Sumber

(Catatan : Didalam Capita Selecta jilid II ini juga diungkapkan tentang Isra’ Mi’raj ditinjau dari sudut Ilmu Metafisika Eksakta serta Persiapan untuk menegakkan Shalat yang Khusyu’)

TENTANG AGAMA – METAFISIKA · ILMU EKSAKTA

Diutarakan dalam :

Kata Sambutan Bapak Prof. DR. H. Kadirun Yahya

REKTOR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI ( U N P A B)

Mengenai : Identitas Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika pada buku Tanggapan tentang PYRAMIDA, UFO dan ETI ditinjau dari sudut Ilmu Metafisika Eksakta disertai Komentar

M e d a n, 13 Maret 1982

 

KATA SAMBUTAN DARI BAPAK REKTOR

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI MEDAN

PROF. DR. HAJI SAIDI SYECH KADIRUN YAHYA MUHAMMAD AMIN.

Assalaamu`alaikum Wr. Wb.

Pertama sekali kami mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT dan mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Drs. Haji Iskandar Zulkarnain Sm.Hk. Sdr. Drs. U.N. Lukman Hakim dan Sdr. dr. Haji Firman Sebayang Bsc atas usahanya dalam menerbitkan sebuah buku yang berjudul “TANGGAPAN MENGENAI : PIRAMIDA, UFO ( Unidentified Flying Object ) dan ETI ( Extra Terrestrial Intelligence Being. ), ditinjau dari sudut ilmu Metafisika.

Dengan terbitnya buku ini. maka terlihatlah beberapa hal yang sangat positif dan membesarkan hati kami, yaitu :

Pertama, adanya kemampuan dan keberanian dari alumni Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika UNPAB. untuk menyatakan buah fikirannya kepada masyarakat, melalui sebuah buku, yang berarti bahwa “Transfer of Knowledge” dari Fakultas ilmu Kerohanian dan Metafisika kepada anak didiknya atau dari seorang Maha Guru kepada mahasiswanya, secara relativ telah berhasil sehingga penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat dalam bidang ilmu Metafisika, tentunya akan dapat disempurnakan dan ditingkatkan lagi untuk seterusnya.

Kedua, penulisan buku ini tentu tidak terlepas dari akibat, adanya dorongan dan tuntutan dari beberapa faktor yang saling mendukung satu sama lain, yaitu adanya kebanggaan dan kegembiraan sipenulis-sipenulis terhadap llmu Metafisika yang dipelajarinya, sedang di lain pihak terlihat pula adanya kebutuhan terhadap hukum ilmu Metafisika dari mahasiswa-mahasiswa Fakultas llmu Kerohanian dan Metafisika itu sendiri, yang dalam hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya minat masyarakat untuk mempelajari /memperhatikan /mempercayai serta meyakinkan,adanya faktor-faktor Metafisis, yang harus diperhitungkan dalam hidup dan kehidupan seseorang manusia, maupun dalam kehidupun bernegara dan eksistensi di dunia selanjutnya ; dan semua hal ini menunjukkan hak hidup atau eksistensi Fakultas llmu Kerohanian dan Metafisika telah sedemikian kokohnya ditinjau dari segala bidang.

Ketiga , dengan adanya dasar-dasar yang kokoh di atas, maka secara pribadi kami melihat bahwa cita-cita yang melatar belakangi pendirian Fakultas llmu Kerohanian dan Metafisika yang secara hakikinya semata-mata ditujukan untuk mempertahankan dan menerangkan secara ilmiah eksakta akan kebenaran dan kepercayaan terhadap kebesaran Allah SWT Yang Maha Akbar serta Firman-firmannya dan Fenomena-fenomena dalam AlQuran dan Hadits telah menjadi suatu kenyataan. Justru itu kami sangat bergembira atasnya, dan bersyukur pada Allah SWT tak putus-putusnya.

Kemajuan ilmu pengetahuan yang dewasa ini telah begitu hebat, mengakibatkan masyarakat ilmiawan berpikir secara lebih kritis dan lebih mendalam, dan hanya dapat dan mau bersedia meyakini sesuatunya melalui adanya pembuktian yang ilmiah dan nyata ; masyarakat tidak lagi dapat dipaksa berpikir secara dogmatis sedang di lain pihak, fenomena-fenomena alam Metafisika, bahkan Firman-firman Tuhan di dalam kitab-kitab suci banyak yang sulit untuk dimengerti dan ditafsirkan dengan logika biasa; misalnya saja Firman Tuhan yang mengatakan bahwa Tuhan itu berada di Arasy, sehingga nabi Muhammad SAW memerlukan kendaraan yang sangat cepat ( buraq )untuk melaksanakan Isra’ dan Mikrajnya seakan-akan bertentangan pula dengan Firman lainnya yang mengatakan bahwa Tuhan itu ” berada lebih dekat bagimu daripada urat lehermu sendiri “, lalu dilemahkan pula oleh ayat-ayat yang mengatakan, Tuhan itu berada di mana-mana, dan ayat yang terakhir ini dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan, misalnya : apakah Tuhan itu berada di pokok kayu,di rumah berhala; di gua-gua, di Istana Nyai Loro Kidul, dan rumah maksiat, di meja judi, pada sisi orang musyrik, atau di tempat-tempat lain dan sebagainya ?

Akibat adanya hal-hal yang sulit·sulit itu, yang seolah-olah bertentangan ayat satu dengan ayat yang lain, dapat membuat masyarakat yang kritis menjadi jauh daripada kepercayaan terhadap Agama.

Pendapat-pendapat yang didukung oleh argumentasi-argumentasi yang seakan-akan rasionil, dapat menyudutkan ajaran-ajaran tentang kebenaran Agama. Masyarakat akan menjadi mudah terpengaruh kepada Filsafat-filsafat yang berbau atheisme dan akhirnya lambat laun akan kehilangan kepercayaan terhadap Tuhan dan Agama. Masyarakat yang terombang-ambing itu secara mudah dapat melaksanakan larangan Agama membuat -buat filsafat hidup sendiri-sendiri. yang akhirnya akan menghancurkan masyarakat itu sendiri seperti yang kita lihat dan rasakan dewasa ini di mana di tengah-tengah syiar Agama yang diperhebat secara tradisionil dengan memakui biaya yang bermilyard-milyard rupiah, iman dan keyakinan terus juga menjadi pudar dan merosot terus-terusan di kalangan masyarakat, kriminalitas-kriminalitas, kemorosotan-kemorosotan akhlak dan moral, kenakalan-kenakalan remaja, bukan merupakan yang wajar lagi, tetapi menggidikkan bulu roma yang hanya dapat dilakukan sebagai manifestasi dari jiwa yang seolah-olah tak pernah disentuh atau dihinggapi oleh Agama, seperti tindak-tanduk atheisme, kafirisme total, dan lain-Iain semata-mata.

Keadaan inilah antara lain yang mendorong Fakultas ilmu Kerohanian dan Metafisika mengangkat “senjata” dengan mendidik kader-kader Akademisi yang militan dan cerdas, agar memiliki kekuatan iman yang sempurna dan pengetahuan-pengetahuan Agama yang luas dan dalam, berdasarkan AlQuran dan Hadis serta dilandasi ilmu pengetahuan modern, khususnya ilmu eksakta.

Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika mengingatkan dan menunjukkan dengan nyata, dan dapat dirasakan dan dipraktekkan kepada umat manusia, bahwa Agama Islam Mulia Raya ada menyimpan tenaga energi Metafisika yang sangat Dahsyat yang terpendam dan tersembunyi sebagai Limpahan Kurnia dan sebagai Rahmat Allah, yang tak habis-habisnya yang mampu membendung semua yang negativ tersebut di atas, yang secara ilmiah disebut : “Tenaga Positif tak terhingga (∞) dari Alam Metafisika Ketuhanan” yang mampu menghancurkan segala keonaran – keonaran dalam diri pribadi ( dunia kecil ) dan di dalam Dunia yang luas ini. Teknik-teknik metodik pembangkit tenaga metafisis yang hebat itu perlu sekali di akhir zaman ini diriset, diselidiki dan digali kembali untuk dapat dimanfaatkan untuk kemenangan umat manusia yang ber-Agama, sebab tanpa unsur-unsur energi metafisik, Agama akan merupakan kebudayaan manusia belaka yang pasti lambat laun akan hancur berantakan dan akhirnya lenyap dari muka bumi a.l dilanda taufan teknologi modern yang dahsyat dewasa ini. Dan ibadat hanya akan merupakan kegiatan-kegiatan dalam lingkungan alam fisika saja, yang berarti tidak menembus alam metafisis (Ketuhanan) sedang dilain pihak, pada zaman nabi-nabi dahulu kala terlihat pula kenyataan-kenyataan bahwa tenaga-tenaga yang menghancurkan kezaliman dan menegakkan kebenaran, semuanya selalu memakai undang-undang tenaga metafisika.

Tanpa faktor energi metafisis tidak akan mungkin nabi Isa as dan nabi Ibrahim as, dapat menghidupkan makhluk yang sudah mati, nabi Isa as mampu berjalan di atas air dan mampu berjalan menembus dinding; nabi Ibrahim tahan di bakar hidup-hidup, nabi Nuh mampu menggiring ke dalam kapalnya segala macam binatang liar, ular- ular, kalajengking, lebah liar, dan lain-lain, dan kotoran-kotoran dan najis manusia yang dimasukkan kaum kafir ke dalam bahteranya, bertukar sifat menjadi obat yang sangat mujarab dan dikuras habis kembali oleh kaum kafir tadi, dan tanpa tenaga metafisik nabi Musa as tak akan mampu membelah lautan, dan nabi Sulaiman as tak akan mampu dapat berkomunikasi & menguasai alam hewan, dan alam halus, dan nabi Daud yang masih belum cukup dewasa, dapat menumbangkan lawannya yang perkasa raksasa Goliath, dan nabi Muhammad SAW yang tak pernah kalah dalam perangnya, walaupun tentaranya seringkali lebih sedikit bilangannya daripada musuh, dan mampu memutar umat dan dunia dari mental jahiliah hingga menjadi berakhlak adabiah yang terpuji dan gilang gemilang dalam waktu yang relativ amat singkat. Begitu juga Sholihin dan Shiddiqin Islam seperti Walisongo di Jawa, Syech Abdur Rauf di Aceh, Syech Burhanudin di Ulakan Padang Pariaman dan lain – lain berhasil dengan briliant menegakkan panji-panji Agama di Bumi Indonesia dengan bantuan tenaga metafisik (secara populer/tradisionil disebut dengan Rahmat atas Kurnia Allah SWT dan lain-lain, dan lain-lain Iagi.

Tenaga-tenaga ini mesti dan wajib diolah kembali sebab dengan tenaga ini kebesaran Agama dahulu kala dimulai, hanya dengan tenaga ini pula agama dapat dilanjutkan dan dipertahankan sampai akhir zaman, dan akhirnya hanya dengan tenaga ini pulalah kemenangan agama dapat terujud (Fadzikrillaahu la’allakum tuflihun).

Disamping mengajarkan ilmu metafisis secara teoritik, Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika juga mengajarkan metodik praktek metafisika itu sendiri. Sebab ilmu pengetahuan yang tinggi tanpa dibarengi dengan praktek tidak akan ada hasilnya.

Sebagai contoh, suatu pengetahuan yang tinggi dan sempurna tentang perlistrikan, tidak akan ada manfaatnya sama sekali bagi manusia tanpa memulai mempraktekkan pembuatan generator-generator listrik itu sendiri.

Dengan memiliki kemampuan teori dan praktek, sarjana-sarjana lulusan Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika akan mampu melaksanakan dakwah Islam berdasarkan Al Quran dan Hadis dan ilmu eksakta, sedangkan “secara spesialisasi” sarjana-sarjana Jurusan Tasauf mampu memimpin dan membina Spirituil Islamic Training Centre dan Spirituil Mental Health Centre.

Sarjana-sarjana jurusan kesehatan dapat melaksanakan pengobatan-pengobatan terhadap penyakit psikis dan fisis dengan lebih gemilang dan sukses, lebih khusus lagi terhadap bermacam-macam penyakit mental, karena penterapannya memakai sistem berganda (multiple system ) yakni pengobatan berdasarkan ilmu kedokteran modern, dibantu dengan pengobatan alam ( Naturheil wissenschafft ) dan ramuan-ramuan alam ( Natural ingredients ) dan dibantu pula oleh Tenaga Metafisis yang disalurkan dan ditujukan langsung ke arah sasarannya yakni penyakit itu sendiri. Dengan getaran-getaran yang maha ultrasonoor, penyakit-penyakit gigih tersebut seperti kanker, leukemia, rheumatic, dan lain-lain, ikut intensif bergetar hingga di luar kemampuan kapasitasnya, dan akhirnya hancur dan pecah berantakan dengan sendirinya, sedangkan daya hidup si sakit, ditingkatkan semaksimal mungkin. Terhadap keluhan-keluhan dan kelainan-kelainan penyakit mentalnya dan penyakit jiwa lainnya, cukup diluruskan dan diarahkan mentalnya ke arah qiblat yang haqiqi yakni pada Allah SWT, di mana semua penyakit itu dilebur di dalamnya hingga 0 ( nol ) atau diluruskan seperti meluruskan maknikul-maknikul dalam sepotong besi yang centang perenang duduknya hingga lurus dan teratur, dan besi itu menjadi sebuah magnit yang mempunyai daya tolak dan daya tarik, sebagai karunia alam fisik, jika pada manusia akan mampu menolak bala dan menarik rahmat secara otomatis, sebagai karunia dari alam metafisik.

Sarjana-sarjana jurusan pendidikan, dapat mengajarkan teori – teori tentang filsafat Ketuhanan Yang Maha Esa dan Metafisika pada badan-badan pendidikan tinggi atau badan-badan lain yang diperlukan.

Melalui penelitian-penelitian, riset-riset yang kira-kira selama 35 tahun lamanya telah dilaksanakan, ilmu Kerohanian dan Metafisika eksakta sekarang telah mampu dan meyakinkan umum menerangkan secara ilmiah eksakta teori-teori dari setiap Kebesaran yang diperlihatkan Allah SWT melalui firman-firmanNYA dalam kitab-kitab suci, dan melalui mukjizat – mukjizat yang dikeluarkan oleh para nabi-NYA dan di samping itu Metafisika menerangkan pula kekeramatan – kekeramatan dari para ahli Tasauf yang hidup di belakang para nabi yakni Sholihin dan Shiddiqin kita. Adakalanya dengan menyelidiki sejarah kehidupan para ahli Metafisika IsIam (para ahli Tasauf/ahli Sufi) dari zaman dahulu kala, dan dalam hubungannya satu sama lain, kebenaran – kebenaran dan fakta-fakta dari Kitab – Kitab suci dapat pula diperkuat dan dibuktikan, melalui kenyataan-kenyataan dalam sejarah.

Dan yang paling kita syukuri tak habis-habisnya, ialah kenyataan- kenyataan, bahwa baru sekarang ilmu metafisika secara eksak dapat mempertemukan falsafah dari AlMukarram-AlMukarram Islam yang masyhur-masyhur. umpamanya dapat mempertemukan faham Tasawuf Al- Ghazali dan faham Tasauf Ibnu Thaimiyah dan Jalaluddin Rumi. Dengan sendirinya dapat pula dipertemukan faham Syech Ahmad Khatib dan Syech Mungka dalam ilmu Tasaufnya dan lain-lain, sehingga Metafisika eksakta besar sekali sahamnya dalam mempersatukan Al Islam Mulia Raya. Bahkan Iebih jauh lagi, ummat ber-Agama di Dunia dapat dipersatukan Metafisika dalam Hukum Universilnya (Alle meridianen komen by de polen samen) = semua meridian bersatu di titik pool Utara dan pool Selatan.

