Ia adalah seorang Arif, seorang yang fana billah dan baqa billah, yang telah diangkat ke Maqam Penglihatan tertinggi. Ia adalah Rahasia (sirr) dari Rahasia-Rahasia Allah dan Keramat dari Keramat-Keramat Allah. Di dalam dirinya ia menggabungkan dua tipe ilmu, yaitu ilmu lahir dan ilmu batin. Allah mengaruniainya dari dua Samudra, dan memberinya Otoritas dari dua alam, yaitu alam manusia dan jin.
Imam Rabbani Ahmad al-Faruqi (q) mengatakan, “Muhammad al-Baqi adalah orang yang duduk di Singgasana seluruh Syekh, dan ia adalah Deputi dari seluruh Syekh di dalam Silsilah Keemasan Tarekat Naqsybandi, yang telah mencapai batas Tak Hingga, yang telah mencapai Maqam-Maqam Kewalian tertinggi. Ia adalah seorang Qutub yang menyokong setiap makhluk di bumi ini. Ia menyingkap rahasia-rahasia yang hakiki. Ia adalah yang membenarkan Maqam Hakikat dari Nabi Muhammad (s). Ia adalah Pilar bagi Ahlul Irsyad. Ia adalah Esens dari Orang-Orang Arif dan seorang Muhaqqiqin.”
Ia lahir pada tahun 972 H. di kota Kabul, di negeri `Ajam yang merupakan daerah koloni Kesultanan India. Ayahnya adalah seorang hakim bernama, Abdu-s-Salam. Ia pergi ke India pertama kalinya dalam urusan pribadi. Di sana ia tertarik oleh suatu Daya Tarik Ilahiah. Ia lalu meninggalkan kehidupan duniawi dan mengejar ilmu spiritual dari Syekh di zamannya. Ia terus berkumpul dengan para syekh dan awliya sampai ia sendiri menjadi sebuah samudra keilmuan dan menjadi seorang wali. Ia kemudian sering bepergian sampai ia tiba di kota Samarqand. Di sana ia menghubungkan diri dengan Syekh di zamannya, yaitu Muhammad Khwaja al- Amkanaki (q). Dari beliau ia menerima Tarekat Naqsybandi.
Dalam waktu yang sangat singkat ia menerima apa yang memerlukan waktu seumur hidup bagi seorang salik untuk dapat menerimanya. Ia juga diangkat melalui bimbingan spiritual dari Syekh Ubaidullah al-Ahrar (q). Kehormatannya menjadi terkenal di mana-mana. Syekhnya, Muhammad Khwaja al-Amkanaki (q), memberinya otoritas untuk membimbing para pengikutnya dan melatih mereka untuk menjalankan tarekatnya. Beliau memerintahkannya untuk kembali ke India. Beliau memprediksikan, “Kau akan mempunyai seorang murid yang akan menjadi seperti matahari.” Kelak murid yang dimaksud adalah Imam Rabbani Ahmad al- Faruqi (q).
Ia kembali ke India dan tinggal di kota Delhi-Jahanabad, yang diisinya dengan iman, ilmu, rahasia-rahasia dan cahaya. Melaluinya Tarekat Naqsybandi tersebar ke seluruh penjuru Sub Benua India dan jutaan orang terhubung kepadanya melalui para deputinya. Seluruh bangsa di Sub Benua India tertarik terhadap ilmu dan kekuatan Surgawinya dan mereka tertarik terhadap akhlak kenabian yang disandangnya. Menjadi termasyhur di seluruh Sub Benua India bahwa setiap orang yang datang kepadanya lalu memandang matanya, atau duduk di dalam majelisnya, melakukan zikir, ia akan memasuki suatu keadaan peniadaan diri (gaib) yang dengannya ia akan mencapai keadaan fana, melalui sekali pertemuan. Dengan keramatnya ini, ia menarik jutaan orang hingga Tarekat Naqsybandi menjadi buah bibir setiap orang di zamannya.
Ia wafat pada hari Rabu, 14 Jumadil-Akhir 1014 H. di kota Delhi dalam usia 40 tahun dan empat bulan. Makamnya berada di sebelah barat kota Delhi.
