Surat Syaikh Ibnu Atha’illah Untuk Sahabatnya – 1:
“Perjalanan Hati ke Hadirat Tuhan”
فان البدايات مخلات النهايات وان من كانت بالله بدايته كانت اليه نهايته.
Sesungguhnya, bidayah (permulaan) itu bagaikan cermin yg memperlihatkan nihayah (akhir). Siapa yg bidayahnya selalu bersandar kepada Allah, pasti nihayah-nya akan sampai kepada-Nya.
Ungkapan diatas menjelaskan kondisi salik sejak awal hingga akhir perjalanan sampai ia menempati kedudukannya. Kemudian, Syaikh Ibnu Atha’illah menyebutkan etika suluk (meniti jalan Allah) dan cara wushul (sampai kepada Allah).
Maksud “permulaan” di sini adalah permulaan segala perkara. Yg dimaksud “cermin yg memperlihatkan akhir” adalah gambaran akhir segala perkara. Artinya, permulaan seorang murid adalah gambaran akhirnya. Jika di awalnya ia sudah memiliki tekad kuat untuk menghadap Allah Ta’ala dan berjuang dalam ibadah dan riyadhah, itu adalah bukti bahwa di akhirnya ia akan mendapatkan kemenangan besar. Ia akan sampai kepada tujuannya dalam waktu singkat. Akan tetapi, jika di awalnya ia lemah, kemenangan dan wushul -nya pun akan lemah.
Siapa yg sejak awalnya telah bersandar kepada Allah Ta’ala, selalu meminta pertolongan-Nya dalam ibadah dan riyadhah -nya, maka di akhirnya, ia pasti akan sampai kepada Allah Ta’ala. Ia akan berhasil mengungkap betapa Allah Maha Qayyum (mengatur). Ia pun akan selalu mengesakan-Nya dan meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah Yang Awal dan Yang Akhir, Lahir dan Batin. Dengan begitu, ia akan merasa dirinya sirna dan hilang di hadapan Allah Ta’ala. Wallaahu a’lam