Jika DR Mohammad Natsir berkata :” Iqbal adalah jembatan yang mempertemukan Filsafat Barat dengan persediaan Bathin Timur (Buku Tasauf karangan Prof.DR.Hamka halaman 197) dan Prof.DR.Hamka menulis : Rumi dan Ghazali telah bertemu dalam jiwa Iqbal (Buku Tasauf karangan Prof.DR.Hamka halaman 197); dan kalau Iqbal mempertemukannya secara Filosofis sosial, Metafisika eksakta mempertemukan kedua Filsafat itu secara Filosofis Eksak yang tak dapat dibantah, seperti juga dapat diterangkan secara eksak, pertemuan antara darah hitam dan darah merah dalam tubuh manusia. Metafisika eksakta telah menemukan dan dapat menguraikan dengan Hukum-hukum dan dalil-dalil eksakta dan membuktikannya, dalam menerangkan mukjizat-mukjizat para nabi antara zaman yang satu dengan zaman yang Iain, walaupun telah beratus-ratus tahun jauhnya.

Perlu dijelaskan, bahwa melalui yang dipelajari, diriset dan dimanfaatkan pada Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika adalah semata-mata Metafisika islam yang absolut yang didasari atas dasar AI Quran dan Hadis tidak menyinggung atau mempelajari metafisika lain-lainnya yang bukan bersumber dari Agama. Bahkan Fakultas ilmu Kerohanian dan Metafisika juga memberi penerangan kepada umat ber-Agama, agar jangan terpengaruh kepada aliran-aliran kebatinan yang batil / tidak bersumber Al Quran dan Hadis.

Kami teringat akan sejarah pada zaman dahulu kala, sewaktu Islam mulai mendarat di Tanah Jawa, dan Islam mulai membawa Hukum-Hukum Islam, maka rakyat di sana menolaknya dengan alasan: kami telah mempunyai agama kebatinan Jawa (mysticsm). Kemudian Islam menerjunkan ke depan kekuatan-kekuatan Metafisikanya ( Tasauf dan ilmu Sufinya ) sebagai Pahlawan dan Bhayangkaranya atau “RPKAD-nya”. maka barulah kebatinan di pulau Jawa itu mundur dan tunduk menerima Islam, kemudian barulah dapat bersemi dan berkembang ilmu Fiqih sebagai pengatur yang sempurna dalam tatakrama kehidupan umat Islam pada waktu itu. Untuk kesekian kalinya terbukti lagi, bahwa Kekuatan Metafisika dalam Agama, sebagai Proyek yang sempurna dari Allah SWT tak pernah kalah dan selalu mampu mengungguli segala macam tenaga kebatinan dari aliran kebatinan mana saja pun yang tidak bersumber dari kitab-kitab suci.

Di dalam Agama ternyata tersembunyi tenaga-tenaga kebatinan maha dahsyat yang tak dapat dikalahkan oIeh tenaga aliran kebatinan mana sajapun, karena kebatinan Agama bersumber dari Energi Alam Metafisika Ketuhanan yang tak terhingga (lihat komentar).

Selanjutnya Sarjana-sarjana Fakultas ilmu Kerohanian dan Metafisika, tidak akan kesulitan dalam mencari atau menciptakan pekerjaan, sebab sarjana-sarjana Metafisika dapat berwiraswasta dengan mendirikan tempat-tempat peribadatan seperti Mesjid-mesjid, Surau-surau, Madrasah-madrasah yang selain untuk tempat mengaji dan beribadat pada Allah SWT, berfungsi pula sebagai Spirituil Mental Health Centre dan Spirituil Islamic Training Centre, yang antara lain melaksanakan kegiatan – kegiatan di bidang sosial, seperti tempat pengobatan pencandu narkotika, premanisme.

Vocational Job Training dan lain-lain yang pada saat ini sudah didirikan sebanyak lebih dari 70 (tujuh puluh) buah jumlahnya di seluruh Indonesia dan Luar Negeri.

Akhirulkalam, dan last but not least, tidaklah rasanya berlebihan, maka kami utarakan di sini, bahwa Fakultas llmu Kerohanian dan Metafisika adalah Senjata Trisula yang sangat Ampuh dari Pahlawan dan Bhayangkara Agama dan Ibu Pertiwi Indonesia, yang mempertahankan kemurnian Agama dan Keampuhan serta Kesaktian Panca Sila.

Senjata Trisula tersebut :

1. Sula Pertamanya merupakan Alat Penangkal dan Penghancur Filsafat atheisme dan ekses-eksesnya.

2. Sula Kedua merupakan Penangkal dan Pembasmi aliran kebatinan yang batil ( Syirik dan kafirisme ).

3. Sula Ketiga berfungsi untuk menggugah kembali hati nurani umat ber-Agama, untuk meneliti dengan seksama tenaga- tenaga rahasia yang sangat dahsyat, yang selalu tersedia, tetapi tersimpan tersembunyi dalam Al Qur ‘an yang Suci dan Agung ( The Sub atomic world in the Qur `an), yang selama ini kurang diperhatikan, bahkan diabaikan sama sekali pembinaannya.(Baca kesimpulan seruan Simposium IAIN Ciputat ).

Dan finally, terakhir sekali Kepada Sdr. Drs. Haji Iskandar Zulkarnain Sm.Hk, Sdr. Drs. U.N. Lukman Hakim dan Sdr. dr. Haji Firman Sebayang Bsc. saya mengucapkan selamat yang setulus-tulusnya, serta terus berjuang dan maju terus, pantang mundur dalam menegakkan Panji-Panji kebesaran Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai Sila Pertama yang Maha Sakti dari Panca Sila yang kita cintai bersama, dan sekaligus mentenarkan nama Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika di Dunia sebagai sumbangsih dan bakti suci saudara-saudara pada Tuhan Yang Maha Esa, pada Nusa & Bangsa, pada Perikemanusiaan, dan pada Dunia khusus dalam segi : Mengangkat Moral / Harkat Agama di Dunia dan Panca Sila di bumi Persada Indonesia yang kita cintai. Semoga Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim memberkahi karya-karya saudara berlipat ganda.

A m i n.

REKTOR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI

PROF. DR. HAJI SAIDI SYECH KADIRUN YAHYA MUHAMMAD AMIN MSC.

K O M E N T A R

TASAUF ISLAM DAN ILMU METAFISIKA EKSAKTA

( 1 )

Di zaman memuncaknya teknologi modern dewasa ini, di akhir zaman, di Abad Kurun XV Hijriah yang tingkatan rasio telah begitu tinggi dan begitu pesat dan hebat perkembangannya, Agama masih tetap saja diterangkan dan dijabarkan secara tradisional dan secara dogmatis, sehingga dunia ilmiah internasional mulai mencapnya “kolot, usang, out of date, ketinggalan Zaman, tak Iaku”, bahkan dianggap “dusta” dan macam-macam lagi yang dilontarkan pada Agama, karena kelihatan seolah-olah Agama tak mampu atau tak “berani dihebat-ilmiahkan”, sehingga sama derapnya dengan perkembangan teknologi modern dewasa ini. Juga karena tenaga energi Agama tak pernah lagi kelihatan dan tak dapat terbuktikan lagi akan kebesarannya. Agama seakan-akan kehilangan bukti-bukti dan fakta-fakta tentang fenomena-fenomenanya dan keramat-keramatnya, yang khas ditunjukkan oleh para Rasul di zaman dahulu kala, sewaktu Agama baru mulai ditegakkan. lni adalah karena sebahagian besar dari perhatian dan pembinaan Agama, di dalam maupun di luar negeri, hanyalah pada bidang-bidang Islam yang menyangkut zahir Agama saja, seperti Fiqih,ilmu Mantik, Nahu, Bayan, Ilmu Syaraf,Tafsir, Bahasa Arab, Tarbiyah, Sejarah, Kebudayaan dan lain-lain, sehingga perhatian dan pembinaan terhadap Nyawa Agama, yang mengandung energi dari agama Islam itu sendiri, yaitu Bidang Tasauf dan Sufinya, yang sebenarnya begitu dahsyat dan dalam serta sangat ilmiah, diabaikan dan dilupakan sama sekali.

Sedangkan firman ALLAH dalam Al Quran :

Yaa ayyuhal ladziina aamanud khuluu fissilmi kaaffah ( QS.Al Baqarah : 208 ),

Artinya : ” Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu dalam lslam itu secara keseluruhan “.

Memang benar sekali firman ALLAH itu, karena sebenarnya ilmu Tasauf dan Sufi itu adalah ilmu yang sangat halus dan sangat dalam, yang mampu secara vertikal menembus sedalam-dalamnya dan sehalus-halusnya, terus masuk ke dalam lapisan terdalam dari AI Quranul Karim.

Ia ternyata mampu dan berhasil dengan gilang-gemilang secara teori dan praktek, bersama-sama dengan penerangan dari ilmu Metafisika eksakta, membukakan TABIR RAHASIA dan kekuatan KALIMAH ALLAH yang Mahasakti, yang terpendam dalam Al Qur’an, sesuai dengan firman-firman ALLAH Yang Maha Suci dan Yang Maha Perkasa, antara lain sebagai senjata Metafisika Mukmin yang Maha Ampuh, Yang Abadi, yang tak dapat luntur dan tak terkalahkan sepanjang masa, di alam mana sajapun, di dunia dan di akhirat; karena ilmu Rahasia yang dahsyat ini sebenarnya, adalah Pusaka ALLAH dan Rasulullah bagi para Mukmin sejati, sebagai modal segala-galanya baginya, yang semestinya harus telah dapat diterimanya di dunia langsung dari ALLAH SWT via Rasulullah SAW, disamping segala macam ilmu Hukum Islam, untuk kesempurnaan hidup di dunia sampai ke akhirat, sehingga terujud kesempurnaan HABLUM MIN ANNAS dan HABLUM MINALLAH.

Sesuai dengan kesimpulan Putusan dari Simposium IAIN tahun 1966 , yang antara lain memutuskan bahwa: Ilmu Fiqih dan ilmu Tasauf adalah sama-sama sangat penting, kedua-duanya adalah ” saudara kembar “, yang tak terpisahkan satu sama lain,dan kedua-duanya tak boleh diabaikan dan harus dibina bersama-sama.

Sekali lagi sesuai dengan firman ALLAH tadi :

” Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu dalam Islam itu secara keseluruhan ” ( AI Baqarah ayat 208 ).

Ilmu Fiqih mengatur kesempurnaan hubungan hidup beragama dan bermasyarakat, sedangkan Ilmu Tasauf mengatur kesempurnaan hubungan dengan ALLAH SWT sebagai sumber kekuatan dan kemenangan umat berAgama. Kedua-duanya meliputi lautan ilmu, kalau Fiqih merupakan lautan ilmu yang meluas secara horizontal, maka Ilmu Tasauf dan Sufi, merupakan lautan ilmu yang menembus vertical ke dalam. Kalau pelajaran ilmu Fiqih masuk ke dalam otak dan alam sadar manusia serta tindak-tanduknya manusia, maka pelajaran Ilmu Tasauf dan Sufi tembus ke dalam alam di bawah sadar dan alam di atas sadarnya, bahkan terus kepada Rohnya/nyawanya yang dihubungkan langsung dengan kebesaran ALLAH SWT via Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW.Jika ilmu Fiqih umpamanya mengajarkan lafaz, niat dan pelaksanaan teknis dari dimensi fisisnya/zahirnya ibadat, maka ilmu Tasauf/Sufi mengajarkan teknis pelaksanaan kerohanian daripada ibadat yaitu cara menghubungkan diri Rohani / Arwah, langsung kehadirat Allah SWT.

(2)

Dalam hal menerangkan teori-teori ilmiah daripada pelaksanaan teknis ilmu kerohanian ini yang termasuk dalam bidang Ilmu Tasauf dan Sufi, juga tentang proses-proses dan perkembangannya,Ilmu Metafisika eksakta mempunyai saham yang terbesar dalam menguraikan Hukum-hukum yang absolut, berkenaan dengan liku-liku ilmu Kerohanian Agama Islam ini. Di sanalah nyata kembali : PERANAN YANG SANGAT PENTINGNYA DARI ILMU KEROHANIAN DAN METAFISIKA EKSAKTA.

Mengenai penerangan dan pelaksanaan teknisnya sebenarnya kita telah masuk ke dalam alam gaib, yang tak dapat dilihat dan tak dapat dilukiskan dengan kata-kata yang tepat. Sejak zaman dahulu kala sampai sekarang ini belum diketahui atau belum ditemui Ilmunya yang cukup sempurna dan mampu secara memuaskan memberi penerangan bagi para cendekiawan Islam.

Sewaktu manusia masih sederhana pemikirannya, Agama tak mungkin dapat diterangkan secara ilmiah yang sempurna, walaupun Islam adalah Agama ilmiah dan amaliah.

الإسلام علمي و عملية

Al Islaamu ‘ilmiyyun wa ‘amaliyatun

Artinya : Islam adalah ilmiah dan amaliah (HR. Bukhari).

Oleh karenanya, penerimaan Agama bagi umat pada waktu itu untuk sebagian besar ditekankan dan diajarkan secara dogmatis dan kepercayaan semata-mata. Hanya sebagian kecil saja agama diajarkan secara ilmiah populer. Kemudian fakta-fakta/ fenomena-fenomena dari Agama itu sendiri yang ditonjolkan sebagai mukjizat-mukjizat para utusan- -utusan ALLAH yang diwahyui, yang memang dahsyat mengagumkan, meng-imponir dan meyakinkan para pengikut-pengikutnya.

Dengan meningkatnya taraf ilmu pengetahuan, maka nyata kelihatan, bahwa Islam adalah agama yang sangat ilmiah, ia mampu diuraikan secara lebih memuaskan, namun sejauh ini masih tetap didekati melalui metodologi ilmu sosial dan falsafah, belum memakai metodologi ilmu eksakta.

(3 )

Semua fenomena – fenomena / keajaiban – keajaiban atau kekeramatan – kekeramatan yang terbit dari alam gaib ke alam nyata, oleh Agama mulai zaman dahulu hingga sekarang dirubrisir sebagai berikut : Jika datangnya dari para Rasul, itu tandanya disalurkan dari kekuatan ALLAH SWT, dan jika tidak dari para Rasul, maka itu datangnya dari ahli-ahli sihir, yang disalurkan dari setan, jin dan iblis. Jadi pedoman bagi Agama,yang maha mutlak dari dahulu sampai sekarang, ialah : Segala sesuatu adalah HAQ atau SAH dari ALLAH, jika disalurkan/ datangnya melalui Rasulnya masing-masing. Dan ini masih berlaku sampai sekarang dan sampai kiamat dunia dan sampai ke Akhirat, karena ini adalah Hukum yang ABADI/Hukum yang HAKIKI dan MUTLAK, karena hanya dalam dada/Rohani para Rasul ditanamkan Nur Ilahi/Wahyu/ Frekuensi tak terhingga ( ∞) daripada ALLAH SWT, untuk disalurkan melalui lisan dan gerak-geriknya pada umat manusia di dunia (Para Rasul sebagai “SATELIT” ALLAH SWT. Di alam mayapada ini, yang selalu, setiap saat, dapat berkomunikasi dengan ALLAH SWT).

