Shawq berarti gairah, yaitu hasrat hati untuk berjumpa dengan Sang Kekasih dan keceriaan hati saat menuju kepada Rabbnya. Gairah berakhir dengan ketibaan, namun kerinduan dan hasrat tidak pernah pudar, karena hati si pencinta tidak akan puas hanya dengan satu lirikan. Lebih banyak rahasia yang dicari, lebih banyak penyingkapan, lebih banyak ilmu. Dan karunia Sang Kekasih berterusan melampaui harapan atau kepantasan, dan rahasia-rahasia Sang Kekasih tidak berakhir.
Setelah si faqir merasakan hasrat dan gairah di hati, maka segera disadari bahwa apa yang tadinya telah mati, hidup kembali. Hatinya tidak lagi sekedar gumpalan daging sebagaimana saat ia memulai perjalanan. Kini ia adalah sarana perubahan, arena berbagai cahaya, dan layar penyaksian. Ia menanti dan berjaga. Ia memanggil dan memanggil. Ia bernyanyi kepada Sang Kekasih. Ia bangkit dengan kekuatan dhikir. Ia bergoyang. Ia bergerak maju dalam lingkaran. Ia memasuki pusat Tarinya. Ia menari untuk Sang Kekasih. Kesemestaan dirinya dipenuhi gairah. Segala alasan dibuat untuk menyebut Nama-Nya. Setiap jejak dalam kehidupan menunjukkan bukti Sang Kekasih. Burung-burung, makhluk-makhluk, lautan-lautan, semuanya isyarat bermakna yang menampakkan keindahan Sang Kekasih atau keagungan Sang Kekasih. Kini tidak lagi mungkin melihat kepada seekor elang atau seekor tikus, seekor kucing atau seekor ikan, apalagi seorang pecinta Allah, tanpa linangan air mata cinta dan pengenalan mengalir dari sebuah hati yang hidup.
Sumber: 100 Langkah