45. Wajd

Wajd adalah derajat awal ekstase*). Istilah ini berasal dari akar huruf w – j – d. Artinya ialah untuk menemukan diri sendiri, untuk menemukan, untuk sungguh-sungguh menginginkan, untuk ada. Karenanya bisa dikatakan bahwa akar kehidupan itu sendiri adalah ekstase.

Shaykh al-Akbar menyebutnya, “Ia adalah apa yang tiba-tiba dijumpai hati pada keadaan-keadaan gaibnya terlepas dari penyaksian.”

Tahapan kedua ekstase disebut wijdan. Shaykh ibn Ajiba menyatakannya sebagai keadaan ketika kemanisan penyaksian berlangsung, biasanya diikuti dengan kemabukan dan kekaguman.

Pada dua keadaan ini sesuatu yang berasal dari keadaan batin, tumpah, dan membanjiri pertemuan. Meskipun beberapa sufi mengizinkan meniru perilaku pada saat ekstase dengan niat supaya mereka bisa tiba pada keadaan itu, perilaku ini sungguh terlarang pada kumpulan Shaykh al-Kamil yang menyatakan bahwa orang-orang di masa kini sudah benar-benar rentan terhadap gangguan keadaan neurotik. Jika hal-nya itu benar-benar asli, maka tugas salihun di antara para Sufi untuk menenangkan dan membimbing orang itu untuk kembali tenang, tanpa paksaan, atau kekerasan. Dengan mengulang-ulang menyebut Asma-asma penuh Rahmat saja dapat mengakibatkan hasil yang menakjubkan atas hati yang kacau. Kami pernah menjumpai seorang majdhouba (seorang wanita majdhoub, Peny.) di dinding Ka’bah dalam keadaan wijdan, kekuatan jalali yang begitu besar dari Ka’bah telah meliputinya dan dia begitu kebingungan. Dengan membacakan kepadanya, “Yaa Rahman, Yaa Rahim” berkali-kali, ia segera terlepas dari keadaan yang menghancurkan itu. Pembacaan Al Quran senantiasa menenangkan mereka yang sedang kebingungan, namun Allah-lah yang Maha Tahu.


Catatan :

*) eks·ta·se /ékstase/ n keadaan di luar kesadaran diri (seperti keadaan orang yang sedang khusyuk bersemadi)

Sumber: 100 Langkah

100 Langkah

Mulai Perjalanan

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Buku Lain

Rekomendasi

Di sejumlah pesantren salafiyah, buku ini (Tanwir al-Qulub) biasanya dipelajari bersamaan dengan kitab-kitab fikih. Yang sedikit membedakan, kitab ini ditulis oleh seorang pelaku tarekat sekaligus mursyid dari tarekat Naqsyabandiyah.

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Tingkatan Alam Menurut Para Sufi

“Tingkatan Alam Menurut Para Sufi” فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُّوحِى فَقَعُوا لَهُۥ سٰجِدِينَ “Maka…

Islam, Iman dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى…

Hidup Ini Terlalu Singkat

Postingan yg indah dari Bunda Amanah: Bismillahirrahmanirrahim. “Hidup ini Terlalu Singkat” Oleh: Siti Amanah Hidup…
All articles loaded
No more articles to load

Mengenal Yang Mulia Ayahanda Guru

Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin al-Khalidi qs.

Silsilah Kemursyidan

Dokumentasi

Download Capita Selecta

Isra' Mi'raj (Rajab)

26 Jan - 05 Feb

Ramadhan

30 Mar - 09 Apr

Hari Guru & Idul Adha

20 Jun - 30 Jun

Muharam

27 Jul - 06 Ags

Maulid Nabi

28 Sep - 08 Okt

Rutin

30 Nov - 10 Des

All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load

Kontak Person

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Abangda Teguh

Kediri, Jawa Timur

Abangda Tomas

Pangkalan Bun 

Abangda Vici

Kediri, Jawa Timur

WhatsApp
Facebook
Telegram
Twitter
Email
Print