( 4 )

Kemudian ilmu pengetahuan jalan terus, berkembang dan meningkat terus. Teori-teori ilmu alam yang dahsyat-dahsyat ditemukan, dan sewaktu teori dahsyat itu diIaksanakan dalam prakteknya, terbitlah dan muncullah fenomena-fenomena dahsyat dari alam fisika, sebagai hasilnya atau “pahalanya”, yang disebut “Wonders or Marvels of physical Nature” (Kedahsyatan-kedahsyatan alam physika). Sedangkan Agama masih dianut secara tradisional dan dogmatis yang kalaupun ada pengupasan secara ilmiah, adalah hanya dalam bidang ilmu sosial atau falsafahnya saja. Oleh karenanya, sudah jelas Agama akan jauh ditinggalkan dan akhirnya tak dipedulikan sama sekali, dan kalau Agama sudah mulai ditinggalkan dan tak dipercayai lagi, maka kehancuran dunia sudah di ambang pintu!!!

(5)

Untuk mengimbangi ini semua, kaum Agama yang sadar akan hal ini memperhebat dakwahnya. Bermilyard-milyard dana di keluarkan, namun kelihatannya masih sia-sia belaka, demoralisasi akhlak jalan terus, iman terus juga memudar, amanah terus juga rusak, silaturrahim, kasih sayang dan Iain-lain antara sesama umat merosot, peperangan sesama ber-Agama Islam berkecamuk, semua urusan mulai diatur atas dasar materi semata-mata dan Iain- Iain,dan lain-Iain.

Sebagian Ulama-ulamanya gontok-gontokan, karena merebutkan HARTA, TAHTA dan AYATUL “KAROSI”, Ustad-ustad nya banyak yang tak dapat dipercayai lagi, korupsi merajalela, ayat-ayat Quran dibelokkan untuk kepentingan-kepentingan pribadi dan lain-lain, dan lain-lain. Kemudian kesalahan ini semua dicarikan di luar Agama, bukan di dalam pelaksanaan Agama atau di dalam diri pribadi sendiri.

Kesalahan-kesalahan semua itu, dicarikan kambing hitamnya yaitu kemajuan teknologi modern-lah yang menyebabkannya !!! Sebenarnya kemajuan teknologi, dengan segala fasilitas dan “pahalanya”, adalah Rahmat Ilahi dari kekayaan-Nya dan ke-Rahmanan serta ke-Rahiman-Nya yang dijolok keluar dengan metode ilmu teknologi modern.

Tetapi, bagi yang kurang imannya, rahmatpun akan menjadi bala , apalagi didatangkan bala padanya, tentu akan menjadi “neraka” baginya (jadi fasiq). Bagi yang beriman, jika bala sekalipun yang didatangkan, disambutnya sebagai Rahmat, yang dianggapnya sama dengan Petunjuk dari ALLAH SWT., apalagi jika didatangkan Rahmat, itu baginya mendatangkan Kebahagiaan atau “Surga”. Jadi : It is not the gun,and it is not the Man behind the gun, but is the Soul in the Spirit of the Man behind the gun.

(6)

Ilmu Tasauf dan Sufi seperti yang kami sitir di atas tadi, adalah suatu ilmu dalam Agama Islam yang sangat dalam dan sangat halus, yang mampu menembus ke dalam alam bilghoibi,aIam bathin, yang sudah jelas sulit sekali untuk diilmiahkan, apalagi pada zaman dahulu kala.

Justru di siniiah letak problema yang sebenarnya, apa sebab Ilmu Tasauf dan Sufi itu diabaikan dan kurang diperhatikan.

Karena sulitnya ilmu ini diterangkan secara kongkrit, persoalannya bahkan dapat menimbulkan khilafiah, seperti yang selama ini dirasakan, dan ada kalanya dapat merenggangkan Kesatuan dan Persatuan Umat Islam yang maha bernilai itu. Oleh karenanya dalam diskusi-diskusi para pemeluk Agama selalu dihindari penelaahan mengenai ilmu Tasauf dan sufi, karena persoalannya dianggap terlalu berat dan halus dan terlalu sulit dicerna oleh orang awam.

Ahli-ahli di bidang ini yang menguasai seluruh teori dan prakteknya atau Guru besarnya yang mampu memberikan penerangan ilmiah yang memuaskan bagi para ahli fikir Islam jarang sekali dapat dijumpai.

Pertikaiannya sering terletak pada tafsir masing-masing pengalaman serta rasa dalam beribadat yang tak mungkin dipindah rasakan kepada orang lain yang belum pernah merasakannya atau belum pernah merasakannya sendiri. Tetapi semua itu bukanlah alasan untuk melupakan atau untuk membuangnya sama sekali, apalagi untuk ditendang atau ditolak. Jangan, seribu kali jangan.Tindakan serupa itu adalah salah sama sekali. Karena justru kedahsyatan agama terletak pada energi yang tersimpan dalam lapisan sebelah dalam Alquran. Hal ini hanya dapat dijolok dan dikeluarkan melalui suatu metode yang terletak dalam bidang ilmu Tasauf dan Sufi bukan terletak dalam bidang hukum Fiqih. Fiqih islam bukanlah ilmu dan metodenya untuk mengupas pengaturan kesempurnaan hubungan antara Rohani kita dengan Allah SWT sebagai sumber kekuatan dan kemenangan umat ber-Agama. Ilmu Tasauf dan Sufi Islamlah yang mampu membuka dan menerangkan secara tuntas metodologinya untuk menembus dari alam sadar ke alam di bawah sadar dan terus kepada Rohnya/nyawanya yang dihubungkan langsung dengan kebesaran ALLAH SWT sejajar dengan kekuatan benda materi yang terletak dalam atomnya, yang hanya dapat dijolok dan dikeluarkan dengan suatu yang termasuk dalam bidang hukum-hukum Fisika, Kimia, bukan dalam bidang hukum-hukum Pidana ataupun Perdata dan sebagainya.

(7)

Cukup banyak pemeluk agama Islam yang telah merasa puas diri dengan mempelajari dan merasa menguasai Ilmu Fiqih. Sebenarnya dengan penguasaan pengetahuan ilmu Fiqih orang baru mengenali salah satu atau sebagian dari ilmu yang “bersaudara kembar” yaitu Ilmu Fiqih dan Ilmu Tasauf serta sufi. Orang yang belum mempelajari Ilmu Tasauf dan Sufi tentu merasa asing terhadap Ilmu Tasauf dan sufi tersebut. Karena asing dan belum mengenalnya, orang bisa saja tidak menyukainya atau menghindari untuk mempelajarinya. Keadaan ini sama halnya dengan Agama Islam pada awal kelahirannya, sebagaimana Rasulullah saw. pernah bersabda:

بدأالاسلام غريبا وسيعود كما بدأ غريبا فطوبى للغرباء

Badaa al lslaamu ghariiban wasaya`uudu kamaa badaa ghariiban fathuuba lilghurabaa-i (Hadits Riwayat. Muslim dari Abu Hurairah)

Artinya : “Permulaan Islam ini asing, dan akan kembali asing pula, maka gembiralah orang-orang yang dianggap asing”.

Coba lihat saja kehebatan Kalimah ALLAH yang bertubi-tubi disebutkan dalam Al Quran dan Al Hadis. Kekuatan dan Kesaktian lslam benar-benar asing bagi sebahagian besar orang Islam sendiri,walaupun dapat dibacanya setiap saat mukjizat-mukjizat Kalimah Sakti yang Maha Agung itu. Karena Kesaktian Islam baginya tak pernah menunjukkan bukti kebenarannya secara nyata dalam praktek hidup sehari-hari, maka lslam hanya dipercayainya dalam alam khayalnya, yang tak pernah berbekas dan berkesan sedikitpun serta tak pernah dapat diaktualisasikan dalam kenyataannya. Kebesaran dan Kebenaran serta kemaha manfaatan dari Kalimah ALLAH ini, harus mampu kita realisasikan setiap waktu yang diperlukan. Bila hal ini terbukti, maka ilmu kita im baru sungguh-sungguh BENAR. Nilai kebesaran dari suatu ilmu ialah, bila ilmu itu dapat menghasilkan dalam realitasnya manfaat yang besar bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupannya. Ilmu yang hanya diketahui teorinya saja tanpa menguasai cara/metode pelaksanaan teknis daripada prakteknya, belumlah dapat dikatakan benar (masih “dusta”). Umpamanya saja seseorang yang hanya mengetahui teorinya atau dan pendengarannya saja tentang llmu bela diri terhadap serangan harimau, orang itu pasti akan tewas jika diserang harimau, walaupun ia telah yakin (ilmul yakin) akan ilmu bela diri itu, apalagi pernah melihat sendiri bahwa ilmu itu dapat menyelamatkan seseorang dari serangan harimau. Begitu juga orang yang selalu ataupun tiap hari melihat bela diri itu dimainkan, dilatih di mukanya sendiri, dipertontonkan dalam arena adu tempur dengan macan dan ternyata menang, dan walaupun ia sendiri barangkali telah pula mempelajarinya dan melatihnya sendiri ilmu itu tetapi belum tamat atau belum sempurna, maka besar sekali kemungkinannya ia pun akan tewas juga, kalau diserang harimau walaupun ia telah ilmulyakin dan ainal yakin sepenuhnya terhadap ilmu itu. Tetapi seseorang, yang telah menguasai ilmu itu sepenuhnya dalam teori dan prakteknya, atau dalam hidupnya memang itu pulalah profesinya, yaitu menangkap macan hidup-hidup dengan ilmu silatnya, maka barulah ilmunya itu dinamai Haqqul yakin (= sungguh-sungguh benar baginya). Tepat sekali dalam AL HIKAM disebut :

“llmul yakin (keyakinan yang didapat dari pengertian teori pelajaran).

Ainul-yakin ( keyakinan yang didapat dari fakta kenyataan lahir setelah terungkap / terbuka)

Haqqul – yakin (keyakinan yang benar – benar langsung dari ALLAH, dan tidak dapat diragukan sedikitpun, yaitu keyakinan yang mutlak”.

Dengan demikian, Ilmul-yakin adalah masih dusta, Ainul-yakinpun masih dusta, HaqquI-yakin barulah benar.

( 8 )

Menguasai ilmu bela diri sebagai senjata, sampai pada haqqul-yakin sama sekali tidaklah wajib bagi kita, tetapi ilmu “handling“, llmu menguasai teknik senjata Kalimah ALLAH sebagai pokok dan dasar segala ibadat, ini pastilah wajib sekali bagi seluruh kaum muslimin ! Karena kalau tidak dikuasainya, mana mungkin ia dapat menegakkan Shalat yang khusuk (Shalatul Khasiin), karena hanya Kalimah Allah yang Maha Suci yang dapat men-suci-kan hati sanubari kita dari noda-noda syirik khafi, yang dimasukkan iblis ke dalam diri kita.

Shalat yang tidak khusuk adalah karena Sang Iblis laknatullah masih tetap bersarang dalam hati kita. Dengan lain perkataan : Dalam menegakkan Shalat, walaupun kita (jasmani )telah disucikan dari segala macam najis, kita( rohani )seIaIu masih disertai lblis-Iaknatullah dalam Shalat kita. Sudah jelas Shalat yang begini rupa. Shalat yang tertolak.

Rumus Aljabar:

” + x – = – ” yang haq ( shalat ) gandeng yang bathil ( lblis ) = BATHAL; daging kambing campur daging babi, tertolak; naik haji pakai uang curian, uang korupsi, uangjudi, uang maksiat, hajinya tertolak, bathal; membuat mesjid dari uang haram, tertoIak( bathal amalannya ) malahan mendapat murka ilahi, bukan ridha ilahi ( + x – = – ).

( 9 )

Dan Sang lblis ini bukan main saktinya. Coba bayangkan saja, lblis ialah Guru dari Firaun yang sangat sakti, dialah Guru Bal’an bin BaI’un yang bukan kepalang saktinya, dialah yang mampu mengalahkan Basisa yang bukan main dahsyat kesaktiannya, dia pulalah yang memperdayakan Adam a.s., Rasul Utama dan Rasul Pertama, sehingga “terpelanting” dari dalam Syorga. llmunya sangat halus dan tinggi, sehingga ia mampu menyusup ke dalam Syurga,apalagi menyusup ke dalam hati kita manusia yang lemah, tanpa terasa ! Tidak mungkin kita menang melawannya dan tak mungkin kita mampu mengusirnya dari hati kita dengan Kalimah ALLAH “buatan” kita sendiri, karena kita yang “membuat”-nya pun tidak khalis !! Selain sangat sakti dan tak kelihatan karena halusnya, iapun “tamatan sekolah tinggi di langit “, bukan main pintarnya, sedangkan kita hanya tamatan sekolah di bumi ! Belum lagi umurnya, entah sudah berapa ratus ribu tahun. Bila dibandingkan dengan Iblis, kita adalah sebagai bocah yang masih ingusan dan selalu dapat di “tokoh”/ ditipunya dengan mudah.

Hanya senjata Kalimah ALLAH “asli” dan “tulen” dari ALLAH yang diberikan-Nya, yang harus kita kuasai teknik /cara pendayagunaannya, itulah yang mampu menghancurkan iblis.

( 10 )

Firman ALLAH berbunyi :

 

Qad aflahal mukminuuna alladziina hum fii shalaatihim khaasyiuun (QS. Al Mu’minuun :1-2 ).

Artinya : “Sesungguhnya mendapat kemenanganlah orang-orang mukmin yang berhati khusyuk dalam Shalatnya”.

Tiada khusyuk berarti tiada menang, dan tiada menang berarti kalah dan orang yang kalah pastilah dijajah, apalagi oleh iblis musuh bebuyutan itu. Selama ia tidak mampu khusuk, atau selama ia tidak mampu menguasai cara meng”handling” Kalimah ALLAH yang maha sakti itu, selama itu pulalah ia jadi anak jajahan iblis, dan kalau ini berlarut-larut sampai ke-fisaktaratil maut, alangkah karamnya hidup cucu Adam yang begini rupa! !! Tidak menang berani kalah, orang kalah pastilah dijajah, apalagi kalah oleh Iblis laknatullah, musuh bebuyutan itu selama-lamanya kita akan dijajahnya, disiksanya. dihajabnya, dianiayanya, diperdayanya, dan akhirnya “dijualnya” ke neraka, kecuali bila kita mampu menegakkan Shalat khusyuk atau sampai kita mampu “handling” Kalimah ALLAH itu. Begitu kita pandai Shalat khusuk, barulah kita mulai menang (Al Mu’minuun ayat 1-2 ) itu berarti barulah iblis mulai Iari, barulah mulai berjaya ucapan kita : “A`uudzu billahi minasy syaithaanir rajiim ” “dalam reaIitasnya”, dalam HAQQUL YAKIN yang sebenar-benarnya. Kalimah ALLAH Yang disalurkan/yang terbit daripada ALLAH SWT sendiri, baruiah ia tulen/asli/HAQ/SAH dan Berjaya, yang kita salurkan via Rohani Rasulullah SAW dan via Rohani kita sendiri, terus melalui lisan kita, ditujukan pada sasarannya !!! Barulah maha dahsyat akan hasilnya !!!

Lihat Rumus Aljabamya :

Setan, iblis, hantu,jin dan Iain-lain : ∞ = 0 ∞ = Nama Allah

(∞=Kalimah ALLAH asli langsung dari sumbernya dengan potensi tak terhingga).

