Dhawq berarti merasakan. Buahnya shawq ialah dhawq. Shaykh al-Akbar menyebutnya : “Yang pertama dari berbagai awal tajalli Illahi.”
Dhawq pertama akan terjadi dalam kumpulan sang Shaykh melalui tafakur intens atas Allah di hadapannya. Dhawq akan terjadi pada si faqir ketika dalam sama’a, menyenandungkan Diwan dan Hadra. Saat hati merasakan bukti-bukti pertama dari sumbernya, maka ia kehilangan seluruh kesadaran kehidupan indrawi. Ia menetap dalam makna selama makna itu berlangsung. Tidak ada waktu, tidak ada Pengawas yang akan mengganggu dengan pengamatan palsunya dan rasa ‘ketidaksatuan’. Si Pengawas telah teralihkan perhatiannya. Si Pencerca tidak berdaya. Nafsunya tertawan. Hatinya terbebas. Bergerak. Hidup. Merasakan. Ketika Wali dari Bahlil berjumpa Shaykh al-Alawi, dia berkata padanya, “Dapatkah engkau membuat sebuah hati bagiku?” Inilah gelora gairah si faqir yang merindukan makrifat. Dengan dhawq, hati kembali menjadi sebuah organ hidup kesadaran spiritual dan berbagai ilmu.
Dhawq ialah kehidupan itu sendiri, yang menerobos masuk untuk pertama kali. Atau jika engkau berkenan, inilah denyut pertama kebangkitan setelah tidur malam yang panjang. Si penidur terjaga. Tidur lagi. Menggeliat. Geliat ini mendahului bangun dan pengalaman menyeluruh benderang di pagi hari setelah malam kejahilan.
Sumber: 100 Langkah