Khamr yaitu anggur. Shaykh al-Harraq berkata dalam Diwannya: “Dengan jahil, engkau menyalahkan anggurnya. Jika kesadaran seseorang tersapu, maka dia menjadi anggur.”
Anggur indrawi adalah perumpamaan bagi kenyataan-maknawinya. Anggur dan kemabukkan itu sama. Keterangan masyhurnya menurut Sultannya Para Pecinta yang ada pada kitab Khamriyya ialah: “Mereka berkata pada-ku, ‘Uraikan dia, karena engkaulah yang tahu uraiannya.’ Baik, karena saya tahu sifat-sifatnya. Suci – namun bukan air; halus – namun bukan udara; benderang – namun bukan api; jiwa – namun bukan jasmani.”
Shaykh Ibn al-Habib berkata dalam Diwannya: “Ia tidak pergi sebelum ia memperoleh minuman dari kendinya. Tidak ada celaan. Minumlah, karena anggur itu ialah perkataannya.
Dan ialah Hadirat Kebenaran, sendiri, yang menjelmakan dirinya dalam berbagai bentuk yang tiap-tiap cahayanya berbeda.”
Shaykh al-Fayturi berkata pada Fayturiyyanya: “Mendekatlah kepada piala-anggur kebahagiaan. Meminumnya diizinkan! Engkau pasti rida dengannya, engkau akan menyaksikan Wajah Allah!”
Sumber: 100 Langkah