Engkau adalah Cermin-Ku

1 week ago

< 1 min read

“Engkau adalah Asma-Ku dan dalil bagi Dzat-Ku. Barangsiapa melihatmu maka ia telah melihat-Ku, barangsiapa menghormatimu maka ia telah menghormati-Ku, barangsiapa menghinamu maka jiwanya dalam kehinaan, dan barangsiapa merendahkanmu maka jiwanya dalam kerendahan.

Engkau adalah cermin-Ku, rumah-Ku, tempat tinggal-Ku, harta karun dari rahasia-Ku, dan wadah dari pengetahuan-Ku. Bila engkau tidak ada, maka Aku tidak akan diketahui, disembah, dipuja, atau pun ditolak.”

Dikutip oleh Syaikh Al-Akbar, Imam Ibnu ‘Arabi (qs.), dalam Kitab Masyaahid Al-Asraar Al-Qudsiyyah.

Kutipan di atas, yang merupakan dialog Ilahi, menyingkap rahasia agung tentang kedudukan manusia di hadapan Sang Pencipta. Manusia, dalam esensinya yang paling murni, adalah cermin bagi Tuhan—wadah di mana Nama dan Sifat-Nya termanifestasi di alam semesta. Melalui manusialah Tuhan “dikenal”, karena kitalah yang diberi potensi untuk memandang dan menyaksikan-Nya. Kehormatan dan kerendahan kita terikat langsung pada sejauh mana kita menyadari dan memanifestasikan hakikat luhur ini.

Namun, dalam perjalanan menjadi cermin yang bening, kita seringkali dihadapkan pada ujian keinginan dan doa yang seolah tak kunjung terkabul. Di sinilah hikmah dari Syaikh Ibnu Atha’illah As-Sakandari (qs.) memberikan cahayanya: “Ketika Dia telah membukakan bagimu pintu pemahaman atas penangguhan permintaanmu, maka penangguhan itu berubah menjadi mata air pemberian.”

Penundaan bukanlah bentuk penolakan, melainkan sebuah bentuk tarbiyah (pendidikan) dari-Nya. Saat sebuah permintaan ditangguhkan, kita dipaksa untuk berpaling dari keinginan kita kepada Sang Pemberi Keinginan itu sendiri. Proses inilah yang disebut sebagai “pintu pemahaman”. Ketika kita mulai mengerti bahwa pilihan-Nya jauh lebih baik dari pilihan kita, maka penundaan itu sendiri menjadi sebuah anugerah tak ternilai. Ia membersihkan cermin jiwa kita dari noda keakuan dan kehendak pribadi, sehingga cahaya Ilahi dapat terpantul dengan lebih sempurna. Dengan demikian, penangguhan itu sejatinya adalah “mata air pemberian” yang mengalirkan ma’rifat dan kedekatan dengan-Nya, sebuah karunia yang jauh lebih agung daripada terkabulnya permintaan duniawi.

: : : : : : : : :

Sumber: https://www.facebook.com/share/p/1LYbrv8Hwp/

Share this post

September 23, 2025

Copy Title and Content
Content has been copied.

Artikel

Baca juga:

Baca berbagai artikel Islami dan tambah wawasan bersama.

Tentang Khalifah Guru Kita | Pejalan Ruhani

Apapun yang terjadi didunia ini adalah seizin Allah SWT seperti wabah penyakit,musibah dan bencana sudah seizin-Nya. Sebagai seorang murid kita hanya mampu menyaksikannya kebesaran-Nya dan

Rumah Bau Melati | Pejalan Ruhani

Waktu maghrib yg menegangkan.Orang² bergerak menuju rumah kosong setelah pencuri kotak amal lari ke dalam bangunan angker untuk bersembunyi. Tidak ada adzan maghrib hari itu,

Hadits Qudsi Penggugah Jiwa | Pejalan Ruhani

Imam Al-Ghazali meriwayatkan dlm kitab Al-Mawaizh fi Al-Ahadits Al-Qudsiyyah, Allah Ta’ala berfirman: شَهِدَتْ نَفْسِي، أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ أَنَا وَحْدِي، لاَ شَرِيْكَ لِي، مُحَمَّدٌ عَبْدِي

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Sekretariat:
Perum Jaya Maspion Permata Beryl
B2-10 Gedangan, Sidoarjo
Jawa Timur
61254

Email Sekretariat:
suraubaitulfatih@gmail.com
baruk46@gmail.com

Web/App Developer:
Hubungi nomor atau email berikut untuk perihal teknis yang berhubungan dengan website/aplikasi Pejalan Ruhani.

aldibudimanputra@gmail.com
Whatsapp link