Bast berarti Kelapangan. Shaykh Al-Akbar menyatakan sebagai berikut: “Bagi kita ia adalah sesiapa yang cukup lapang bagi benda-benda, dan tidak ada sesuatu yang cukup lapang baginya.” Dikatakan bahwa itu adalah keadaan harapan. Dikatakan bahwa itu ialah sebuah warid, dan ia menuntut adanya kasih sayang dan keintiman.
Seperti qabd adalah makna dari ketakutan maka bast adalah makna dari harapan. Penting menyadari pergerakan dalam kesadaran bahwa si faqir telah melangkah dari indrawi ke maknawi. Karena ketika indrawi masih terkait pada nafsu dan peristiwa, maka maknawi membawa dia ke ruh dan penyaksian.
Setiap keadaan menuntut satu adab padanya dan satu adab untuk selanjutnya.
Shaykh Ibn Atha’illah berkata dalam Hikam: “Lebih menakutkan bagi arifin jika dilapangkan daripada disempitkan, karena hanya sedikit yang mampu bertahan dalam batasan-batasan adab saat dilapangkan.”
Dhikir padanya adalah:
Subhanallahi wa bi-hamdihi
Subhanallahi al-adhim. 21 kali.
Dhikir dalam qabd senantiasa setiap kali ialah hadra dan membaca Al Quran yang panjang.
Sumber: 100 Langkah