Haqiqat, kebenaran-kenyataan, adalah pencerahan ilmu batiniah yang memenuhi hati sang Pencari.
Tariqat adalah arena maknawi, sebagaimana syari’at adalah arena indrawi. Syari’at adalah ilmu lahiriah, sedangkan tariqat adalah ilmu batiniah. Tidak ada cara untuk mencapai pemahamannya, kecuali dengan berserah diri atas fakta bahwa diri adalah insan manusia, insan fana, makhluk ciptaan dalam waktu.
Sesudah mematuhi syari’at, sang Pencari Jalan menyadari bahwa ia berasal dari ketiadaan dan menuju ketiadaan. Waktunya singkat, dan harus direbut. Diterabas! Di dunia yang sejatinya adalah pergelaran semata, seluruh penghuninya buta. Mereka tidak bisa menerima bahwa imbalan dunia ini tidak bisa memuaskan penghuninya. Masa ini bukanlah waktu bagi arena penyaksian, itu terjadi di dunia selanjutnya, sesudah kematian.
Masa ini adalah arena amal. Untuk mencapai derajat manusia paripurna tidak mungkin dicapai tanpa keramat (karomah)*. Terjadinya keramat itulah Jalannya. Buahnya adalah penyaksian dan pencerahan. Namun, hal-hal ini hanya bisa dialami setelah kematian indrawi. Sehingga untuk menggapai penyaksian di arena maknawi berarti harus mengalami kematian, kematian maknawi sebelum kematian indrawi.
“Matilah engkau, sebelum engkau mati”, sebagaimana disampaikan dalam sebuah hadis terkenal. Hal ini ditegaskan lagi dalam banyak hadis lain dari kumpulan Sahih, seperti perintah berikut; “Jadikan dirimu seperti penghuni kubur.” Ini bukanlah saran untuk mengorbankan kehidupan, hanya saja untuk menggapai ilmu tertinggi harus ada praktiknya dan begitulah perintahnya.
Jika engkau menginginkan haqiqat, berdamailah dengan dirimu sendiri, hidupmu tidak akan sama lagi seperti dulu. Manusia sedang tidur. Ketika ia mati, ia terjaga! Haqiqat adalah terjaga. Ihsan.
Catatan
*)ke·ra·mat a 1 suci dan dapat mengadakan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa karena ketakwaannya kpd Tuhan (tt orang yg bertakwa); 2 suci dan bertuah yang dapat memberikan efek magis dan psikologis kepada pihak lain (tt barang atau tempat suci);
me·nge·ra·mat·kan v menganggap keramat;
Kata karomah tidak dikenal dalam kamus bahasa Indonesia. Dalam KBBI hanya ada kata “keramat” –diadaptasi dari kata karomah (Arab).
Pengertian karomah secara bahasa berasal dari kata karoma – karim (mulia). Karomah adalah kemuliaan atau penghormatan, yakni kemuliaan/penghormatan dari Allah Swt.
Secara istilah, karomah adalah hal atau kejadian yang luar biasa di luar nalar (logika) dan kemampuan manusia awam yang terjadi pada diri seseorang (wali Allah).
Karomah dimiliki oleh sebagian orang yang menjalankan kebaikan, sunnah, dan memiliki keistiqomahan yang sempurna. Allah Swt memberikan kemuliaan dengan karomah ini kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
Sumber: 100 Langkah