Coba kita dengar firman ALLAH yang berbunyi :

Wa maa ramaita idz ramaita walaa kinnallaaha ramaa ( QS. Al Anfal : 17 ).

Artinya : ” Bukan Engkau( ya Muhammad ) yang melontar, memukul, memanah, melainkan Aku ( ALLAH )”.

Kesimpulan eksakta : Bukan Engkau (ya Muhammad) yang melontar, memukul, memanah, “menyebut” melainkan Aku (ALLAH)

( 11 )

Pengertian daripada llmu Tasauf dan Sufi serta rahasia teknis pelaksanaannya yang diuraikan oleh llmu Metafisika Eksakta yang harus kita pelaiari, kita kuasai dan kita mahirkan, kita raga-sukmakan, yaitu harus ada “Schakel” antara Gerak ALLAH dengan gerak kita, kira-kira seperti “Schakel” antar putaran mesin mobil dengan roda mobil.

Atau jika mau lebih erat lagi, seperti sebatang pedang di tangan seorang ahli silat yang masyhur dan hebat yang memegang pedang itu, sehingga lawan benar-benar berhadapan dengan Pendekar atau “jagoan” yang tak terkalahkan, yang memegang dan mengendalikan pedang itu sendiri.Dapat diperkirakan, bahwa semua lawan akan terbabat habis ! Apalagi Kalimah ALLAH yang tulen, yang Haq, yang disalurkan dari sumber aslinya. Belum lagi ia sampai pada sasarannya, Radiasi-Nya / Sinar-Nya / Nur-Nya sajapun sudah memusnahkan segala lawan, segala setan, segala bencana, segala huru-hara, segala yang onar – onar di dalam dan di luar diri kita, dan dapat pula ditujukan dalam segi positifnya pada diri di sekeliling kita, pada diri kampung halaman kita, dan pada diri Negara kita dan akhirnya dapat pula ditujukan energi yang maha hebat tersebut pada Dunia kita, bahkan pada seluruh jagad ini, sehingga kiamat dunia dan kiamat jagad ini sekalipun dapat dibendung dan dicegah, apalagi bencana alam, galudo, gempa bumi dan Iain-Iain malapetaka, semuanya sudah pasti dan jelas dapat dihindarkan dan akhirnya dapat dibatalkan sama sekali, ditahan oleh energi tak terhingga dari Kalimah ALLAH yang maha dahsyat itu, yang dijolok turun dengan pelaksanaan teknis daripada handling ( pengalaman ) Kalimah ALLAH, ilmu mana terletak dalam bidang Tasauf dan Sufi !! yang teknis pelaksanaannya diuraikan secara ilmiah oleh ilmu Metafisika Eksakta yang hipermodern.

لاَتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يَبْقىٰ عَلَى وَجْهِ الاَرْضِ مَنْ يَقُوُلُ اللهُ اللهُ

Laa taqumus saa’atu hatta laa yabqaa alaa wajhii ardhi mayyaquulu ALLAH ALLAH ( HR. Imam Muslim )

Artinya:”Tiada akan datang kiamat kecuali kalau tidak ada lagi orang yang membaca ALLAH ALLAH “.

Tentu saja yang dimaksud dengan “orang yang membaca ALLAH ALLAH”, ialah hamba-hamba ALLAH seperti yang tersebut di atas,yaitu Manusia-manusia Pilihan/Master-master Specialist atau teknokrat – teknokrat yang menguasai ilmu teknik Kalimah ALLAH atau yang menguasai ilmu Physika di alam Meta yang Maha Akbar ! (Alam KeTuhanan).

Lihat rumus Aljabar:

(ANCAMAN) BENCANA ALAM ‘) + KIAMAT DUNIA +KIAMAT JAGAD RAYA : ∞ = 0 :(baca dibagi)

Makna DIBAGI ∞ adalah DISAPU HABIS OLEH KALIMAH ALLAH

∞ =Kalimah ALLAH asli yang maha dahsyat, dengan penuh potensi-potensi tak terhingga, yang setiap saat “STANDBY”/ SIAP SEDIA untuk diterjunkan dan disalurkan melalui SALURAN HAQNYA dan ditujukan terhadap sasaran-sasarnya,jika dijolok turun oleh para Master-Master Specialist/

Teknokrat-teknokrat ahli PHYSIKA di alam META!! (Alam Ketuhanan).

Menurut istilah tradisionalnya jika didoakan oleh para KEKASIH-KEKASIH ALLAH, para RASUL, para AULIA, para RIJALULLAH (laki—laki ALLAH, PAHLAWAN-PAHLAWAN ALLAH) yang perkasa, maka turunlah perlindungan ALLAH dari sifat RAHMAN dan RAHIMNYA !!!

Kalimah ALLAH yang di “‘handling”, di “amalkan”, atau menurut istilah tradisionalnya di “do’akan” dengan “khusuk”, Kalimah ALLAH yang demikian, mempunyai daya hancur, daya energi yang maha dahsyat yang tak terhingga. Ia tidak terkungkung pada jarak dan waktu, karena jarak dan waktu, Ienyap dengan potensi yang tak terhingga (∞), karena potensi Kalimah ALLAH mempunyai aksi radius yang tak terhingga ( ∞ ) ke segala jurusan dan segala masa dan zaman, sampai-sampai dapat tembus ke Akhirat.Sebelum dunia dan sesudah dunia diciptakan. sebelum alam semesta diciptakan dan sesudah alam semesta dilenyapkan. Kalimah ALLAH tetap jaya, karena la tak bercerai dengan Yang Punya Nama ialah ZAT YANG MAHA-MAHA SEGALA.

Waktu : ∞ = 0 Neraka : ∞ = 0 :(baca dibagi)

Alangkah bahagianya Kaum Mufarridun1 yang mendapat kurnia Ilahi yaitu mampu beserta nama ALLAH sepanjang masa dari Dunia sampai ke Akhirat . Berapa dahsyat Kalimah ALLAH yang begini rupa, yang dipusakakan ALLAH pada para KhaIifah-Nya yaitu para Rasul, para Anbia, para Aulia, para Sholihin, Shiddiqin, para Syuhada, para Mukmin sejati dan para Mujaddid2 yang menguasai ilmu metode pelaksanaan teknisnya secara ilmul, ainal dan haqqul yakin ! ALLAHU AKBAR !!!

(12)

Sudah jelas yang mempusakai ini bukan jasmani kita (termasuk otak, fikiran-fikiran dan lain-lain) tetapi Roh kita. Roh kita adalah kita juga. Di Dunia, sekarang ini ia ada beserta dengan jasmani kita nanti pada sakaratul maut ia bercerai dengan jasmani kita, masing-masing kembali pula asalnya. Kalau jasad kembali pada tanah karena isi dan asalnya adalah dari tanah, Roh kita ini kemana ia kembaIi ?!! Apakah selama ini, isinya, substansinya, berisi Kalimah ALLAH asli? Jika begitu sudah jelas ia pasti kembali pada ALLAH SWT, karena dalam hidupnya sudah, selalu, senantiasa ia beserta dengan ALLAH itu.

Hadits Qudsi :

قال الله تعا لى: لم يسعني الارضي ولا سماءي ووسعني قلب عبدي المؤمن اللين الوادع

Qaalallahu ta’aalaa: Lam yasa`nii ardhii walaa samaaii wa wasianii qalbu ‘abdiil Mukminul Iayyinul waadi’.

Artinya :”ALLAH TA’ALA berfirman: Tak dapat memuat Zat-Ku, Bumi dan langitKu,yang dapat memuat Zat-Ku ialah Hati hamba-Ku yang Mukmin, lunak dan tenang” (R. Ahmad dari Wahab bin Munabbih).

Ia tidak masuk Surga Iagi, karena sejak di dunia ia sudah masuk, sudah berada di dalam Surga sesuai sabda Rasulullah “Siapa yang di dunia sudah masuk Surga, di Akhirat ia tak masuk lagi”(Yang sudah di dalam, tentu tak masuk lagi ke dalam, mereka yang di Iuarlah yang masuk !). Surga hakiki ialah beserta dengan ALLAH. Roh yang senantiasa beserta dengan nama-Nya di dunia,maka Roh yang demikian adalah sangatlah sucinya, karena ALLAH selalu menyertainya, sejak dari dunia semasa ia masih hidup berdampingan dengan jasmaninya. ALLAH yang di Akhirat adalah sama juga dengan ALLAH yang di dunia dan Roh kita yang di Dunia, adalah sama dengan Roh kita yang di Akhirat, memang Roh kita yang di dunia itulah yang menyeberang ke Akhirat kelak, dan Roh kita itulah sejak dari Dunia ini,yang harus diajar menyertai ALLAH dalam gabungannya dengan Roh Rasulullah SA W sehingga pastilah Roh kita itu beserta dengan Nama ALLAH yang WAJIBUL WUJUD, karena senantiasa bersama-sama bahkan selalu bersatu, bergabung, berimam-imam tahqiq3 dengan Roh Rasulullah SAW yang tidak berdinding dengan ALLAH SWT.

Usaha menggabungkan Roh kita dengan Roh Rasulullah, menyertakannya, tidaklah merupakan suatu dosa atau suatu kesalahan, sekali-kaIi tidak! Bahkan suatu kehormatan yang tak dapat dinilai tingginya, suatu pekerjaan yang sangat perlu sekali diIaksanakan, agar Roh kita dapat bersujud dengan sebaik-baiknya dan sesempurna-sempurnanya,bersama-sama, berimam-imam tahkik dengan Roh Rasulullah yang khalis mukhlisin, sebagai tanda abdi kita yang setinggi-tingginya dan suci murni terhadap AI Malikul Mulki yang Wahdahu Laa syarikalah!!! (inilah Shalat yang muntahi, Shalat ihsan, Shalat Assalatul mi’rajuI mu’minin!).

Sebagai gambaran kita lukiskan di bawah ini secara eksak:

clip_image005

clip_image007

Roh yang demikian (IV), jika telah dilepas dari Jasmaninya,ia akan terbang “langsung” ke Alam Kalimah ALLAH secara kilat dengan kecepatan tak terhingga (∞), bersama-sama dengan Roh Rasulullah, yang telah dilazimkan berada bersamanya (berimam/beserta) sejak dari dunia dan ia hanya berhenti pada Alam Kalimah Tak terhingga (∞); Sang Roh memandang ke luar dan ke dalam hanya ada Kalimah ALLAH saja yang kelihatan. Sang Roh berucap: ALLAHU AKBAR ! sesuai dengan ayat Al Quran :

 

Fa ainamaa tuwallu fatsamma wajhullah

Artinya :”Barang ke mana saja kamu memandang di situlah wajah ALLAH”(QS.Al Baqarah :115)

Sang Roh telah tiba di Syorga, tanpa jasmani, untuk selama-lamanya.

Hadits Qudsi :

من كان اخرالكلامه لااله الا الله دخل الجنة

Man Kaana akhiru kalaamihi laa ilaaha illallah dakhalal jannah.

Artinya : “Barang siapa yang pada akhir katanya Laa ilaaha illallah, masuklah ia ke dalam Syorga”

Sewaktu di dunia, Roh yang seperti itu, selalu juga “tiba” di “syorga”(=beserta dengan ALLAH) karena telah dibiasakannya selalu berzikirullah dalam keadaan bersatu dengan Roh Rasulullah, tetapi kemudian selalu pula “Kembali” lagi ke “dunia”, karena belum tiba waktunya untuk pergi selama-lamanya, berhubung masih ada tugas daripada ALLAH untuk dunia.

Qul inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiin

Artinya : Katakanlah! Sesungguhnya shalatku dan segala ibadatku dan hidup matiku bagi Allah Tuhan sekalian Alam (QS.Al- An’aam :162).

(13)

Kembali kita pada soal menyebut kalimah ALLAH! Rupanya bukan main sulitnya menyebut dan menyalurkan Kalimah ALLAH itu secara yang sebenar-benarnya sehingga mampu menghancurkan sasaran-sasarannya, kalau hanya untuk menyebutnya saja orang kafir pun dapat melakukannya dengan mudah,tetapi sekedar hanya untuk menyebut bunyinya saja. Tenaga tak terhingga (∞) Alam Metafisika Ketuhanan itu yang benar-benar harus/wajib mampu dihadirkan dan dimunculkan, barulah Sang lblis lari. Kalau tidak, ia tidak akan lari bahkan kita yang akan dihajarnya terus menerus habis-habisan. Agar supaya tenaga tak terhingga ( ∞ ) itu hadir, kita harus mendapatkan frekuensinya lebih dahulu, yang hanya dapat diperoleh dalam dada (rohani =hati) para Rasul, karena disitu ditanamkan Nur Ilahi, ke situ pulalah harus kita hubungkan rohani kita, kita masukkan, kita satukan, kita lebur rohani kita, baru Roh kita mendapat frekuensi yang tak terhingga (∞), karena Roh kita telah bersatu dengan Roh Sang Rasul. Kalau ini sudah dapat terlaksana berarti saluran telah dipasang, baru automatis mengalir energi – energi dari ayat-ayat ALLAH, antara lain energi “A’uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim” dan kita pun ikut “membonceng” menyebutnya,jadi bukan kita yang memproduksinya sendiri, walaupun pada zahirnya kelihatan dan kedengaran keluarnya sama saja dengan ucapan-ucapan orang-orang awam lainnya!

Wa maa ramaita idz ramaita walaa kinnallaaha ramaa.

Artinya : ” dan waktu kamu melempar itu sebenarnya bukan kamu yang melakukannya,tetapi Allah jualah ( QS.Al-Anfal :17 ).

Kesimpulan eksakta: Bukan Engkau( Ya Muhammad ) yang melontar, memukul, memanah, “menyebut” melainkan Aku ( ALLAH ).

( 14 )

Di Zaman teknologi modern sudah begitu memuncak, Agama yang mengandung unsur ilmu Ketuhanan yang maha dahsyat, sudah waktunya wajib diuraikan dan dijabarkan pula secara teknis ilmiah seperti tersebut di atas, dan harus mampu pula menonjolkan kemaha superior-an dari Ketuhanan itu sendiri. Ilmu Tuhan adalah Maha Superior, Maha Unggul dan harus berada di atas segala ilmu Alam mana sajapun. Tidak mungkin Tuhan kalah terhadap ilmu alam yang diciptakan-Nya sendiri !!!

Kataballaahu laaghlibanna anaa warusuulii innallaaha qawiyyun aziizun.

Artinya : “ALLAH telah menetapkan bahwa tiada kamus kalah bagi-Ku dan Rasul-Rasul-Ku. Sesungguhnya ALLAH Maha Kuat dan Maha Gagah (QS.Al Mujaadilah :21)

Hanya saja karena manusia hanya memupuk dan mendalami serta meningkatkan teknik daripada ilmu alam belaka, sedangkan para ahli Agama, tidak mampu, tidak biasa, dan tidak mengerti bahkan tidak faham dan asing baginya sama sekali untuk memupuk atau mendalami, apalagi meningkatkan teknik daripada Ilmu Ketuhanan yang maha dahsyat, sehingga Ilmu Teknik Ketuhanan ( Tasauf dan sufi) tidak berkembang dan tercecer atau ketinggalan jauh sekali di belakang, sehingga Agama Iambat laun kehilangan keramatnya.

