Farq berarti pemisahan. Sudah tiba saatnya untuk memperkenalkan sepasang istilah berlawanan yang penting dan membawanya pada kumpulan pengertian baru yang lebih mendalam. Dengan pasangan ini maka pasangan terdahulu, yakni hiss dan mana diberi pengertian yang lebih kaya dan lebih pelik. Definisinya menurut Shaykh al Akbar adalah: “Ia menerangkan ciptaan tanpa al-Haqq. Disebut bahwa inilah tafakur kepada yang disembah.”
Ia adalah kesadaran tentang makhluk oleh makhluk. Inilah diri itu sendiri yang merasakan dirinya karena keragaman dan dengan demikian terjabarkan menjadi keragaman.
Sidi ‘Ali al Jamal berkata bahwa sakit adalah farq, sebagaimana sehat adalah kesatuan. Dalam kesakitan seseorang menjadi sadar tentang tubuhnya dalam berbagai fungsinya, tempatnya, tanggapan syaraf, dsb. Semakin sakit seseorang maka semakin banyak kesadaran terkungkung dalam perpisahan, semakin membumi, diturunkan, dibentangkan.
Para sufi melakukan penarikan diri dari pemisahan – bukan untuk jadi zahid dan berpaling selamanya dari dunia – tetapi untuk mengetahui apa sebenarnya pemisahan ini dalam kenyataan-Nya. Ketika si faqir tiba pada kesatuan ilmu, maka seperti kami katakan, pemisahan tidak menutupinya dari penyatuan dan penyatuan tidak menutupinya dari pemisahan, dan ini bukanlah sekadar suatu kesadaran konsepsi melainkan bahwa kedua tataran pikiran dan pengalaman telah menyatu sebagaimana spons ialah arena kesatuan dari spons dan air, tanpa spons harus menjadi air atau airnya jadi spons. Yaitu tanpa, perembesan kedalam atau penyatuan atau penggabungan atau penyerupaan. Penarikan diri ini mensyaratkan awalnya berpaling dari segala yang tampak sebagai ghayr (selainnya, Peny.) hingga akhirnya engkau berpaling dari dirimu sendiri.
Sumber: 100 Langkah