Bala berarti ujian.
Setelah fana datanglah bala. Setelah fana datanglah ujian. Akibat iluminasi makrifat yang demikian membinasakan, dan dengan begitu terbakarnya intisari diri, hingga mungkin saja pengaruh itu bisa membuat dia yang telah kembali, tergelincir. Ia bisa saja mengkhayalkan bahwa seluruh pengalaman itu adalah hasil usahanya, bahwa ada sesuatu yang telah dicapai, dan bahwa inti makna penyingkapan akan berbalik menjadi suatu kilah karena mendadak memasuki lagi yang indrawi. Maka dengan selalu bergantung kepada ketidakberdayaan dan tidak pernah melepas keyakinan dasar -bahwa si hamba ialah hamba dan Sang Rabb ialah Rabb- maka si pejalan akan memperoleh kemenangan. Urusan ini tidak berakhir dengan fana walaupun ia adalah puncak dan kuncinya.
Imam Junayd telah mengingatkan bahwa hadiah selanjutnya ialah bala, guna memurnikan si hamba pada keadaan barunya dan membantu mengatur lensa wawasan barunya. Bagi dia yang telah menyatukan wawasan berlawanan, sebuah pendidikan ulang dibutuhkan untuk mulai melakoni kehidupan berbagai makna itu seraya tetap berfungsi secara indrawinya. Allah-lah hadiah dari berbagai ujian pada hamba-Nya, untuk perlindungan si hamba, dan pemulihannya. Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dia-lah Yang Maha Dekat. Kini, seketika, tibalah ujian pertama bagi si pencinta untuk tidak menolak-Nya ketika Dia muncul dalam Keagungan yang mengerikan.
Sumber: 100 Langkah