Pemeluk Agama sendiri mulai bimbang, atau mulai kehilangan kepercayaannya pada Agama, mereka mulai dihinggapi rasa cemas, panik, gelisah akan huru-hara,takut dan khawatir dalam hidup. Mereka cari pegangan lain dan berjuang di bidang materi semata-mata, sehingga terbitlah suasana gontok-gontokan dan lain-lain yang negativ dan kurang sehat seperti hal tersebut di atas tadi, atau yang kurang imannya lari kepada alam kebathinan yang bathil.

Disini pulalah kesyukuran kita yang sebesar-besarnya pada ALLAH SWT, karena Ilmu Metafisika Eksakta ternyata mampu sepenuhnya dengan gilang-gemilang mengimbangi, bahkan mengungguli kehebatan-kehebatan teknik daripada teknologi modern. Sehingga perhatian dari puluhan ribu kaum cendekiawan Muslim di dalam dan di luar negeri tertarik kembali akan bukti-bukti kebesaran Agama, yang diuraikan secara teori dan praktek, atas dasar ilmu eksakta yang tak dapat ditolak akan kebenarannya. Hal ini meyakinkan dan mengagumkan akan kemaha ilmiahan dari AI Islam Mulia Raya, karena antara Iain mengungkapkan : Hukum-hukum kemenangan yang mutlak dari hidup dan kehidupan seorang Mukmin Sejati dari Dunia sampai ke Akhirat, di mana sajapun ia berada dan terhadap lawan manapun ia pasti akan menang !!

Ilmu Metafisika mengungkapkan, bahwa dalam diri pribadi seorang Mukmin yang perkasa, berada tersembunyi, atau ia beserta dengan suatu tenaga oer atom yang maha dahsyat, dan tak terhingga, yang hanya dapat dijolok keluar/dimunculkan dengan mengamalkan Firman-firman ALLAH dan AI Hadis yang terletak dalam hukum-hukum pada Bidang Tasauf dan Sufi dengan memakai suatu metode yang halus dan hebat dalam AlQuran yang selama ini tersembunyi /tersuruk bagi si awam Islam sendiri,justru karena halusnya dan tingginya!!

Kita jangan lupa, bahwa di dalam lapisan sebelah dalam dari jalan Agung yang dimasyhurkan dengan nama Sirathal mustaqim, berada jalan yang sangat halus dan sangat suci,langsung menuju Zat yang Maha Suci dan Maha Halus, yaitu Maha Raja Diraja Bumi dan Langit , AI Malikul Mulki, yang Maha Agung, Maha Perkasa, yang Wahdahu Laa Syarikalah !!!

( 15 )

Metode yang halus dan dalam seperti yang dimaksud di atas,itulah antara lain yang diuraikan oleh ILMU KEROHANIAN DAN METAFISIKA EKSAKTA, secara ilmiah, atas dasar teknologi modern dan atas dasar Hukum-hukum eksakta, sehingga benar-benar mengagumkan akan ke-ilmiahan dari Al-Islam Mulia Raya,dan sekaligus membukakan pula tabir Rahasia ke-Maha Dahsyatan Energi Kalimah ALLAH, yang kita agung-agungkan sepanjang masa, yang mampu melebur gunung, dosa, iblis, setan dan jagad ini, jika perlu ! Bahkan juga sebaliknya, mampu pula menghindarkan, menyingkirkan, membatalkan malapetaka alam, bencana alam, bahkan mampu menahan terjadinya Kiamat Dunia dan Kiamat jagad ini sekalipun! Allahu Akbar!

(16)

Di bawah ini kita akan baca beberapa ayat AlQuran dan AlHadis yang mengkiaskan kehebatan seorang Mukmin yang selalu disertai tenaga Oer atom yang maha dahsyat itu, agar Saudara-saudaraku kaum Muslimin dapat berpikir dan merenungkannya serta dapat memanfaatkannya untuk kemenangan hidup Dunia Akhirat dalam segala sektor kehidupan.

1.

قال الله تعا لى: لم يسعني الارضي ولا سماءي ووسعني قلب عبدي المؤمن اللين الوادع

Qaalallaahu taalaa : Lam yasa’nii ardhi wala samaaii wa wasianii qalbu ‘abdiil Mukminullayyinul waadi`.

Artinya : ” Allah Ta’ala berfirman,Tak dapat memuat zat-Ku, Bumi dan Langit-Ku yang dapat memuat Zat-Ku, ialah Hati hamba-Ku yang Mukmin lunak dan tenang”( R. Ahmad dari Wahab bin Munabbih ).

Kesimpulan : Dalam kalbu seorang Mukmin, berada tenaga oer atom yang maha dahsyat yang ia harus pandai /mampu mencari metode/caranya untuk mengeluarkan dan memanfaatkannya.

2.

Wa nahnu aqrabu ilaihi min hablil wariid

Artinya : “Dan Kami Iebih hampir kepadanya daripada kedua urat lehernya”( QS. Qaf ayat 16 ).

Kesimpulan : Tenaga dahsyat itu sangat hampir pada sang Mukmin, sayang ia tak mengerti cara pelaksanaan teknis untuk memanfaatkannya. la percaya tetapi tak dapat menghasilkannya!!! Sayang seribu kali sayang!!! Maka oleh sebab itu, ia tetap kalah dalam perjuangan hidupnya terhadap lawannya( iblis ).

3.

Wa huwa ma’akum aina maa kuntum

Artinya : “Dia beserta kamu di mana kamu berada “( QS. Al-Hadid : 4 ).

Kesimpulan : Sang Mukmin selalu rupanya beserta dengan Yang Maha kaya, Maha Segalanya, kenapa kita tetap menderita, karena barangkali belum benar mukmin kita.

4.

Wamay yutiillaaha warrusuula Fauulaaaika ma`alladziina an ‘amallaahu ‘alaihim minan nabiyyina wash shiddiqiinn wasy syuhadaa’ wash shaalihiin wahasuna ulaaika rafiiqan.

Artinya : “Barang siapa mentaati ALLAH dan Rasul, maka mereka itu bersama-sama dalam deretan orang-orang yang diberikan ALLAH Kurnia kepada mereka yaitu Nabi-Nabi, orang-orang yang benar, orang-orang syahid dan orang-orang yang saleh. Adalah sebaik-baiknya bersahabat dengan mereka. ( QS. Annisa’: 69 ).

Komentar : Bersahabat dalam arti bukan saja semasa hidup di dunia yaitu antara jasmani dengan jasmani, tetapi yang lebih penting yang selalu dilupakan, adalah bersahabat antara rohani dengan rohani, yang merupakan persahabatan yang tidak akan bercerai-cerai dan akan tetap bersahabat, walaupun mungkin yang seorang telah mendahului berpulang ke alam baka dan telah menjadi penghuni Surga pada sisi Allah SWT.Karena mereka yang sederetan duduknya dengan para Nabi, syuhada,Shalihin, pastilah pada akhir katanya tak mungkin lupa menyebut /mengingat akan ALLAH, karena selama hayatnya di dunia, zikrullah itu telah dilatihnya sedemikian rupa,sebanyak-banyaknya dan tak henti-hentinya/istiqamah dengan methode yang tepat, sehingga zikrullah itu telah meraga sukma dalam dirinya ,tembus hingga ke alam di bawah sadar dan alam di atas sadarnya.

Sesuai hadis qudsi :

من كان اخرالكلامه لااله الا الله دخل الجنة

“Man kaana akhirul kalaamihii Iaa ilaaha illa llaah dakhalal jannah”.

Artinya: “Barang siapa yang pada akhir katanya Laailaaha illallah, masuklah ia ke dalam surga.

5

 

Wa`lamuu annallaaha ma`al muttaqiin.

Artinya : “Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya ALLAH bersama orang-orang yang taqwa” (QS. Attaubah:36 ).

Kesimpulan :

  1. Besertalah selalu dengan orang taqwa, karena ALLAH beserta dia.
  2. Orang taqwa selalu dipelihara ALLAH dari segala bala dan bencana.
  3. Kalau kita masih kalang kabut, tandanya kita belum taqwa, belum disertai ALLAH.

6. Al-Hikam menyebutkan, dalam sebuah hadis qudsi ALLAH bersabda :Para Wali-Ku di bawah naungan-Ku,tiada yang mengenal mereka dan mendekat kepada seorang wali, kecuali jika ALLAH memberikan taufiq hidayah-Nya. Supaya ia langsung juga mengenal kepada ALLAH dan kebesaran-Nya yang diberikan kepada seorang manusia yang dikehendaki-Nya.

7. Dalam Al-Hikam diceritakan pula : “Sahl bin Abdullah ketika ditanya oleh muridnya : Bagaimanakah mengenal Waliyullah itu ? Jawabnya : ALLAH tidak memperkenalkan mereka, kecuali kepada orang-orang yang serupa dengan mereka,atau kepada orang yang bakal mendapat manfaat dari mereka (yakni untuk mengenal dan mendekat kepada ALLAH). Rahmat kebijaksanaan ALLAH telah menetapkan para Wali itu dengan hijab basyariyah (kebiasaan manusia).

Komentar Dalam ilmu Sifat 20 ada tertulis : “Harus” Rasulullah itu bersifat manusia, dengan tidak mengurangkan martabatnya yang maha tinggi (Syaikh Thohir bin Saleh Aljazairi Al—Jawahirul Kalamiyyah terjemahan Dja`far Amir, Penerbit Raja Murah Pekalongan, halaman 59-60).

8.

من عادلي وليا فقد اذنته باالحرب

Man ‘aadali waliyyan faqad adzantuhu bil harbi.

Artinya : ” Barang siapa yang memusuhi penolong-Ku (WaIi-Ku) akan Ku nyatakan perang kepadanya” (Hadis Qudsi Riwayat Bukhari).

Kesimpulan : ALLAH Yang Maha hebat, bersiap-siap perang,kalau WaIi-nya diserang.

9.

Wa maa ramaita idz ramaita walaa kinnnallaaha ramaa (QS. Al Anfal :17).

Artinya : “Bukan Engkau (ya Muhammad) yang melontar / memukul / memanah,melainkan Aku (ALLAH)”

Kesimpulan : ALLAH yang berperang melawan musuh Aulia-Nya.

10.

“Faainamaa tuwalluu fatsamma wajhullaahi “

Artinya: Kemana saja kamu menghadap maka di sana lah wajah Allah”(QS.Al-Baqarah:115)

Kesimpulan : ALLAH menempatkan kekasih-kekasih-Nya dalam kapsuI/sangkar/benteng yang di Iuar dan di dalam dijaga dengan Nama-Nya.

11.

“Laa tahzan innallaaha ma’anaa”

Artinya : Jangan takut jangan berduka cita bahwa sesungguhnya ALLAH beserta kita”(QS.At-Taubah:40)

Kesimpulan : Benar-benar tak perlu takut dan cemas, jika kita adalah orang yang taqwa /mukmin. Kita yang Taqwa, tetap dijaga dan dipelihara ALLAH.

12

ان الله قال من عادلي وليا فقد اذنته باالحرب وما تقرب الي عبدي بشيئ احب الي مما افترضته عليه وما يزال عبدي يتقرب الي بالنوافل حتى احبه فإذا احببته كنت سمعه الذي يسمع به وبصره الذي يبصربه ويده التي يبطش بها ورجله التي يمشي بها ولئن سألني لأعطينه ولئن استعذني لأعيذنه

Innallaha qaala man ’aadaIii waliyyan faqad aazantuhu bil harbi wamaa taqarraba ilayya ‘abdii bisyai-in ahabhu ilayya mimmaftaradhtuhu ‘aIaihi wamaa yazaaIu ‘abdii yataqarrabu ilayya binnawaafiili hataa uhibhahuu faidzaa ahbabtuhuu, Kuntu sam’ahul ladzii yasma`u bihii wabasharahu ladzii yubshiruu bihii wayadahul latii yabthisyubihaa warijlahul latii yamsyii bihaa walain sa-alanii la-u’thiyannahuu walainista’aadzanii la u’iidzannahu

Artinya : “Barang siapa yang memusuhi seseorang penolongKu,maka Aku mengumumkan perang kepada-Nya, dan apabila hamba-hambaKu menghampirkan diri kepada-Ku dengan sesuatu amalan tanda ia lebih kasih ke pada-Ku, daripada hanya sekedar mengamalkan apa-apa yang telah Kuwajibkan atasnya.Kemudian itu ia terus menerus mendekatkan dirinya kepada-KU dengan amalan amalan yang nawafil (yang baik) hingga Aku mencintainya. Maka apabila Aku telah mencintainya adalah Aku pendengarannya bila ia mendengar dan Akulah penglihatannya bila ia melihat dan adalah Aku tangannya bila ia mengambil (melakukan sesuatu) dan adalah Aku kakinya bila ia berjalan,jika ia memohon niscaya Aku perkenankan permohonannya, jika ia meminta perlindungan pastilah Aku lindugi dia” (Hadis Qudsi, riwayat Imam Bukhari)

(17)

Segala macam Ayat dan Hadis tersebut di atas, selama ini kiranya sudah pernah kita ketahui semuanya, karena dapat dibaca dalam Al Quran dan buku-buku Hadis, tetapi tak pernah atau tidak secara serius, terlintas pada kita untuk mendalaminya dan memanfaatkannya karena kurang mengerti akan bagaimana cara mempraktekkannya. Tak pernah ada gurunya atau Guru besarnya yang mampu mengajarkan pelaksanaan teknis daripada prakteknya.

Tibalah saatnya sekarang ini, setelah berpuluh-puluh tahun, lebih dari 35 tahun terus menerus dengan seksama, diadakan riset, secara kontinu, terhadap Ayat-ayat Al Quran dan Al Hadis atas dasar Tasauf dan Sufi Islam dan ilmu Eksakta baru sejak itulah Metafisika Eksakta mulai berkembang. Ilmu ini mampu menguraikan Hukum-hukum Sufi dalam Islam secara ilmiah eksakta, sehingga Ayat-ayat dan hadis tersebut dapat berbuah atau ber-PAHALA nyata. Ayat-ayat Al Quran dan Hadis tersebut harus telah mampu menjadi kenyataan kenyataan kemenangan yang harus telah dapat nyata kelihatan dan terasa, sejak dalam hidup ini di dunia, dan yang pasti akan berkelanjutan terus sampai ke Akhirat, karena berdasarkan hukum-hukum yang benar-benar Absolut Benar dan oleh karenanya berlaku di alam mana saja pun,karena Kalimah ALLAH, di alam mana saja pun dapat berbuah dan berhasil sukses dengan gilang – gemilang, jika diamalkan, asal saja kita mampu memenuhi segala rukun dan syaratnya, zahir dan bathin, fisik dan metafisiknya.

Ia pasti akan berhasil dengan gilang gemilang dan mengagumkan.Ilmu Metafisika Eksakta menunjukkan metodenya yang tersimpan dalam Ilmu Tasauf dan Sufi Islam secara tepat dan jitu sekali, sangat eksak, sehingga tak mungkin dapat dibantah oIeh siapa pun, baik dalam teori, maupun dalam prakteknya, yang mengagumkan para cendekiawan Islam di seluruh dunia, terutama para ahli ilmu eksakta sendiri, karena merekalah yang Iebih mengerti akan hukum-hukum eksakta, walaupun ia bukan seorang muslim.

Ucapan-ucapan para Rasul dapat diuraikan secara eksak, dan sekaligus Ilmu Metafisika menunjukkan cara pelaksanaan teknisnya, bagaimana metodenya, agar dapat mewarisi semua hasil-hasil pahala-pahala yang tertuang nyata dalam ayat-ayat AlQuran dan AlHadis tersebut di atas. Dan metode itu ternyata ada dalam AlQuran dan Al Hadis dengan jelasnya.

