46. Wujud

Wujud adalah derajat ketiga ekstase. Dalam wujud, kesadaran menguasai kekaguman dan tafakur menerangi kekuatan. Tanda dari wujud ialah bahwa seseorang yang mengalaminya cukup sadar untuk berusaha menyembunyikannya dari saudaranya yang lain dan untuk mencegah ketertarikan perhatian bukan semata-mata karena adab pada mereka yang lain, melainkan karena adab atas keadaan itu sendiri sehingga ia bisa semakin dalam dirasakan dan dinikmati.

Hal yang sangat penting bahwa si pencari tidak perlu merasa malu atau berusaha membendung sebuah keadaan wajd apapun derajatnya. Kita tidak mengizinkan simulasi mengada-ada wajd (disebut tawajud). Begitu pula kita tidak mencuri keadaan orang lain. Jika wajd turun, menyisihlah. Sungguh tidak mungkin untuk merasakan keadaan-keadaan ini karena padanya Si Pengawas sama merusaknya dengan Si Pencerca, yang akan mencelanya sebagai tak berharga. Inilah dua peran yang dipakai oleh nafsu untuk mencegah si pencari dari cahaya-cahaya makrifat. Begitu juga jika wujud datang, maka sudah terlambat untuk berdhikir. Untuk inilah dhikir dan sama’a*) itu dilangsungkan. Inilah suatu Kehadiran, dan didalam Kehadiran sudah tidak perlu lagi memanggil-manggil, karena adab untuk Kehadiran ialah bersujud dan sujudnya wujud ialah sujudnya hati.

Pimpinan kita, Imam Junayd, berkata: “Wujudi an aghiba anil-wujud bima yabdu alayya minal-shuhud” – “Wujudku ialah aku memangkirkan diriku sendiri dari kehidupan karena apa yang disajikan padaku dalam penyaksian.”

Maka Shaykh al-Akbar menyimpulkannya sebagai “Wujud (menemukan) ialah merasakan al-Haqq dalam wajd (ekstase).”


Catatan :

Sama’a; Fi’il madhinya سَمِعَ (sami’a)
Fi’il mudhari dari sami’a adalah يَسْمَعُ (yasma’u)
Arti sami’a/yasma’u adalah mendengar.
Sumber: https://bahasaarabdanartinya.blogspot.com/2017/08/mufradat-b-arabpenjelasan-fi-mudhari.html

Sumber: 100 Langkah

100 Langkah

Mulai Perjalanan

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Buku Lain

Rekomendasi

Di sejumlah pesantren salafiyah, buku ini (Tanwir al-Qulub) biasanya dipelajari bersamaan dengan kitab-kitab fikih. Yang sedikit membedakan, kitab ini ditulis oleh seorang pelaku tarekat sekaligus mursyid dari tarekat Naqsyabandiyah.

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Tingkatan Alam Menurut Para Sufi

“Tingkatan Alam Menurut Para Sufi” فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُّوحِى فَقَعُوا لَهُۥ سٰجِدِينَ “Maka…

Islam, Iman dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى…

Hidup Ini Terlalu Singkat

Postingan yg indah dari Bunda Amanah: Bismillahirrahmanirrahim. “Hidup ini Terlalu Singkat” Oleh: Siti Amanah Hidup…
All articles loaded
No more articles to load

Mengenal Yang Mulia Ayahanda Guru

Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin al-Khalidi qs.

Silsilah Kemursyidan

Dokumentasi

Download Capita Selecta

Isra' Mi'raj (Rajab)

26 Jan - 05 Feb

Ramadhan

30 Mar - 09 Apr

Hari Guru & Idul Adha

20 Jun - 30 Jun

Muharam

27 Jul - 06 Ags

Maulid Nabi

28 Sep - 08 Okt

Rutin

30 Nov - 10 Des

All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load

Kontak Person

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Abangda Teguh

Kediri, Jawa Timur

Abangda Tomas

Pangkalan Bun 

Abangda Vici

Kediri, Jawa Timur

WhatsApp
Facebook
Telegram
Twitter
Email
Print