelajari bersamaan dengan kitab-kitab fikih. Yang sedikit membedakan, kitab ini ditulis oleh seorang pelaku tarekat sekaligus mursyid dari tarekat Naqsyabandiyah.

It seems we can't find what you're looking for.
It seems we can't find what you're looking for.

Cara Wushul Tercepat

Menurut Khwaja Syaikh Baha’uddin an-Naqsyabandi qs. وقال بعض الأكابر شراح الحكم العطائية:قال حضرة خواجة بهاء…

Gelas yang Bersih

Seseorang bertanya, “Jika saya berdosa, lalu beristighfar, apakah kondisi saya sama dengan sebelum berdosa?” Alfaqir…

Hedonic Threadmill

Manusia pada hakikatnya diciptakan oleh Allah Ta’ala dengan tujuan sangat mulia yaitu untuk mengabdi pada-Nya,…
All articles loaded
No more articles to load
It seems we can't find what you're looking for.

Mengenal Yang Mulia Ayahanda Guru

Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin al-Khalidi qs.

Silsilah Kemursyidan

Dokumentasi

Download Capita Selecta

Isra' Mi'raj (Rajab)

26 Jan - 05 Feb

Ramadhan

30 Mar - 09 Apr

Hari Guru & Idul Adha

20 Jun - 30 Jun

Muharam

27 Jul - 06 Ags

Maulid Nabi

28 Sep - 08 Okt

Rutin

30 Nov - 10 Des

All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load

Kontak Person

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Abangda Teguh

Sidoarjo, Jawa Timur

WhatsApp
Facebook
Telegram
Twitter
Email
Print