Kesimpulan : Ilmu Metafisika Eksakta Islam mengangkat dan membuktikan, bahwa AlIslam Mulia Raya adalah benar-benar Agama yang maha ilmiah dan maha eksak, serta maha tinggi.

Innad-diina ‘indal-laahil Islam

Artinya : “Sesungguhnya Agama pada sisi ALLAH adalah Islam” (QS.Ali Imran : 19)

Hadits Riwayat Bukhari :

الإسلام يعلوا ولا يعلى عليه

Al lslaamu ya’luu walaa yu’laa `alayhi.

Artinya:”Islam adalah sangat tinggi, tiada yang dapat meIebihinya”(Hadis Riwayat Bukhari).

Di sini nyata kembali kehebatan Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta !!!

(18)

Di bawah ini kami perinci beberapa hasil-hasil dari kehebatan-kehebatan Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta sebagai contoh-contoh :

1. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah berhasil dengan gemilang mengangkat HARKAT AGAMA ISLAM, dari Agama yang dianggap “kolot” dan dogmatis, menjadi Agama Ilmiah yang super modern dalam segala bidang, di forum Ilmiah INTERNASIONAL, sebagai Agama ciptaan ALLAH SWT, yang Maha Sempurna, sepanjang masa, dalam segala liku-Iikunya dan lapisan-lapisannya dan sebagai Agama yang mengandung ilmu dan energi yang maha dahsyat.

2. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah berhasil menunjukkan dalam teori dan praktek, bahwa Al Islam bukanlah semata-mata Agama untuk ibadat atau untuk suluk-suluk/beramal-beramal saja di mesjid-mesjid atau langgar-langgar, tetapi Islam menunjukkan hukum-hukum kemenangan hidup yang absolut, yang tak terkalahkan di zaman perang dan di zaman damai, di Dunia dan Akhirat.

3. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah berhasil menunjukkan, bahwa dalam Al Islam berada senjata Maha Ampuh, Modal yang tak habis-habisnya, Rezeki yang tak kering-keringnya, yang scmuanya tak lekang-lekangnya dari si pemeluk Agama itu (Mukmin sejati, khalifah ALLAH); bahkan Islam ada menyimpan dua Surga satu di dunia dan satu lagi di akhirat, yang tidak ada huru hara, karena tidak mampu menembus benteng “kapsul” Kalimah ALLAH yang mana keras, bahkan mampu memadamkan api huru hara yang sedang berkecamuk dalam kehidupan manusia (“the blowing, out of the fires”) Sesuai dengan ucapan Rasul :

بِسْمِ اللهِ الذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌُ مَا فِى الاَرْضِ وَلاَ فِى السَّماءِ

Bismil laahil ladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa-i

Artinya: “Atas nama Allah,yang tidak memberi mudharat apa-apa yang di langit dan di bumi ialah bagi orang yang beserta dengan nama-Nya”.

4. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah berhasil membersihkan jiwa manusia dari syirik nyata dan syirik khafi (tersembunyi), sehingga berdiri Shalatul khasyiin yang sangat indah permai dan damai, penuh nikmat dan Kurnia Ilahi.

5. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah berjasa dalam memberantas aliran-aliran kebatinan yang bathil dan thariqat-thariqat yang menyeleweng dari rel Agama yang sering dijumpai di kampung-kampung dan di segala benua, sehingga selama berpuluh-puluh tahun lamanya telah merusak nama harum dan citra ilmu Tasauf dan Sufi Islam di mata dunia dan di mata ahli Fiqih, kaum muslimin sendiri, ilmu yang begitu agung, luhur, halus, tinggi, murni dan suci serta mulia dan ilmiah, tetapi juga maha dahsyat!

Hanya ilmu Tasauf dan Sufi Islam yang berintikan Kalimah maha sakti, yang Super-Aktif, yang mampu sebagai PAHLAWAN dan BHAYANGKARA AGAMA, diterjunkan ke lapangan untuk menghadapi segala macam kekuatan-kekuatan Al Iblis dan antek- anteknya dan segala macam kekuatan ilmu aliran kebathinan apa saja pun, karena ilmu Tasauf dan Sufi Islam, mampu menyalurkan melalui saluran Haq-nya, yaitu isi Dada Rasulullah SAW, energi dari Alam Metafisika Ketuhanan yang maha dahsyat, untuk dihadapkan pada lawan yang bagaimanapun tangguhnya, pasti akan hancur luluh.

Ayat AlQuran:

“Lau anzalnaa haadzal qur’aana ‘alaa jabalil laraaitahuu khaasyiam mutashaddi ‘am min khasyatillaah wa tilkal amtsaalu nadhribuhaa linnaasi la’allakum yatafak karuun”

Artinya: Andaikata AIquran itu KAMI turunkan di atas sebuah gunung akan kamu lihat gunung itu tunduk dan pecah berantakan demi takutnya kepada Allah” (QS.AI Hasyr : 21 ).

Komentar dan Konklusi eksakta (dari Al Hasyr:21)

i.Jelas Firman Allah berbunyi :

“Andaikata AlQuran ini KAMI turunkan …..

Jadi jelas bukan kamu, atau engkau atau kita, atau manusia mana saja pun, bukan! tetapi KAMI/AKU/ALLAH yang menurunkan AI Quran, bukan kamu; (AKU yang menyebut, bukan kamu;AKU yang menujukan bukan kamu), AIQuran-KU,yang isinya ayat-ayatKU (yang AKU, bukan kamu, yang sebut) atau KaIimah-kaIimah-KU (yang AKU bukan kamu, yang sebut) dan AKU, bukan kamu, yang tujukan pada sasaran-sasarannya, maka jelas musnahlah sasaran-sasaran itu jadi abu dan hilang lenyap (seperti gelap gulita pasti hilang lenyap diusir oleh sinar cahaya matahari yang cemerlang dan gilang gemilang!). Dan ini adulah Wet AKU, Iradat-KU dan Qodrat-Ku yang mutlak, Absolut dan ABADII!

Penjelasan :

Quran-KU, bukan Quran-mu! Quran-KU adalah Perkataan-KU, IA adalah SABDAKU, Titah-KU, Perintah-KU, IRADAT-KU, Qodrat-KU, Kalimah-KU!

IA adalah Suara-KU (lihat selanjutnya ilustrasi), tidak berhuruf bersuara,mengandung getaran-getaran maha ultrasonoor, maha dahsyat, yang dalam sedetik saja, mampu menciptakan apa-apa yang AKU hendak ciptakan, dengan hanya menyebut “Kun fayakun!” maka seluruh kekuatan jagad ini bergerak untuk mengujudkannya! SebaIiknya SUARAKU, yang tidak berhuruf bersuara itu juga, dapat pula memusnahkan segala-galanya dalam jagad ini,jika AKU kehendaki, hanya dalam sedetik saja juga !

Arti “AKU” di sini adalah ALLAH dan arti “engkau” atau “mu”, adalah manusia (kita).

Quran-mu, adalah sebuah Kitab; yang terdiri dari kertas dan dawat (yang sudah jelas tidak akan mampu menghancurkan sepotong papan dalam lemari tempat ia diletakkan), tetapi memang adalah sebuah Kitab yang sangat tinggi nilainya, karena isinya adalah menunjukkan dan menggambarkan akan KEBESARANKU, agar engkau mengabdikan dirimu pada-KU, untuk keselamatanmu sendiri Dunia Akhirat dan akhirnya mencintai-KU dan Rasul-KU dengan sepenuh hatimu.

Sebagai ilustrasi:

Dalam ilmu silat Tiongkok kuno ada juga disebut-sebut senjata hebat dari suara getaran tinggi (digerakkan dalam ether) yang mampu dikeluarkan oIeh seorang ahli silat “Sakti”, yang disebut KHIKANG,yang mampu merobohkan puluhan lawan sekaligus dengan jantung putus, atau otak berdarah, karena organ-organ halus tersebut tak mampu mengikuti getaran-getaran ether yang dahsyat itu, hingga berantakan (putus-putus ataupun pecah-pecah tali-talinya!).

Untuk melawannya ialah dengan membentengi diri dengan Kalimah ALLAH. yang disalurkan, jangan yang “‘diproduksi” diri sendiri. Itu sebabnya selalu kita dengar di Jawa dan di Sumatera, masih banyak orang-orang Islam, bahkan pemimpin-pemimpinnya,yang masih dapat kena disantet oleh lawan-lawannya dari golongan ahli kebathinan negatif.

ii. Dan karena selama ini Firman ALLAH semuanya selalu senantiasa turun ke Dunia melalui SALURANNYA atau “KOMPUTER”-NYA yang maha sempurna,yaitu ROHANI para RASUL yang KHALIS MUKHLISIN (yang masih bersatu dengan jasmaninya pada waktu itu) maka pedoman bagi kita orang mukmin ialah, jika datangnya dari pada para Rasul adalah sama dengan datangnya daripada ALLAH sendiri! maka oleh sebab itu tidak ada lain jalan bagi kita, untuk mempusakai/memiliki apa yang dimiliki ROHANI para RASUL tersebut, ialah melanjutkan menyambung tali ALLAH, yang langsung menyalurkan suara ALLAH itu, via Rohani para Rasul terus pada Ruhani kita sendiri, agar Rohani kita tersebut berfungsi pula sebagai saluran lanjutan dari TALI ALLAH YANG MAHA DAHSYAT DAN MAHA KERAMAT (Sudah jelas, sesudah Ruhani kita tersebut ditempa,dilebur,dimurnikan pula lebih dahulu dalam Kancah/Tungku ZIKRULLAH berkali-kali, bertubi-tubi, bertahun-tahun, istiqamah terus-menerus, hingga akhirnya khalis mukhlisin khawas lil khawas, kaamil mukamil agar suitable, mampu dan sesuai, dipakai untuk Fungsi-Fungsi Agung dan dahsyat tersebut di atas!).

Methode pelaksanaan teknis daripada Zikirullah inilah yang perlu sekali diriset oleh seluruh Kaum Muslimin di dunia, agar ia menang dalam arti yang seluas-Iuasnya dan sedalam-dalamnya!!!)

Kemudian baru lisan kita ikut “membonceng”, “meniru” ucapan ayat-ayat agung tersebut, seperti yang selama ini kata perbuat secara awam, tetapi sekarang berisi getaran-getaran yang maha ultrasonoor dari kodrat ALLAH SWT yang Maha Dahsyat, yang sedang disaIurkan!!! Methode inilah yang perlu dicari dan diriset!!!

iii. Alllah berfirman dalam Hadis Qudsi:

من عادلي وليا فقد اذنته باالحرب

Man ‘aadalii waliyyan faqad adzantuhu bil harbi

Artinya: “Barang siapa yang memusuhi penolongKu (Wali-Ku) akan kunyatakan perang padanya” (Riwayat Bukhari).

Jika ALLAH berperang, seluruh Angkatan Malaikat turut mendukung dan seluruh jagad ini ikut menggempur! Segala elemen-elemen, yang ada dalam alam ini, ikut membantu-Nya? lawan akan Iangsung berhadapan dengan getaran-getaran maha dahsyat, dari energi-energi tak terhingga dari ayat-ayat AI Quran yang mahasakti dari “KAMI”/ALLAH yang meluncur langsung dari “SUMBER” segala energi jagad ini melalui “TALI”/”POLONGAN”/”SALURAN” dari maha “KOMPUTER”-Nya yang hebat dan gagah perkasa, tepat tak mungkin meleset, lurus pada sasarannya!

Di sinilah kiranya tiba saatnya kelak, di mana “MERIAM” ALLAH SWT yang bernama Isa Al Masih, yang gagah perkasa,dalam peperangan dahsyat di akhir zaman terhadap Yahjud Ma’jud dan Dajjal,menghadang,mematahkan dan menghancurkan, segala serangan-serangan atom dan nuclear dari Dajjal dan Yahjud Ma’jud laknatullah itu.

Teknokrat Fisika di alam Meta akan berhadapan dengan Teknokrat Fisika di alam dunia, dalam adu tempur yang dahsyat!

Jendral ALLAH Ta’ala akan mengadu siasat tempur dengan Jendral Ya’jud Ma’jud dan Dajjal!

Peperangan maha hebat antara kedua top potensi ini yang belum pernah dipertontonkan di dunia selama dunia berkembang, sudah jelas seru dan dahsyat serta gegap gempita.

Semoga umur kita cukup panjang untuk mempersaksikan pertempuran maha hebat antara orang “kayangan”sebagai petugas Tuhan melawan Dajjal dan Ya’jud Ma’jud yang merusak dunia sebagai petugas Maha Raja Diraja Iblis! ·

Dan semua ini terjadi di alam mayapada kita ini!!

Kedua-duanya Maha terlatih; yang satu terlatih/Master dalam menguasai teknik Senjata Atom Kalimah ALLAH, yang satu lagi terlatih dalam senjata atom dari hidrogen yang sangat halus. Siapa yang akan menang akan terbukti oleh Firman ALLAH yang berbunyi :

Kataballaahu la-aghlibanna anaa wa rusulii,Innallaaha qawwiyyun aziizun

Artinya :”Allah telah menetapkan, bahwa tiada kamus kalah bagi-Ku dan rasul-rasul-Ku.Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Gagah” (QS Al-Mujadilah:21)

iv. a). Analog dengan getaran-getaran electron-electron listrik yang keluar langsung dari sebuah dinamo Raksasa, yang bertenaga beratus-ratus ribu volt, melalui tali-talinya yang sambung menyambung menuju sasarannya! Lampu-Iampu neon tanpa kawat, alat-alat penguji listrik (test-pen) tanpa kawat, berpuluh-puluh meter jarak dari padanya pun sudah semua nyala,begitu hebat radiasi tegangan listrik itu.

b). Jangankan kalimah Allah Radiasi-Nya, Cahaya-Nya atau NURNYA saja pun, yang baru mau dikirim sekali pun, lawan/iblis sudah pun terbirit-birit menghilang! (Jarak : ∞ = 0 , artinya “sebelum” pergi sudah pulang. dengan lain perkataan, sebelum perang sudah menang. Sedangkan Julius Caesar saja berani berucap : vini, vidi, vici, yang artinya : Saya datang, saya melihat, saya menang, apalagi AL MALIKUL MULKI, SANG MAHA RAJA DIRAJA Dl LANGIT DAN Dl BUMI, lANYA sebelum pergi perang, baru saja bersiap-siap untuk perang, IA sudah menang. (lawan/iblis sudah menghilang, karena mereka pun mempunyai “radar” halus).

c). Jangankan NURNYA, Nur Muhammad sajapun, yang selalu tak bercerai dengan NURNYA, (Nurun Ala Nur) jika dikirim sudah pun cukup untuk memusnahkan lawan/iblis secara total!

