Tajalli berarti perwujudan. Pembukaan penglihatan Allah bagi hamba-Nya. Iluminasi.
Tajalliyat, kadang disebut kasyaf, adalah pembukaan-pembukaan yang tiba pada sang arifin, ketika ia bergerak melalui alam Malakut, dan cahaya-cahaya Jabarut menerobosinya. Sebagaimana dinyatakan Shaykh al-Akbar, pada hakikatnya Jabarut bukanlah kerajaan tertinggi, ia kerajaan tengah, barzakh atau ruang antara berbagai cahaya, yang terletak antara arena bentuk yang tersembunyi dan arena bentuk yang terlihat oleh mata. Karena dalam kehidupan biasa sehari-hari, yaitu sebuah tidur, kita tidak punya akses kepada yang gaib sehingga si pencari harus berupaya untuk berpaling dari segala yang (kelihatannya) selain dari Allah. Sedangkan ini, tujuannya agar mampu melihat seluruh semesta kehidupan di dua alam dan menyaksikan Allah padanya. Ketika usaha batin menguasai usaha lahirnya, maka alam gaib mengambil alih dari alam nyata.
Tahap kerja selanjutnya adalah menyelaraskan yang batin dan yang lahir dalam kepentingannya. Jika tidak, seseorang akan menjadi batinis dan menolak lahiriah dan membatasi Allah. Oleh karenanya tahap akhir menjelang iluminasi sedemikian sulitnya tanpa bimbingan, bahkan tidak mungkin. “Tidak ada jalan menuju fana pada Allah kecuali di tangan seorang Shaykh dan pengecualiannya tidak menafikan aturannya”, kata Shaykh al-Hashimi dari Damaskus. Jika keduanya selaras, yaitu setara, maka mereka tidak lagi bertentangan dan karenanya, lenyap, karena yang satu tidak lagi mendominasi yang lain. Di fase ini cahaya-cahaya sifat muncul secara terbuka. Saat pengenalan menyingsingkan cahaya-cahaya agung Zat muncul. Tajalli Zat. Wajah Sang Kekasih.
Sumber: 100 Langkah