Doa Syaikh Ibnu Atha’illah – 39:
Ų„ŁŁŁ ŁŁŁ Ų§Ų³ŲŖŲ¹Ų² ŁŲ£ŁŲŖ ŁŁ Ų§ŁŲ° ŁŲ© Ų£Ų±ŁŲ²ŲŖŁŁ Ų£Ł ŁŁŁ ŁŲ§ Ų§Ų³ŲŖŲ¹Ų² ŁŲ„ŁŁŁ ŁŲ³ŲØŲŖŁŁ Ų£Ł ŁŁŁ ŁŲ§Ų§ŁŲŖŁŲ± ŁŲ£ŁŲŖ Ų§ŁŲ°Ł ŁŁ Ų§ŁŁŁŲ± Ų£ŁŁ ŲŖŁŁ Ų£Ł ŁŁŁ Ų§ŁŲŖŁŲ± ŁŲ£ŁŲŖ Ų§ŁŲ°Ł ŲØŲ¬ŁŲÆŁ Ų£ŲŗŁŁŲŖŁŁ.
Tuhanku, bagaimana mungkin aku akan mulia, sedangkan engkau telah menempatkan aku dalam kehinaan. Namun, bagaimana mungkin aku tidak mulia, sedangkan kepada Diri-Mu lah aku dinisbatkan. Bagaimana mungkin aku tidak akan miskin, sedangkan Engkau telah menempatkanku dalam kemiskinan. Namun, bagaimana mungkin aku akan miskin, sedangkan Engkau telah mencukupiku dengan kemurahan-Mu.
Tuhanku, bagaimana mungkin aku akan menjadi orang mulia, sedangkan Engkau telah menempatkanku dalam kehinaan dan Kau jadikan kehinaan sebagai tempat yg tak bisa kutinggalkan. Namun sebaliknya, bagaimana mungkin aku tidak mulia, sedangkan Engkau sendiri yg mendekatkanku kepada-Mu secara khusus, yaitu dengan memberiku cahaya pada lahir dan batinku hingga setiap orang yg melihatku berkata kepadaku, āIni adalah wali Allah.ā Padahal di satu sisi aku hina, sedangkan di sisi lain aku mulia.
Bagaimana mungkin aku tidak akan miskin, sedangkan Engkau telah menempatkanku dalam kemiskinan. Kemiskinan adalah sifat yg lazim bagiku, demikian pula kehinaan. Namun, bagaimana mungkin aku akan miskin, sedangkan Engkau dengan wujud dan kebaikan-Mu telah mencukupiku sehingga aku bangga dan mulia berkat kemurahan-Mu.
Kemiskinan adalah pangkal kehinaan dan kekayaan adalah sumber kemuliaan. Kehinaan yg dimaksud di sini adalah kehinaan kemakhlukan dan kehambaan. Dinisbatkan maknanya dengan diberikan rahasia keistimewaan.