Itulah sebabnya Wajah Rasulullah yang di atasnya berada Wajhullah, tak mungkin dapat diserupai oleh setan iblis! Mendekat pun sang iblis tak berani sama sekali. Baru saja ia/iblis berniat hendak datang, iapun telah musnah!

d). Jangankan Nur Muhammad, yang selalu beserta NUR ILAHI, Rohani para Khalifah ALLAH pun yang telah menerima Kurnia daripada ALLAH, menerima : NURUN ala NURIN, yahdillaahu linuurihi manyasyaau (Surat An Nur ayat 35) = Nur Ilahi berdampingan Nur Muhammad, ltulah diberikanNya kepada manusia yang dikehendaki-NYA (yang dikasihi-NYA, diridhoi-NYA,yang selalu mendo’a : Ilahi anta maqsudi waridhoka mathlubi)! Wajah Rohani para Aulia ALLAH ini saja pun, sudah cukup memusnahkan Al lblis secara total! Itu pula sebabnya Ruhani para Aulia ALLAH/Khalifah ALLAH yang telah diberikan Nurun ala Nurin oleh ALLAH, juga tak mungkin, tak mampu, tak dapat diserupai atau didekati sekalipun oleh Al lblis! Sebelum Al lblis berniat menyerangnya, ia sudah musnah! dibakar habis, disinar musnah, oleh “DEKKING” yang MAHA DAHSYAT SANG ROHANI Aulia ALLAH itu, yaitu NURUN’ALA NURIN dari ALLAH SWT sendiri Sesuai dengan Firman-firman Allah dan Hadis antara lain :

ALLAH yang berperang melawan musuh Aulia-Nya; dan Iain-lain (Iihat pada halaman-halaman sebelumnya).

Sekian komentar dan konklusi eksakta tentang Surat Al Hasyir ayat 21 di atas.

Secara strategi, sesudah “tugas-tugas operasional” dimenangkan oIeh ilmu Tasauf dan Sufi Islam tersebut di atas, maka barulah Ilmu Fiqih diterjunkan di belakangnya, untuk mengatur selanjutnya segala sesuatunya secara “teritorial”, bukan lagi secara operasional demi kelestarian hidup manusia yang penuh rukun dan damai, aman dan sentosa, adil makmur serta bahagia, dalam alam kehidupan suci putih bersih :

Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur.

Artinya “Negara aman makmur dan mendapat keridhaan” (QS. Saba’:15).

6. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah berjasa dalam mempersatukan faham falsafah ahli-ahli Tasauf yang besar-besar di masa lalu, yang kelihatannya seolah-olah bertikai, tetapi sebenarnya berada dalam maqam lapisan-lapisan tersendiri dalam Ilmu Sufi Islam yang satu.

7. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah berhasil menunjukkan sebab-sebab kesulitan-kesulitan dalam menegakkan shalatul khasyiin dan memberikan jalan untuk mengatasinya dengan sebaik-baiknya.

8. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah mampu dan berhasil menerangkan atas dasar ilmu eksakta segala macam mu’jizat-mu’jizat dan kekeramatan para Rasul dan Wali-wali yang kenamaan.

9. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta dapat pula menguraikan dan “menterjemahkan” makna dari ayat-ayat suci dan sabda- sabda Rasul dalam bahasa ilmu eksakta, yang dikagumi para ahli Fisika kimia di dunia dan mampu mengambil konkIusi-konklusi yang tepat yang maha bernilai untuk pedoman dalam hidup dan beribadat!!!

10. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta mampu dengan eksak menunjukkan betapa EKSAK-NYA (nyatanya) dan TINGGINYA Firman-firman ALLAH dan sabda-sabda Rasul, yang tak dapat ditolak oleh ilmu pengetahuan dunia, sekalipun yang setinggi-tingginya!

الإسلام يعلوا ولا يعلى عليه

Al islaamu ya’luu walaa yu’laa alayhi.

Artinya : “Islam adalah sangat tinggi, tiada yang dapat melebihinya”. (HR Bukhari).

11.Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta menunjukkan, bahwa kekalahan-kekalahan Umat ber-Agama di seluruh dunia ialah,karena ketidakmampuannya lagi (impotency) untuk menyalurkan energi-energi Alam Metafisika Ketuhanan untuk membentengi diri dari rongrongan iblis halus dari dalam diri dan dari gempuran-gempuran iblis kasar dari luar diri.

Agama adalah telah menjadi tidak lebih dari kebudayaan manusia belaka, yang tidak mampu menembus ke Alam Metafisika Ketuhanan.

12. Last but not Ieast, llmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah berhasil menunjukkan bukti-bukti nyata dalam eksperimen-eksperimennya yang maha bernilai akan kekuatan Kalimah ALLAH antara lain (semuanya didukung bukti authentik).

a. Dalam meredakan amukan badai dan topan di lautan lepas di Samudera Indonesia di sebelah Utara pulau Nias secara mengagumkan, terjadi pada awal Juni tahun 1981 (ada bukti).

b. Menyehatkan pasien-pasien yang tak sembuh oIeh pengobatan dokter-dokter.

c. Mengatasi anak-anak nakal, banditisme, narkotika dan lain-lain.

d. Membantu keamanan kawasan.

e. Memadamkan huru hara.

f. Membantu mencegah dan menghindari / menghentikan/ menyelamatkan peperangan.

g. Dan beribu-ribu kasus lain yang terjadi di luar akal manusia biasa yang kami tidak utarakan di sini.

Sehingga banyak orang-orang cendekiawan di luar negeri, yang tadinya bukan Islam atau sinis terhadap Agama, masuk ke dalam Agama Islam Mulia Raya atau kembali pada Agama At-Tauhid, karena yakin sepenuhnya akan kebenaran teori dan praktek ilmiah dari Ilmu Kerohanian dan Metafisika dalam menerangkan Agama At-Tauhid secara eksak, dan karena melihat bukti-buktinya yang nyata.

(19)

Bukan metode saja yang diterangkan oleh ilmu Metafisika Eksakta, tetapi ilmu Metafisika Eksakta mampu menerangkan segala mu’jizat para Rasul sebagai suatu fenomena eksak dan Iogis, dapat dipahami, diikuti dan dipelajari serta dipraktekkan. Dengan metafisika eksakta kita Insya ALLAH pasti akan berhasil, jika segala hukum-hukumnya dan segala syarat-syarat yang sehalus- halusnya dapat dipenuhi oleh si peneIiti/ si pelaksana. Para Rasul tersebut berhasil tak lain tak bukan, ialah karena mereka mampu memenuhi segala persyaratan-persyaratan, dengan sekhalis-khalisnya dan sehalus-halusnya dari hukum – hukum eksak alam Metafisika Ketuhanan, sehingga berbuahlah Pahala Alam Metafisika Ketuhanan bagi beliau- beliau itu. Jadi Metafisika bukanlah suatu ilmu yang tidak dapat dipelajari, tetapi memang tunduk pada wet-wet (hukum-hukum) tertentu, yang siapa saja pun dapat melaksanakannya dan berhasiI!! Begitu juga Agama adalah melulu undang-undang mutlak, absolut dan eksak, yang jika dituruti dengan seksama, kita pasti terdampar, di suatu pulau bahagia Dunia Akhirat, dimana para Rasul, Aulia dan Mu’min sejati, Sholihin dan Shiddiqin, para Syuhada bermukim untuk selama-lamanya, yaitu pada sisi ALLAH, Yang Maha Hidup dan Maha Sejahtera, yang tak ada kamus mati dan menderita dunia akhirat. Jadi metafisika bukanlah sesuatu yang khayali, yang barangkali, yang samar-samar, yang abstrak, atau untung-untungan, tetapi sesuatu yang benar-benar nyata dan pasti!!

Kesimpulan-kesimpuIannya antara lain :

1. Syarat-syarat yang harus dipenuhi manusia yang ingin mengamalkan Ilmu Metafisika Eksakta harus sama seperti yang dipenuhi para Rasul, karena ia adalah wet yang tak dapat diubah (seperti hukum-hukum ilmu alam physika tak dapat diubah).

2. Iradat ALLAH adalah Hukum.

3. Iradat ALLAH adalah sinonim dengan Qodrat-Nya, artinya siapa yang melaksanakan Iradat-Nya, memenuhi Wet-Nya, ia akan mendapat Kurnia; yaitu Qodrat ALLAH akan mengikutinya dengan sendirinya. Seperti halnya seorang insinyur yang memenuhi undang-undang alam fisika ia akan mendapat karunia alam fisika itu (kekuatan alam fisika itu menjadi miliknya, yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan).

4. Sebagai mukmin kita harus berjuang mati-matian, agar syarat-syarat atau hukum-hukum metafisika eksakta untuk Hablum minallah dapat tercapai (Sabda Rasul : Syurga itu di bawah naungan pedang yang tajam, dalam arti harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh).

5. Dan lain-lain.

Kami di sini tidak akan menerangkan teori-teori yang sehalus-halusnya dari metode metafisika yang kami gambarkan seperti tersebut di atas, karena kami menganggap hal itu tidak akan dapat memuaskan bagi semua pihak dan tak akan sepenuhnya dapat dipahami. Seperti juga Teori Relativitas dari Prof. Dr. Albert Einstein, yang menghasilkan tenaga dahsyat Atom dan Nuclear dan lain-lain faedah alam fisika yang hebat-hebat,juga terlalu sulit untuk dicerna bagi ahli fisika biasa, apalagi bagi orang awam. Teori Relativitas itu pun dipahami manusia tertentu setelah orang melampaui tahapan-tahapan/tingkatan yang meninggi.

Sudah jelas ilmu teknik “Metafisika Ketuhanan” lebih sulit lagi dicerna bagi manusia awam.

Satu contoh lagi : pendapat Galileo, bahwa bumi yang berputar mengitari matahari, bukan matahari yang mengitari bumi, paham tersebut tak dapat dicerna oleh masyarakat masa itu; baru 300 tahun sesudahnya, kebenaran itu dapat dibuktikan oleh seorang ahli fisika dan Filosof, Copernicus. Dan terus terang saja, sampai saat ini, orang awam masih tidak mengerti akan hal ini, karena kelihatannya bertentangan dengan kenyataan. Orang awam masih berpendapat, bahwa matahari yang mengitari bumi, bukan sebaliknya!

II. URAIAN RINGKAS MENGENAI ISRA’ DAN MI’RAJ RASULULLAH S.A.W.

DITINJAU DARI SUDUT ILMU METAFISIKA EKSAKTA

(20)

Saya akan mencoba untuk mengemukakan dan menguraikan satu contoh, sebagai illustrasi yang nyata, karena saya sendiri sebenarnya tidak pula merasa puas, kalau tak ada sekelumit gambaran, yang agak jelas, tentang apa yang dimaksud dengan kehebatan ilmiah metafisika eksakta itu. Contoh yang diambil ialah salah satu fenomena yang hebat sekali, satu fenomena yang sampai sekarang, tetap hangat dan aktual dan menggemparkan Dunia yaitu : ISRA’ dan MI’RAJ RASULULLAH SAW disorot dari sudut ILMU METAFISIKA EKSAKTA!

Marilah pelan-pelan kita ikuti uraian-uraian yang sangat ilmiah ini dengan tenang dan dimulai dengan Bismillah dan ingat akan Rahman dan Rahim serta Kasih ALLAH SWT, Penguasa Semesta Alam.

Terlebih dahulu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,jika ada sesuatu yang kurang sedap dalam uraian-uraian ini, karena mungkin kurang sesuai dengan selera kita. Tetapi kita harus sadar, bahwa ada kalanya kebenaran itu adalah pahit, tetapi kalau sudah dikenal, bahwa kebenaran yang pahit itulah obat satu-satunya, maka kebenaran itu akan menjadi manis (Truth is bitter, but Truth is also sweet).

Seperti juga bala yang diturunkan ALLAH, tentu terasa sakit dan pedih pada awalnya, tetapi kalau kita arif dan bijaksana, pandai mengambil pelajaran daripada bala yang diturunkan ALLAH itu, maka akhirnya bala itu akan menjadi petunjuk yang sangat berharga. Sedangkan musuh yang mencari-cari kelemahan-kelemahan kita siang dan malam, adalah sebenarnya alat yang baik sekali, untuk menunjukkan kekurangan- kekurangan kita yang kadang-kadang kita tidak sadari sama sekali.

Begitu juga Saya percaya, bahwa kita semua sadar benar-benar, bahwa kita bukan hidup di zaman Galileo Galilei lagi, di mana ucapan- ucapan ilmiah eksak yang benar, tetapi tidak atau belum dipahami, orangnya lantas akan “dikejar-kejar”, atau difitnah seenaknya saja.

Dewasa ini, kita hidup di abad hipermodern, kurun XV H, yang sudah hampir kiamat lagi barangkali (oleh “permainan” atom, nuclear dan sinar Laser dari manusia-manusia atau “ulah/tingkah” galaxy di alam semesta ruang angkasa), yang semua problema-problema ilmiah benar-benar harus diselidiki kebenarannya, dan kalau memang benar, dapat diambil manfaatnya sesuai dengan firman ALLAH yang berbunyi :

Yaa ayyuhal-ladziina aamanuu injaa-akum faasiqun binaba-in fatabayyanuu an tushiibuu qauman bijahaalatin Fatushbihuu `alaa maa fa’altum naadimiin,

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman apabila orang-orang fasiq datang membawa berita kepadamu maka periksalah lebih dahulu dengan seksama. Supaya kamu jangan sampai mencelakakan orang lain tanpa mengetahui keadaannya, sehingga kamu akan menyesal atas kecerobohanmu itu” (QS. AI Hujurat : 6).

Kesimpulan :

  1. Apalagi jika berita itu datangnya dari seorang lslam Sejati! Dan seorang yang benar-benar ahli pula dalam bidangnya!
  2. Perlu sekali diselidiki akan sesuatu hal sedalam-dalamnya dan seseksama mungkin dengan ilmu yang dalam, halus dan tinggi pula yang ada pada kita, sebelum diambil keputusan-keputusan yang menentukan, apalagi yang menyangkut soal-soal Agama Islam!sebagai proyek ALLAH TA’ALA Yang Maha Tinggi, yang sungguh-sungguh dalam, halus dan sangat tinggi sekali.
  3. Karena kalau kita telah mengambil keputusan, umpamanya yang benar, disiarkan sebagai berita bohong, atau sebagai sesuatu yang Salah karena kurang selidik, atau kurang mampu menyelidik, alangkah celakanya kita ini, dan bukan main hebat kutuk ALLAH jatuh pada kita karena kita telah jatuh pada fitnah yang sangat keji, menyebarkan yang haq sebagai berita bohong, yang diancam dengan neraka jahannam Dunia Akhirat.

Demikian sebagai pendahuluan, marilah kita mulai dengan Nama ALLAH Yang Pengasih lagi Penyayang mengikuti : Uraian ringkas ISRA’ dan MI’RAJ RASULULLAH SAW ditinjau dari sudut ILMU METAFISIKA EKSAKTA.

Maksud Isra’ dan Mi`raj Rasulullah SAW ialah untuk sujud/ hadir ke hadirat ALLAH SWT yang bersemayam di atas Arasy yang maha tinggi.

Jadi : ALLAH SWT berada di Arasy, sedangkan Rasulullah SAW berada di Bumi.

Jarak antara keduanya tak terhingga jauhnya ; dalam istilah ilmu pasti jarak yang tak terhingga dituIis : S = ∞

Menurut rumus Mekanika:

1) S = v x t

S = Spazium = distance =jarak,

v = Velocitas = speed = kecepatan.

t = tempo = time = waktu.

2) Jadi Jarak = kecepatan x waktu (lihat nomor 1 ).

3) S = v x t kalau jaraknya S = tak terhingga, maka ditulis S= ∞

4) Jadi S = v x t

Menurut Ilmu Aljabar:

5) Kalau ∞ = v x t, maka v- nya harus (v = ∞ ).

atau t-nya harus (t = ∞ ).

