Mereka yang sidq berada diderajat tertinggi para ahli tauhid. Di bawah mereka ialah para muqarrabun*. Sang sidq itu benar. Sidq adalah kebenaran. Seseorang yang benar, telah menghalau seluruh kemunafikan dan kompromi. Ia benderang, jelas dan tidak bisa dirusak.
Ahli sidq menyebarkan keharuman bukan karena kebersihan atau minyak wangi, melainkan langsung berasal dari Hadirat Taman-Nya. Kenali seorang rijal seperti itu jika kalian berjumpa dengannya. Duduklah di hadiratnya. Ambil seluruh bimbingan dan nasehat yang diberikannya. Tundukkan matamu. Jangan berdebat. Jangan pertontonkan hasil belajarmu. Apa yang kau miliki tidak sebanding dengan apa yang telah dikaruniakan kepadanya. Sebuah hadiah.
Rasulullah sallallahu ‘alayhi wassalam, berkata tentang Abu Bakr, bahwa dialah yang paling utama di antara para Sahabatnya, ‘bukan karena amal yang dilakukannya, tetapi karena sesuatu yang telah Allah karuniakan ke dalam hatinya.’
Ciri-ciri lahiriahnya adalah keyakinan mustaid** pada Allah, pada para Rasul, pada Kitab-Kitab, pada Para Malaikat, pada Hari Akhir, pada Mizan dan pada Takdir. Ini menimbulkan keyakinan mustaid pada orang-orang lain. Selanjutnya melahirkan sahabat-sahabat yang kukuh, lalu membentuk masyarakat yang mulia.
Majelis sang sidq adalah tempat paling sesuai untuk bertafakur dan penyaksian. Dhikir untuk menguatkan kualitas tertinggi ini padamu adalah dhikir untuk berserah diri menerima Allah dan Kekuasaan-Nya Yang Maha Luas. Ia harus terus membasahi lidah (dengan dhikir ini, Peny.) kepada siapa saja yang bersungguh-sungguh ingin menuju maqam ini.
Tabarakallah.
Catatan :
*) muqarrabun, berarti juga karib, yang didekatkan (Peny.)
**) mus·ta·id a siap-sedia; selesai: setelah semuanya — berangkatlah kafilah itu
Sumber: 100 Langkah