Adab Memakai ‘Imamah (Surban) | Pejalan Ruhani

4 years ago

< 1 min read

Telah di sebutkan di dalam Kitab Al-Adab yg telah dihimpunkan oleh Sayyid Muhammad Amin bin Idrus, yaitu hasil daripada himpunan adab yg telah Beliau pelajari daripada Al-‘Allamah Habib Zein bin Ibrahim bin Sumaith, bahwasanya memakai imamah itu ada beberapa adab:

  1. Warna imamah yg terlebih utama adalah berwarna putih, hijau, hitam dan merah.
  2. Apabila memakai imamah, hendaklah beserta ‘adzabah yakni ujung imamah dibiarkan tergantung (kain imamah). Ukuran paling sedikit ekor kain imamah ialah empat jari, pertengahannya sejengkal, dan yg paling panjang ukuran ekornya ialah satu dziro’ atau setengah meter/sehasta.
  3. Memakai imamah ketika akan shalat, karena shalat memakai ‘imamah lebih afdhol dari 70 raka’at shalat tanpa imamah. (dinukil dari: Bughyatul Mustarsyidin, Kanzul ‘Ummal).
  4. Niat memakai imamah dengan niat agar mendapat doa para malaikat.
  5. Menjaga kebersihan imamah serta mewangikannya.
  6. Niat yg baik ketika memakai seperti mengikuti sunnah Rasulullah Saw. dan untuk menambah sifat lemah lembut pada diri, kewibawaan dan kemuliaan.
  7. Memakai imamah atau surban dalam keadaan posisi berdiri. Hal ini karena diriwayatkan dari sebagian ulama memakai imamah dalam keadaan duduk merupakan salah satu daripada asbab dapat kefakiran atau kemiskinan. (dinukil dari kitab: Ta’lim Muta’allim).
  8. Apabila hendak melepaskan atau membuka imamah hendaklah dilepaskan secara tertib, perlahan² seperti memakainya.
  9. Membaca ayat kursi ketika memakainya.
  10. Hendaklah memakai imamah sebagai tanda pembedaan antara Muslim dan orang² kafir.
  11. Ukuran panjang imamah hendaklah lebih dari tujuh hasta atau 3,5 meter.
  12. Niat juga memakai imamah untuk mencontoh para malaikat. (dinukil dari: Jauhar Mauhub wa Munabbihatul Qulub).

Share this post

January 26, 2022

Copy Title and Content
Content has been copied.

Artikel

Baca juga:

Baca berbagai artikel Islami dan tambah wawasan bersama.

Al-Fana dan al-Baqa | Pejalan Ruhani

Syaikh Abu Yazid al-Busthami adalah tokoh sufi pertama yang memperkenalkan konsep al-fana dan al-baqa serta konsep ittihad. Fana adalah sirnanya segala sesuatu selain Allah dari pandangan seorang

Adab Mencari Ilmu (Tasawuf) | Pejalan Ruhani

Syaikh Abu Nashr as-Sarraj berkata, “Saya mendengar Ahmad bin Ali al-Wajihi berkata, saya mendengar Abu Muhammad al-Jariri berkata, “Duduk untuk bermudzakaroh (belajar ilmu) akan menutup

Tarekat Kita | Pejalan Ruhani

Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah dibangun dengan 3 pilar yaitu:– “jiddin” (جِدٍّ)– “haqqin” (حَقٍّ)– “shidqin” (ٍصِدْق). Jid itu tekun. Haq itu benar yg telah disahkan. Shidq itu

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Sekretariat:
Perum Jaya Maspion Permata Beryl
B2-10 Gedangan, Sidoarjo
Jawa Timur
61254

Email Sekretariat:
suraubaitulfatih@gmail.com
baruk46@gmail.com

Web/App Developer:
Hubungi nomor atau email berikut untuk perihal teknis yang berhubungan dengan website/aplikasi Pejalan Ruhani.

aldibudimanputra@gmail.com
Whatsapp link