Navigasi
Rekomendasi

Al-Hikam (2024)
✅ Sayyidi Syaikh Ibnu Atha’illah as-Sakandari (qs.)

Daqaiqul Akhbar
✅ Syaikh Abdurrahim bin Ahmad al-Qadhi (qs.)

Minahus Saniyyah
✅ Sayyidi Syaikh Abdul Wahhab As-Sya’rani (qs.)

Tanwirul Qulub
✅ Sayyidi Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi Al-Khalidi (qs.)

100 Langkah
✅ Sayyidi Syaikh Abdal Qadir As-Sufi (qs.)

Capita Selecta
✅ Sayyidi Syaikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya Muhammad Amin Al-Khalidi (qs.)
Artikel Terbaru

Suara Harapan dari Balik Puing: Hikmah Ridha Santri Yusuf
Di tengah hiruk pikuk dan ketidakpastian pasca-robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, secercah harapan pertama datang bukan dari alat berat atau temuan visual, melainkan dari sebuah suara. Suara itu milik Yusuf, seorang santri berusia 16 tahun, yang memecah keheningan dari balik reruntuhan beton, menjadi bukti pertama bahwa kehidupan masih ada di bawah sana. Kisahnya adalah pelajaran agung tentang bagaimana ridha (penerimaan tulus) atas takdir Allah dapat melahirkan sakinah (ketenangan jiwa) yang luar biasa. Ridha: Kunci Ketenangan di Tengah Bencana Selama 15 jam, Yusuf terperangkap dalam kegelapan yang pekat dan ruang yang sempit. Dalam kondisi seperti itu, reaksi alami manusia adalah panik, berteriak histeris,

Sholawat di Balik Puing: Keajaiban Alfatih di Antara Khauf dan Roja’
Di tengah duka yang menyelimuti Pondok Pesantren Al Khoziny, satu lagi kisah keajaiban terungkap, membawa pesan mendalam tentang kekuatan kepasrahan dan pertolongan gaib. Kisah ini datang dari Alfatih Cakra Buana, putra dari Kyai Abdul Hannan. Pengalamannya di bawah reruntuhan adalah sebuah manifestasi nyata dari bagaimana istiqomah dalam berzikir menjadi perisai di saat-saat paling genting. “Ditidurkan” oleh Allah: Buah Istiqomah dan Tabah Ketika bangunan itu runtuh, Alfatih sedang tertidur. Ia tak sempat berlari, tak sempat menghindar. Selama tiga hari tiga malam, ia terkubur dalam kegelapan total. Namun, yang ia rasakan bukanlah teror yang mencekam, melainkan sebuah ketenangan yang luar biasa. Ia merasa

Di Balik Reruntuhan Pesantren: Pelajaran Sabar, Tawakal, dan Syukur dari Kisah Haikal
Kabar robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo menyisakan duka yang mendalam. Di tengah puing-puing beton dan suasana yang memilukan, secercah cahaya iman memancar dari seorang santri muda bernama Syailendra Haikal. Kisahnya bukan sekadar cerita tentang bertahan hidup, melainkan sebuah hikmah agung tentang bagaimana nilai-nilai tasawuf termanifestasi dalam ujian yang paling berat sekalipun. Sabar dan Tawakal di Tengah Kegelapan Selama hampir tiga hari, Haikal terhimpit reruntuhan, merasakan sakit yang tak terbayangkan di sekujur tubuhnya. Ketika tim penyelamat bertanya, “Mananya yang sakit?” dengan kepolosan dan ketabahan luar biasa ia menjawab, “Semuanya sakit.” Jawaban ini bukanlah keluhan, melainkan sebuah pengakuan
