Warid ialah apa yang turun ke hati berupa Nur-Nur yang mengisyaratkan hadiah-hadiah dari Rabb Yang Maha Gagah dan Pemurah. Ya dhul jalali wal-ikram!
Warid berlimpahan, yang membanjiri hati si pencari, sehingga batas-batas diri yang mengalami, meluber, dan ia tahu bahwa dirinya tidak terbungkus oleh batasan-batasan kulitnya sendiri tetapi mencerap segala yang berada dalam pandangannya, benda-benda, orang-orang dan tempat. Ia sadar tidak ada pemisahan antara mereka dan dia, semua ini tanpa perasaan, karena dirinya kebanjiran cahaya. Apa yang berlimpah di hati ialah isyarat pertama dari cinta yang ia kira mengalir darinya ke kehidupan, tetapi yang sebenarnya, mengalir melimpahi kehidupan yang menyelimutinya. Semua tindakan menjadi tindakannya, semua yang lain memiliki ruhnya. Inilah awal runtuhnya batas-batas perpisahan. Ia untuk sementara tidak berwaktu, ruang meleleh, dan ia mencicipi dari lautan Tawhid.
Ketika si pencari dikunjungi warid dan telah melaporkannya kepada Shaykhnya, ia akan mendapati hal itu diremehkan oleh Junjungannya, ini untuk melindunginya dari mengagumi diri sendiri dan arogansi. Hasil-hasil dari warid masih berada di depan dan kini saatnya berkonsolidasi. Allah melimpahi kita sehingga kita harus berpaling pada Salat an-Nabiy. Allahumma salli wa salam ala Sayyidina Muhammadin wa alihi bi adadi kulli maalumin lak. Allah berkati Junjungan kami Muhammad dan keluarganya sebanyak-banyak jumlah makhluk ciptaan, 1000 kali.
Dalam Hikam: “Janganlah meragukan kebenaran satu warid yang buahnya belum engkau ketahui. Tujuan awan hujan bukan hujan itu sendiri: tujuan satu-satunya ialah agar menghasilkan buah-buahan.”
Sumber: 100 Langkah