Doa Keluar Rumah – Al-Habib Umar bin Hafidz

4 months ago

2 min read

Setiap hari, kita melangkahkan kaki keluar dari pintu rumah, memasuki dunia yang penuh dengan berbagai kemungkinan—ada kebaikan yang dinanti, namun tak sedikit pula tantangan dan godaan yang menghadang. Dalam hiruk pikuk kehidupan, seringkali kita lupa bahwa ada perisai spiritual yang diajarkan oleh Baginda Nabi Muhammad ﷺ, sebuah amalan ringan di lisan namun berat timbangannya di sisi Allah, yang mampu menjadi benteng tak kasat mata di sepanjang hari kita.

Sebagaimana dijelaskan dengan indah oleh para ulama pewaris Nabi, salah satunya Al-Habib Umar bin Hafidz, terdapat sebuah dzikir agung yang memiliki keutamaan luar biasa ketika diucapkan saat hendak meninggalkan rumah. Amalan ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah proklamasi iman, penyerahan diri, dan permohonan kekuatan kepada Sang Maha Pelindung.

Dzikir Agung Saat Melangkah Keluar

Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk membaca doa berikut:

بِسْمِ اللهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

Bismillahi, tawakkaltu ‘alallah, wa la haula wa la quwwata illa billah.

Artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.”

Janji Perlindungan yang Menakjubkan

Keajaiban dari dzikir ini terletak pada janji yang menyertainya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi, Rasulullah ﷺ menjelaskan apa yang terjadi seketika seseorang mengamalkannya. Ketika seorang hamba mengucapkan kalimat ini, maka akan dikatakan kepadanya:

“Engkau telah diberi petunjuk (hudiya), engkau telah dicukupi (kufiya), dan engkau telah dijaga (wuqiya).”

Mendengar janji ini, para syaitan yang bertugas menggodanya pun akan saling menjauh. Syaitan yang satu akan berkata kepada syaitan yang lain:

“Bagaimana mungkin engkau bisa menggoda seorang laki-laki yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dijaga?”

Mereka menyerah. Benteng pertahanan telah tegak, dan mereka tidak memiliki celah untuk menembusnya.

Makna Mendalam di Balik Tiga Jaminan Perlindungan

Al-Habib Umar bin Hafidz menguraikan lebih dalam makna dari tiga jaminan agung ini:

  1. Hudiya (Diberi Petunjuk): Dengan menyebut nama Allah dan bertawakal, kita telah diserahkan pada hidayah-Nya. Artinya, sepanjang hari itu, langkah kita, pikiran kita, dan keputusan kita akan dibimbing menuju jalan kebenaran dan kebaikan. Kita akan diarahkan menjauhi kesesatan dan hal-hal yang tidak bermanfaat.
  2. Kufiya (Dicukupi): Allah SWT akan mencukupi segala urusan dan kebutuhan kita pada hari itu. Ini mencakup perlindungan dari segala musibah, bala, kekhawatiran, dan kecemasan. Segala kebutuhan kita, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi, berada dalam jaminan kecukupan dari-Nya. Bisikan-bisikan (was-was) yang meresahkan hati akan diredam.
  3. Wuqiya (Dijaga): Ini adalah tingkat perlindungan tertinggi. Kita dijaga dan dipelihara dari segala bentuk keburukan, terutama dari fitnah (ujian yang merusak iman) dan godaan syaitan. Tubuh, jiwa, dan iman kita berada dalam pemeliharaan (hifzh) Allah Yang Maha Kuat.

Sebuah ‘Perniagaan’ yang Mudah dan Menguntungkan

Sungguh menakjubkan, tiga perlindungan sempurna ini—petunjuk, kecukupan, dan penjagaan—dapat kita ‘beli’ dengan sebuah kalimat yang begitu ringan dan mudah. Ia adalah bukti betapa luasnya rahmat Allah SWT bagi hamba-Nya. Ia tidak meminta amalan yang memberatkan untuk sebuah perlindungan yang menyeluruh.

Maka, jangan biarkan lisan kita kering dari dzikir ini setiap kali kita melangkah keluar pintu. Jadikan ia sebagai nafas pertama kita saat memasuki dunia luar. Ajarkan kepada keluarga dan anak-anak kita, agar setiap langkah mereka senantiasa berada dalam naungan benteng perlindungan Allah SWT. Dengan begitu, kita berjalan bukan lagi dengan kekuatan kita yang lemah, melainkan dengan kekuatan dan penjagaan dari Dia Yang Tiada Tandingannya.

Share this post

June 29, 2025

Copy Title and Content
Content has been copied.

Artikel

Baca juga:

Baca berbagai artikel Islami dan tambah wawasan bersama.

Waktu adalah Allah

Dalam hiruk pikuk dunia modern, kita akrab dengan adagium “waktu adalah uang.” Sebuah pepatah yang mendorong kita untuk menjadi produktif, efisien, dan terus mengejar pencapaian

Tingkatan Wali Allah | Pejalan Ruhani

Syaikh Abu Hasan Ali al-Hujwiri dalam kitabnya yang berjudul Kasyf Al-Mahjub, mengatakan bahwa wali Akhyar sebanyak 300 orang, wali Abdal sebanyak 40 orang, wali Abrar sebanyak 7 orang, wali Autad sebanyak 4 orang, wali

Tingkatan Alam Menurut Para Sufi | Pejalan Ruhani

“Tingkatan Alam Menurut Para Sufi” فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُّوحِى فَقَعُوا لَهُۥ سٰجِدِينَ “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Sekretariat:
Perum Jaya Maspion Permata Beryl
B2-10 Gedangan, Sidoarjo
Jawa Timur
61254

Email Sekretariat:
suraubaitulfatih@gmail.com
baruk46@gmail.com

Web/App Developer:
Hubungi nomor atau email berikut untuk perihal teknis yang berhubungan dengan website/aplikasi Pejalan Ruhani.

aldibudimanputra@gmail.com
Whatsapp link