Hal berarti keadaan. Shaykh Al-Akbar menyebutnya: “Itulah apa yang terjadi pada hati tanpa ketergantungan atau usaha. Jika terus berlanjut, kesukaan mungkin tidak akan mengikutinya. Sesiapa yang menjadikan kesukaan mengikutinya, berbicara tentang kelanggengannya. Sesiapa yang menjadikan kesukaan tidak mengikutinya, berbicara tentang ketidaklanggengannya. Dikatakan bahwa hal keadaan itu mengubah sifat-sifat bagi sang hamba.”
Di tahapan pengalaman ini, si faqir telah memasuki arena perenungan dan berbagai hasilnya. Hal itu tidak berasal dari kejadian, atau dari luar, atau dari perasaan, atau dari semua bentuk penjelmaan nafsu. Hal turun ke hati, dan seperti telah kita ketahui, ia sendiri selalu bergerak, berubah setiap saat. Si faqir harus belajar bergerak dengan gerakannya, sebagaimana si pelaut mengatur ubah layar karena angin. Jangan menceritakan apa yang tiba di dalam hati kepada orang lain. Sejak saat ini, si faqir harus melaporkan pengalaman batinnya hanya kepada Shaykhnya, atau kepada seseorang yang terpandang di antara salihin.
Telah dikatakan: “Dimulai sebagai sebuah kegilaan, di tengahnya ialah ilmu, di akhirnya ialah keheningan.” Yaitu: junun, funun, sukun*).
Hal menggerakkan apa yang diam, lalu ia menenangkannya dan akhirnya mengistirahatkannya. Inilah pengaruh-pengaruh cinta. Sekarang, baru sekarang, kita bisa bicara tentang cinta untuk pertama kali.
Catatan :
*) Junun, funun, Pepatah Arab, al-junun funun (kegilaan itu banyak modelnya). Maka beruntunglah orang-orang yang gila, yaitu orang-orang yang tenggelam dalam zikrullah. Dan merugilah orang-orang yang tergila-gila dengan dunia yang fana. http://ikmalonline.com/level-cinta-tertinggi-perbedaan-antara-hubb-dan-isyq/
Sukun, sukun (سكون), adalah harakat yang berbentuk bulat layaknya huruf ha (ه) yang ditulis di atas suatu huruf Arab. Sukun dimaknai “diam” atau “tenang”.
https://emariferha.wordpress.com/tag/makna-sukun/
Sumber: 100 Langkah