At-Tawali’ berarti kesemarakan*. Mereka dinyatakan oleh Shaykh al-Akbar sebagai : “Cahaya-cahaya tawhid yang menyinari hati-hati ahli makrifat yang melenyapkan semua cahaya lain.”
Cahaya tawali’ adalah hasil dari muraqaba, yaitu berjaga. Di tahapan ini cukuplah diketahui bahwa dari cahaya lawami’, anda pasti akan menuju ke cahaya tawali’ yang besar. Dikatakan bahwa cahaya lawa’ih seperti meteor, cahaya lawami’ seperti Galaksi Bimasakti terlihat menembus awan, dan cahaya tawali’ seakan Cahaya Bintang Selatan yang terlihat penuh ketika merebak di langit malam.
Kini, perhatian tunggal si faqir, dengan seluruh tuntutan gairahnya, adalah Rabbnya. Allah, segala puji bagi-Nya, tidak jauh, Ia dekat. Kedekatan-Nya lebih dekat dari urat nadi, bahkan lebih dekat, dari urat itu padanya. Ia-lah kehadiran. Kehidupan ialah kehadiran, Kehadiran Sang Penguasa. Dan itu cahaya. Allah ialah cahaya langit dan bumi. Itu maknanya lahiriah dan batiniah. Yakni indrawi dan maknawi. Di langit dan di hati, yakni langitnya batin. Cahaya di atas cahaya.
Allah membimbing sesiapa yang dikehendaki-Nya kepada cahaya-Nya. Allah berada sesuai sangka hamba-Nya, maka bersangka baiklah kepada Allah.
Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan.
Catatan :
*) ke·se·ma·rak·an n kemegahan; kemeriahan: kehadiran ratu kecantikan akan menambah – pesta itu
se·ma·rak n 1 seri; cahaya: — bunga-bunga yang embun tampak dari sela-sela daun yang hijau; 2 ki kemuliaan; kemegahan: untuk — tumpah darah yang tercinta; 3 keelokan; perhiasan: hilang — nya karena penderitaan batin dan kesukaan hidup; — negara;
Sumber: 100 Langkah