Ikhlas yaitu kemurnian yang suci bersih. Mukhlisin ialah mereka yang selalu menyaksikan perjumpaan dengan Rabb-nya. Maknanya terkandung dalam Surat al-Ikhlas. ‘Katakanlah: Dia-lah Allah, Dia-lah Yang Ahad. Allah, Dia-lah Ash-Shomad (Yang Kepada-Nya bergantung segala sesuatu). Dia tidak beranak dan Dia tidak diperanakan. Dan tidak ada sesuatupun setara dengan Dia.’
Inilah penjelasan tentang Allah dalam pernyataan Yang Maha Benar dan tidak ada sesuatu pun hal si hamba padanya. Yang ada hanya Allah.
Di saat si faqir mampu melihat bahwa pada diri makhluk manusia terkandung dimensi ruhaniah yang sedemikian luhur – ketika ia menyadari bahwa dia bukanlah sekedar anak zamannya, bahkan sebenarnya ia adalah seorang rijal Waktu itu sendiri, ketika ia mengerti bahwa dengan karunia akal budinya terbentang ihwal yang tak terbatas maka ia menyadari bahwa rupa diri sejatinya seharusnya adalah seorang mukhlis.
Jalan cepat menuju keadaan ini adalah dengan terus menerus membaca Surat al-Ikhlas sambil mentafakuri maknanya secara mendalam.
Bacalah 3 kali, 111 kali, 1000 kali.
“Bismillahir-Rahmanir-Rahim. Qul huwa’llahu ahad. Allahu samad. Lam yalid wa lam yulad. Wa lam yakun lahu kufu’an ahad.”
Sumber: 100 Langkah