Zuhud berarti berlaku cukup. Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibn Majah, al-Hakim, dan Bayhaqi menyatakan, “Berlaku cukuplah dengan dunia, maka Allah akan mencintaimu. Berlaku cukuplah atas apa yang ada di tangan orang-orang, maka orang-orang akan mencintaimu.”
Zuhudnya para sufi yaitu zuhud dengan cara mengosongkan hati mereka dari hasrat-hasrat atas dunia ini. Alat bantunya yaitu mengosongkan tangan mereka dengan sedekah dan hadiah-hadiah mulia. Istilah asket (pelaku asketisme*) tidak berhubungan dengan zuhud sebagaimana yang dimaksud dalam Islam. Zuhud adalah meninggalkan sesuatu hanya ketika anda sadari bahwa keinginan anda adalah sebuah keinginan ilusif. Zuhud itu bukanlah dengan berpakaian compang-camping dan terlalu banyak shaum. Perilaku zuhud yang sebenarnya yaitu jika anda merawat pakaian anda dan menambalnya, atau makan lebih sedikit dan tidak makan sekenyangnya.
Zuhud itu sama sekali bukan suatu pengekangan atas selera-selera. Zuhud yaitu meninggalkan selera berlebihan ketika nafsu telah terbina hingga tidak lagi membutuhkannya.
Menjadi zahid** atas benda-benda mudah. Menjadi zahid atas perkataan, atau perhatian orang lain, dan ketenaran lebih sulit. Zuhud pada pujian. Zuhud pada reputasi. Zuhud dari merasa benar. Zuhud jadi perhatian. Seringkali lebih mudah bagi seorang raja untuk menjadi zahid daripada seorang miskin yang berusaha zuhud. Berhati-hatilah!
Zahid sejati yaitu berzuhud terhadap kerlingan yang hanya melihat ciptaan dan bukan Sang Raja.
Zuhud itu mudah. Lawannya zuhud itu yang sulit. Ingatlah bahwa perjalanan ini menuju tempat dimana segala yang berlawanan menjadi sama saja bagi dirinya. Wahai pengembara, jangan menetap di cara-caranya. Apakah kalian mau terus hidup di dalam istal-istal***?
Catatan:
*) asketisme adalah gaya hidup yang bercirikan perilaku berpantang pada kenikmatan jasmani demi mewujudkan maksud-maksud rohani. Para asket (pengamal asketisme) menyepi dari keramaian dunia agar dapat bertapa, atau dapat pula hidup di tengah-tengah masyarakat, dengan mengadopsi suatu gaya hidup yang sangat bersahaja. Perilaku ini bercirikan penolakan terhadap harta benda dan kenikmatan-kenikmatan jasmani, serta melewatkan waktu dengan berpuasa sambil tekun beribadah atau sambil merenungkan perkara-perkara maknawi (Peny.)
**) Zahid adalah sebutan bagi seseorang yang mengamalkan zuhud.
***) Istal, is·tal n kandang kuda.
Sumber: 100 Langkah