Tawakal artinya bergantung. Sangat dianjurkan zikirnya untuk menggapai kaifiat*) ini bagi faqir yang ingin bersegera melintasi Jalan ini.
Hasbunallahu wa ni’mal wakil. Allah cukup bagi kami dan Dia-lah Penjaga Terbaik.
Ibn ‘Ajiba**) berkata, tawakal memiliki tiga derajat, yaitu:
- Seperti seorang sewaan dengan si penyewanya; begitulah sikap seseorang dengan si penyewa, serupa pula hubungannya dengan Allah, yaitu waspada dan risau atas berbagai kepentingannya.
- Seperti anak kepada ibunya; yaitu senantiasa berharap pada ibunya dalam segala perkara.
- Seperti jasad mayat ditangan pemandinya.
Yang pertama mengandung kebutuhan, yang kedua adalah ketergantungan, sedangkan yang ketiga, bebas dari kebutuhan dan ketergantungan. Yang terakhir ialah maqam mereka yang nafsunya telah tersapu habis, mereka hanya menantikan apa yang akan dilakukan Allah padanya. Merekalah manusia merdeka.
Tawakal memberikan kekuatan kepada sang faqir sebagaimana zuhud melemahkan nafsu dari berbagai daya untuk berbuat keburukan. Tawakal merupakan sara***), pendorong, dan kasih sayang berlimpah dari Allah bagi hamba-Nya di bagian sulit dalam perjalanannya.
Inilah zikir di saat sang faqir merasa tak mampu lagi berjalan. Inilah zikir di saat krisis, ketika sang faqir merasa ingin menyerah. Inilah zikir keyakinan pada saat sang faqir terhuyung-huyung. Jelas ia telah melakukan suatu kekeliruan karena mengira ia mampu mencapai al-Haqq.
Jika anda melangkah maka anda akan tiba. Cukuplah Allah bagi anda. Di awalnya. Di pertengahannya. Di akhirnya.
Serukan dalam kalbu guna memperoleh kekuatan. Keraskan ucapannya untuk maju terus. Teriakkan, hantamkan kedua tangan ke meja, untuk menghancurkan berbagai keraguan dan bisikan, sekaligus menaklukkan nafsu tak terkendali. Ucapkan 73 kali.
Catatan :
*) kai·fi·at Ar n 1 keadaan menurut sifatnya; sifat (tabiat) yang asli; 2 cara yang khusus (baik).
**) Shaykh Ibn ‘Ajiba ialah Shaykh Ahmad ibn Muhammad ibn ‘Ajiba al-Hasani. Lahir di Tetuan, Maroko pada 1747. Wafat karena wabah yang terjadi pada 1809.
Beliau adalah muqadim Shaykh Darqawi di bagian utara daerah Jbala.
Beliau menulis syarah berjudul Al Futuhat Al Ilahiyya fi Sharh Al Mabaahith al-Asliya atas karya Ibn al-Banna al-Saragossa.
Ketika menyerahkan naskah kitab syarah itu kepada Shaykh Abdalqadir as-Sufi, Shaykh Muhammad ibn al-Habib rahimahullah berkata, “Inilah satu-satunya buku yang engkau perlukan atas sepenuhnya ilmu tasawwuf. Seluruhnya dapat dibaca sebagai sebuah syarah atas Diwan-ku.”
***) sa·ra n 1 sesuatu yang dipakai untuk memelihara atau menyelamatkan hidup (seperti bekal, ransum, uang sokongan): — hidup; 2 uang sara;
Sumber: 100 Langkah