Mati itu pasti, tapi tidak ada yg tau bagaimana waktu mati nanti. Meninggal dengan baik atau celaka.
Saat mati itu kita bisa di mana saja dan sedang apa saja.
Kadang kita merasa masih segar, otot kekar, cantik dan gagah.
Seakan malaikat maut tak mungkin menjamah.
Saat ajal sudah terjadi, tauĀ² ruh sudah berpindah.
Rencana entah nanti mau bertaubat atas semua dosa.
Tapi tak bisa kembali, sebab sudah terlanjur di sana.
Hanya orang yg selalu ingat dan waspada.
Tak dirundung sesal dan nelangsa.
Jasad yg dibangga, akan diuruk tanah.
Jangankan berontak, atau berusaha mencegah.
Sampai terkubur semua badan tetap tak bisa apaĀ².
Ketika ruh dikembalikan, kenyataan diri sudah dipendam.
Hanya mendengar suara sandal para pelayat pergi.
Dan ketakutan teramat menguasai.
Dalam kubur sama sekali tak ada cahaya, tangan sendiri pun tak terlihat bentuknya.
Lalu malaikat datang bertanya dengan bentakan.
Padahal diri masih dirundung kebingungan.
Dan kadang masih saja timbul perasaan ini beneran mati atau hanya mimpi buruk saja.
TauĀ² ledakan cambuk dan pijar api memenuhi ruang, karena ditanya malaikat tak memberi jawaban.
Panas yg tak bisa dilukiskan, sakit yg belum pernah dirasakan, remuk tercerai berai badan kena siksaan.
Lalu ruh kita diseret untuk menerima siksaan sesuai keingkaran kita kepada Allah.
Dan karena dosa yg dilakukan tak kenal lelah.
Disana tempat memetik buahnya.
Kebaikan akan menjadi buah nikmat apa saja.
Dan keburukan juga akan dibalas tak terlewati.
Jika kau tak percaya, cepat mati, nanti akan kupanggil ruhmu untuk ku tanya kabarmu di sana.
Setidaknya kamu jadi percaya, walau sudah tiada.
Dan sudah pasti itu terlambat, sudah tak mungkin kamu kembali.
Nyalanya iman itu kita tak dirugikan.
Tak usah bayar perbulan, juga tak ada pajak tahunan.
Tapi rasa percaya memang tak bisa dipaksakan.
Biarlah semua akan menerima balasan dari yg dilakukan.