Doa Syaikh Ibnu Atha’illah – 41:
يا من استوى برحمانيته على عرشه فصار العرش غيبا في رحمانيته كما صارت العوالم غيبا في عرشه محقق الآثار باالآثار ومحوت الأغيار بمحيطات أفلاك الأنوار.
Wahai Tuhan yg berkuasa dengan sifat rahmat-Nya di atas ‘Arsy sehingga ‘Arsy itu lenyap dalam rahmat-Nya, sebagaimana alam² lain lenyap dalam ‘Arsy-Nya! Engkau yg telah melenyapkan alam dengan alam dan melenyapkan ‘Arsy dengan kepungan cahaya yg meliputinya dari sifat rahmat-Nya.
Wahai Tuhan yg berkuasa dengan rahmat-Nya di atas ‘Arsy sehingga ‘Arsy itu di bawah kuasa-Nya, seperti halnya para raja dengan balatentaranya yg menguasai penduduk sebuah negeri. Di sini Tuhan seumpama seorang raja dan rahmat-Nya seumpama balatentara raja, sedangkan ‘Arsy-Nya seumpama penduduk suatu negeri.
Dengan kuasa-Nya, ‘Arsy itu lenyap dan tak berwujud berhadapan dengan rahmat-Nya, seperti hilangnya alam semesta dalam ‘Arsy Allah Ta’ala. Dengan kata lain, semua alam semesta ini tidak memiliki wujud jika berhadapan dengan ‘Arsy Allah Ta’ala.
Engkau telah melenyapkan alam semesta, yaitu langit dan bumi beserta isinya dengan alam lain, yaitu ‘Arsy, karena ‘Arsy adalah pengaruh dari rahmat-Mu. Seluruh alam semesta di hadapan ‘Arsy tidak bernilal apa². Kemudian, Engkau melenyapkan ‘Arsy dengan kepungan bintang² cahaya. Cahaya di umpamakan dengan bintang gemintang yg mengelilingi ‘Arsy dan cahaya itu adalah rahmat Allah Ta’ala.
Kesimpulannya, rahmat Allah Ta’ala dan kebaikan-Nya itulah yg membuat wujud seluruh alam semesta, ‘Arsy ataupun lainnya. Tanpa kebaikan-Nya, semuanya tak memiliki wujud. Maksud rahmat di atas adalah rahmat Allah Ta’ala yg meliputi segala sesuatu.