Khawf berarti takut, rasa gentar kepada Sang Pencipta dan Penguasa Hari Perhitungan. Dalam masanya si faqir bertafakur tentang bagaimana bekerjanya berbagai kenyataan kehidupan ini. Ia mencermati keadaan manusia, tidak sebagai sebuah legenda atau sejarah, tetapi sesuai wawasan Qur’an tentang umat yang membangun pelbagai masyarakat besar yang semuanya tersapu habis oleh berjalannya gelombang waktu yang tidak tertahankan terbentang di ruang jagat raya, yang sedemikian banglas*nya dari pada apa yang bisa dijangkau akal.
Ia menyadari bahwa musibah yang terjadi di jalanan tidak akan jelas terlihat dari sebuah gedung tinggi apalagi dari sebuah pesawat terbang. Ia menyadari bahwa gairah hasrat masa muda orangtuanya kini tidak lagi nyata dan tidak mungkin lagi dijangkau oleh mereka sekalipun. Ia menyadari betapa kecilnya karavannya dan betapa luas padang pasirnya. Dari tafakur ini kegentaran akan Kemahakuasaan Sang Pencipta bangkit di hatinya. Seraya merebaknya khawf, maka rasa takut pada makhluk lesap**. Tidak mungkin takut kepada Allah tanpa mengenali janji-Nya pada hamba-hamba-Nya. Ini terkait pada kaifiat*** selanjutnya, karena keduanya tidak terpisahkan dan harus setimbang.
Melimpahnya khawf menjadikan seseorang tidak berani berkata atau bertindak. Ini berarti ditanggalkannya ilmu. Dia yang kita takuti adalah Sang Raja Yang Maha Pengasih. Ketakutan di awalnya adalah ilmu. Ketakutan di pertengahannya adalah kejahilan. Ketakutan di akhirnya adalah kegembiraan. Sebagaimana api kompatibel terhadap sifat asli kadal salamander, demikian pula kekuasaan Maha Dahsyat Sang Rabb terhadap si hamba yang tiada berdaya dan rida.
Diseberang khawf adalah raja’, keduanya menggerakan si pencari melalui sebuah dinamika sehingga karena keduanya ia melaju di Jalan setapak ini.
Catatan :
*) bang·las a tidak terhalang, luas, lepas (tentang pandangan)
**) le·sap v 1 hilang; lenyap; lucut: air itu — diisap tanah; 2 menghilang secara berangsur-angsur (suara, gambar); 3 Ling hilang satu dari dua unsur atau bagian konstruksi yang koreferensial, seperti subjek anak kalimat pada sebelum pergi, dia menulis surat
***) kai·fi·at Ar n 1 keadaan menurut sifatnya; sifat (tabiat) yang asli; 2 cara yang khusus (baik)
Sumber: 100 Langkah