Suara Harapan dari Balik Puing: Hikmah Ridha Santri Yusuf

2 weeks ago

2 min read

Di tengah hiruk pikuk dan ketidakpastian pasca-robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, secercah harapan pertama datang bukan dari alat berat atau temuan visual, melainkan dari sebuah suara. Suara itu milik Yusuf, seorang santri berusia 16 tahun, yang memecah keheningan dari balik reruntuhan beton, menjadi bukti pertama bahwa kehidupan masih ada di bawah sana. Kisahnya adalah pelajaran agung tentang bagaimana ridha (penerimaan tulus) atas takdir Allah dapat melahirkan sakinah (ketenangan jiwa) yang luar biasa.

Ridha: Kunci Ketenangan di Tengah Bencana

Selama 15 jam, Yusuf terperangkap dalam kegelapan yang pekat dan ruang yang sempit. Dalam kondisi seperti itu, reaksi alami manusia adalah panik, berteriak histeris, dan kehilangan akal sehat. Namun, suara Yusuf yang terekam dalam video tim penyelamat menunjukkan sesuatu yang berbeda. Ia mampu berkomunikasi, menjawab pertanyaan, dan menjaga kesadarannya.

Kemampuan ini bukanlah hal sepele. Ia adalah buah dari hati yang telah dilatih untuk ridha. Dalam tasawuf, ridha bukanlah kepasrahan yang pasif dan putus asa. Sebaliknya, ia adalah penerimaan aktif dan tulus terhadap apa pun ketetapan Allah, yang kemudian membebaskan jiwa dari belenggu ketakutan dan keluh kesah. Dengan menerima kondisinya, hati Yusuf tidak dikuasai oleh kepanikan. Sebaliknya, ia diberi ruang untuk fokus pada satu hal yang paling mungkin: bertahan dan menunggu pertolongan.

Jiwa yang ridha tidak akan bertanya “Mengapa ini terjadi padaku?”, melainkan “Apa yang harus aku lakukan sekarang?”. Jawaban bagi Yusuf saat itu adalah: menjaga energinya, tetap sadar, dan merespons ketika ada panggilan.

Sakinah: Anugerah bagi Hati yang Tulus

Ketenangan Yusuf adalah manifestasi nyata dari sakinah, sebuah anugerah ketentraman yang diturunkan Allah langsung ke dalam hati hamba-Nya yang beriman, terutama di saat-saat genting. Ketenangan ini bukanlah berarti ia tidak merasakan sakit atau takut, melainkan hatinya dijaga oleh Allah agar tidak goyah dan hancur oleh perasaan tersebut.

Dengan sakinah yang menyelimuti hatinya, suaranya menjadi lebih dari sekadar getaran di udara. Suaranya menjadi:

  1. Tanda Kehidupan: Bagi tim penyelamat, suaranya adalah konfirmasi bahwa usaha mereka tidak sia-sia.
  2. Sumber Harapan: Bagi keluarga dan masyarakat, mendengar ada yang selamat memberikan harapan besar bahwa korban lain mungkin masih bisa diselamatkan.
  3. Bentuk Doa: Dalam kondisi itu, setiap ucapan dan respons adalah bentuk doa yang paling murni—sebuah permohonan pertolongan yang diwujudkan melalui ikhtiar menjaga kesadaran.

Pelajaran dari Sebuah Suara

Kisah Yusuf mengajarkan kita bahwa ujian terbesar seringkali bukan pada peristiwanya, tetapi pada bagaimana hati kita meresponsnya. Ia menunjukkan bahwa fondasi iman yang dibangun melalui pengajian dan akhlak sehari-hari akan menjadi benteng pertahanan di saat paling tak terduga.

Yusuf mungkin tidak menceritakan pengalaman spiritual yang mistis seperti santri lainnya, tetapi ketenangan dan kesanggupannya untuk berkomunikasi di tengah bencana adalah sebuah karomah tersendiri. Itu adalah karomah berupa hati yang telah ditempa untuk menerima takdir-Nya dengan lapang dada. Dari balik puing, suaranya menjadi bukti abadi bahwa di dalam jiwa yang ridha, akan selalu ada cahaya ketenangan yang mampu menembus kegelapan paling pekat sekalipun.

Share this post

October 4, 2025

Copy Title and Content
Content has been copied.

Artikel

Baca juga:

Baca berbagai artikel Islami dan tambah wawasan bersama.

Jaminan Allah | Pejalan Ruhani

KATA SAMBUTAN YM. AYAHANDA GURU PADA RISALAH / BUKU SEKUNTUM MELATI ISLAM Assalamu’alaikum Wr.Wb. Dengan memanjatkan puja dan puji serta syukur kehadirat Allah SWT. Salam

Thariqah Naqsyabandiyah | Pejalan Ruhani

Ketahuilah bahwa Thariqah Naqsyabandiyah merupakan thariqah yg paling dekat dan paling mudah bagi murid untuk mencapai derajat tauhid, meskipun kemampuan penerimaan si murid kurang baik

Hadits Jibril | Pejalan Ruhani

Dari Umar bin Khattab berkata: “Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasulullah S.A.W. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Sekretariat:
Perum Jaya Maspion Permata Beryl
B2-10 Gedangan, Sidoarjo
Jawa Timur
61254

Email Sekretariat:
suraubaitulfatih@gmail.com
baruk46@gmail.com

Web/App Developer:
Hubungi nomor atau email berikut untuk perihal teknis yang berhubungan dengan website/aplikasi Pejalan Ruhani.

aldibudimanputra@gmail.com
Whatsapp link