6) Jadi ∞ = ∞ x t atau ∞ = v x ∞

Waktu yang dipakai Rasulullah SAW berangkat sesudah Isya dan kembali sebelum Subuh, katakanlah + 6 jam pulang pergi, jadi satu kali jalan menggunakan waktu 3 jam atau t = 3 jam.

7) Diketahui : 2 t = 6 t = 3

8) S = v x t S= ∞ t = 3

∞ = v x 3

Maka v = ∞ : 3

v = ∞

9) Jadi v mesti ∞

Artinya : Bahwa menurut rumus ilmu eksakta di atas, Rasulullah SAW wajib memakai suatu alat/”Kendaraan”/faktor/frekuensi/yang berdimensi/berkecepatan tak terhingga/tak terbatas, yang v-nya = ∞

Dan ini ternyata benar! Memang Rasulullah diberikan alat buraq = Kilat. Yang kecepatannya dan frekuensinya tak terhingga : v = ∞ diberikan oIeh ALLAH SWT.

Betapa EKSAK-NYA lSRA’ MI’RAJ ITU!!!

KESIMPULAN:

1) Tanpa memakai faktor tak terhingga (∞) siapapun orangnya yang munajat ke hadirat ALLAH SWT tak kan sampai kepada ALLAH SWT!

-HUKUM EKSAKTA MEMBUKTIKANNYA!

– ISRA’ MI’RAJ MENUNJUKKANNYA, KEDUA- DUANYA TAK DAPAT DITAWAR-TAWAR, TAK DAPAT DITOLAK KEBENARANNYA.

2) Munajat artinya : beribadat, berzikir, bershalat, bersamadi, beri’tikaf dan lain-lain.

3) Sampai pada ALLAH artinya masuk Surga, karena Surga adalah pada sisi ALLAH SWT (= ∞)

4) Dengan terang dan jelas kelihatan, bahwa tidak ada satu manusiapun yang sampai pada ALLAH SWT dengan akal apa saja pun dengan ma’rifat apa sajapun, bagaimanapun hebatnya, karena alat tak terhingga (∞)adalah kepunyaan ALLAH, dan bukan kepunyaan manusia, karena manusia tidak mempunyai kemampuan untuk itu. Manusia adalah BAHARU dan serba terbatas yang tak dapat menghasilkan yang tak terhingga (∞)

5) Alat yang diberikan ALLAH SWT pada Muhammad SAW adalah hanya satu-satunya yaitu “Nur-Nya”, mau tidak mau harus dapat kita salurkan pada diri kita alat yang itu juga, karena tidak mungkin ada alat Iain yang mencapai ALLAH SWT selain daripada Nur-Nya sendiri.

Faktor tak terhingga ( ∞) tidak dimiliki oleh manusia manapun juga, karena tidak ada manusia yang bersifat tak terhingga( ∞ ), melainkan ALLAH saja, maka faktor tak terhingga ( ∞ ) harus diberikan atau dimasukkan oleh ALLAH itu sendiri pada manusia,baru manusia memilikinya dan barulah manusia itu dapat berkomunikasi dengan ALLAH SWT (lihat uraian Isra` dan Mi’raj di atas) dan sesuai dengan Firman ALLAH :

Nuurun ‘alaa nuurin, yahdillaahu linuurihii man yasyaauu

Artinya : ” …………. Nur llahi berdampingan Nur Muhammad, itulah diberikannya kepada manusia yang dikehendaki-Nya …. ” (Surat An Nur ayat 35).

6) Faktor tak terhingga (∞) ini tak dapat dan tak boleh bertukar karena Nur Ilahi adalah satu tak boleh yang lain, harus yang itu juga, karena jika yang lain, hasilnya/sampainya tidak akan sama. Harus yang diberikan pada Muhammad SAW itu juga yang harus kita miliki, agar terjamin tempat mendaratnya Muhammad SAW itu,sama dengan tempat mendaratnya kita. Tempat mendaratnya Muhammad SAW adalah Surga, karena Surga adalah pada sisi ALLAH SWT.

7) Untuk mencapai frekuensi yang sama, tidak ada jalan lain, Rohani kita mutlak harus dapat kita gabungkan dengan Rohani Muhammad, yang hidup kekal dan abadi pada sisi ALLAH SWT sebagai “SATELIT” ALLAH Ta’ala di alam semesta ini, yang senantiasa langsung berkomunikasi dengan ALLAH SWT. Rohani digabung dengan Rohani tidaklah ada salahnya dan tidak berdosa, asal pandai dan tahu cara pelaksanaan teknisnya, seperti juga frekuensi stasiun radio Nusantara lll Medan,selalu menggabungkan diri dengan frekuensi pusat Jakarta, dan kita akan mendengar langsung siaran pusat Jakarta pada radio kita yang, sedang distel dengan frekuensi stasiun radio Nusantara Ill Medan. Begitu juga sewaktu Muhammad Ali bertinju di Stadion Rio de Janeiro, cukup kita menstel T.V. kita pada stasiun Medan, Medan menggabungkan diri dengan Jakarta dan Jakarta dengan Palapa, dan Palapa dengan Rio de Janeiro, kita melihat Muhammad Ali langsung bertinju di layar TV kita di rumah kita sendiri.

Ilmu elektronika menunjukkan, bahwa tak ada sesuatu yang dapat dihubungkan langsung dengan sesuatu melalui getaran,melainkan yang mempunyai frekuensi yang sama. Analog dengan itu tak akan ada sedikitpun kemungkinan kita untuk berhubungan langsung dengan ALLAH SWT dalam ibadah termasuk mendoa, jika frekuens-Nya belum kita dapati lebih dahulu, ini hanya didapati dalam Dada/Arwah Rasulullah SAW,karena di situ frekuensi tak terhingga (∞ ) diturunkan untuk Beliau dan untuk Umat yang tahqiq padanya yaitu mu’min sejati, yang rohnya selalu bergabung dengan Roh Rasulullah, Lain jalan tidak akan ada kemungkinannya.

كن مع الله فإن لم تكن مع الله كن مع من مع الله فإنه يصيلك الى الله

kun ma’allaahi fain lam takun ma’allaah fakun ma`a man ma`aIlahi fainnahu yushiluka ilallahi.

Artinya : Adakanlah, jadikanlah!) dirimu itu beserta Allah jika engkau(belum bisa) menjadikan dirimu beserta Allah. maka adakanlah (jadikanlah!) beserta orang-orang yang beserta Allah, maka sesungguhnya, (orang itulah) yang menghubungkan engkau kepada Allah, (yaitu Rohaninya). (HR. Abu Daud).

Rasulullah SAW menerima Wahyu bukan untuk Beliau saja, tetapi juga untuk diteruskan kepada umat yang mukmin dan percaya, maka frekuensi tak terhingga (∞) adalah termasuk juga Kurnia ilahi yang mutlak harus diteruskan untuk kita miliki.

Kalau tidak demikian jangan kita mimpi atau berkhayal bahwa kita akan masuk Syorga bersama Muhammad SAW, karena Surga adalah pada sisi ALLAH SWT . Dan tiap beribadat, kita harus memakai alat tak terhingga (∞) itu , maka barulah ibadat kita mempunyai harapan sampai pada ALLAH SWT (“Tidak Kukabulkan do’a seseorang tanpa shalawat atas Rasul-Ku” H.R. Abu Daud dan An Nasay).

Shalawat bukan sekedar bermaksud menyebut-nyebut “Nabi sejahtera” saja, karena Nabi telah sempurna dan sejahtera, tetapi sukma kita, yang perlu kita hubungkan dengan Sukma Nabi, supaya kita sejahtera pula, karena bergabung dengan yang maha sejahtera atas dasar Hukum imbas-mengimbas antara satu sama lain.

(21)

Persiapan Untuk Menegakkan Shalat Yang Khusyuk.

Untuk menegakkan shalat yang khusyuk, harus Iebih dulu kita menggabungkan diri Rohani kita dengan diri Rohani Rasulullah yang suci bersih, khalis mukhlisin (atau Roh kita harus berimam secara fusif/tahqiq dengan Roh Rasulullah) yang mempunyai frekuensi tak terhingga (∞),maka Rohani kita akan ikut bergetar ikut bertasbih, ikut berzikir, ikut berfrekuensi tak terhingga (∞) dan akhirnya akan disucikan oleh Roh Rasul yang khalis mukhlisin; sesuai dengan firman ALLAH dalam AlQuran :

Nuurun ‘alaa nuurin, yahdillaahu linuurihii manyasyaau.

Artinya : “Nur Ilahi berdampingan Nur Muhammad, itulah yang diberikan-Nya pada manusia yang dikehendaki-Nya” (QS.An Nur : 35).

Nuurun ‘alaa nuurin.

Artinya : “Nur llahi dan Nur Muhammad”

Laqad mannallahu ‘alal mu’miniina idz ba’atsa fiihim rasuulan min anfusihim yatIuu’alaihim ayaatihi wa yuzakkiihim wa yu’alIimuhumul kitaaba wal hikmata wa in kaanuu min qablu lafii dhalaalin mubiin.

Artinya : “Sesungguhnya ALLAH telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika ALLAH mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri. la membacakan kepada mereka ayat-ayat ALLAH, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka AI Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu mereka berada dalam kesesatan yang nyata”. (Surat Ali Imran ayat 164).

Jika Roh kita telah suci, yang hanya dapat terlaksana dalam gabungan dengan Roh Muhammad ( = beriman secara fusif dan tahqiq), barulah kita berzikir dalam frekuensi tak terhingga (∞) itu, maka sesudah itu, barulah tiba saatnya untuk mendirikan shalat dengan menyebut “ALLAHU AKBAR” dalam shalat yang khusuk.

Wadzakarasma rabbihii fashallaa.

Artinya : “Zikirlah akan Tuhanmu dan tegakkanlah Shalat.” (QS.Al A’la : 15).

Tentu zikir yang dimaksud seperti yang kita utarakan di atas,yaitu dengan rukun dan syaratnya. Shalat yang begini rupa dipersiapkan sebelum munajat, akan mempunyai harapan besar sekali sebagai : Ashalatul mi’rajul mukminiin, dalam maqam ihsan,maqam muraqabah dan maqam musyahadah pada ALLAH SWT.

Bukan jasmani kita saja yang harus suci dalam shalat, lebih-lebih lagi roh kitapun harus suci dari noda-noda syirik khafi.

Jika jasad disucikan dengan air bersih, maka roh hanya dapat disucikan dengan Roh yang suci pula dan dengan Zikrullah.

Sebaliknya jangan coba-coba mengkhayal akan dapat masuk Surga.

Tanpa memakai faktor tak terhingga (∞ ) tersebut di atas, jangan berharap dapat berhubungan dengan ALLAH langsung, tanpa faktor tak terhingga (∞ ), walaupun ALLAH itu berada lebih dekat dengan urat Iehermu.

Kalau frekuensinya tak diperoleh, tak mungkin ada hubungan dengan ALLAH SWT. Seperti radio kita, kita Ietakkan 1 mm jaraknya daripada sebuah pemancar radio, dengan frekuensi yang tak sama, radio kita tidak akan mengeluarkan suara pemancar tersebut.

Waka-ayyin min aayatin fissamawaati wal ardhi yamurruuna `alayha wahum `anhaa mu`ridhuun

Artinya: “Dan banyak sekali tanda-tanda(kekuasaan ALLAH) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling daripadanya” (QS.Yusuf :105).

Wayadhribul laahul amtsaalaa linnaasi wal laahu bikulli syai-in ‘aliim.

Artinya: “ALLAH banyak membuat perumpamaan-perumpamaan dalam melipat gandakan petunjuk-Nya kepada manusia. Dan ALLAH Maha Mengetahui segala-galanya. (Surat An Nur ayat 35).

OIeh sebab itu, semasa kita hidup, sebelum mati, kita harus berjuang sehebat-hebatnya dengan segala daya upaya, untuk mendapatkan faktor tak terhingga (∞) ini, dan ini hanya berada dalam Dada/Rohani Rasululiah SAW.

Sesuai dengan ayat AlQuran :

Yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullaaha haqqa tuqaatihi, wa laa tamuutunna illaa wa antum muslimuun”

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada ALLAH sebenar-benar taqwa dan janganlah kamu mati sebelum menjadi orang yang Muslim” (QS.Ali Imran : 102).

Pada baris nomor 6 rumus di atas, tertulis :

∞ = ∞ x t atau ∞ = v x ∞ ini berarti kalau v= ∞, maka t-nya boleh terbatas, tetapi kalau v-nya terbatas, maka t-nyalah yang harus ∞ Jadi kalau t = ∞ (tak terhingga), maka waktunya untuk sampai pada ALLAH adalah tak terhingga, dan ini berarti bahwa kita tidak akan sampai-sampainya pada ALLAH SWT sampai hari Kiamat, walaupun kita terbang dengan alat apa sajapun selama bermilyard-milyard tahun lamanya, walaupun dengan akal dan ma’rifat apa saja pun, karena kapasitasnya terbatas, bukan tak terhingga. Ini berarti bahwa Roh kita tetap akan gentayangan untuk selama-lamanya di alam roh yang Iuas, yang tak bertepi, tak berujung dan tak berpangkal, tanpa pedoman hingga akhirnya hancur berantakan, karena sudah pasti disambar dan diperdayakan oleh jin, setan atau iblis. Kemana hilangnya atau musnahnya? Wallahualam. Tetapi pasti tidak dan bukan kembali pada ALLAH SWT, karena untuk sampai pada ALLAH harus wajib memakai frekuensi tak terhingga (∞), yang hanya berada dalam dada Rasulullah yang hanya dapat diwarisi dari Rasulullah SAW.

Ini pulalah sekaligus kunci terbesar satu-satunya daripada segala ibadat, karena hanya dengan mendapatkan frekuensi tak terhingga (∞) daripada ALLAH SWT, mengalirlah kekuatan Kalimah ALLAH yang maha Sakti secara murni langsung melalui sukma Rasulullah SAW dan melalui arwahnya Sang Mukmin yang telah khalis mukhlisin, tepat menuju sasarannya, dengan energi yang tak terhingga, yang maha dahsyat yang dimiIikiNya, maka hancurlah bukit, gunung, iblis setan atau Iawan apa saja, walaupun atom dan nuclear sekalipun, akan hancur luluh, kalau dihadapkan pada oer atom Kalimah ALLAH yang maha-maha dahsyat ini.

Dengan tenaga tak terhingga dari segala kekuatan di bumi dan Iangit, dunia dan Akhirat, barulah berlaku realita : A’uudzu billahi minasy syaithaanir rajiim dan lain-lain ayat, dalam arti kata realita yang sebenar-benarnya, jika telah dihadapkan langsung pada Kalimah ALLAH mahasakti yang khalis dan tulen (bukan Kalimat tiruan “produksi” manusia”).

Inilah dia SENJATA MAHA SAKTI di tangan Mukmin yang PERKASA di segala zaman dari Dunia sampai ke Akhirat, yang diterimanya langsung dari ALLAH SWT via saluran yang Haq, sebagai maha “Controller” dan “Big Conductor” dari ALLAH SWT yaitu : Arwahul muqaddasah Rasulullah SAW (Fazikrullah la’allakum tuflihuun).

“Eureka! Eureka! Eureka! Wir haben das grosse Geheim gefunden!”

“Selamat! Selamat! Selamat! Kita telah menemukan Rahasia Maha Sakti Kalimah ALLAH Yang maha Dahsyat!”

Hidup kaum Mukmin! Hidup Al Islam Mulia Raya! Hidup kaum Mufarridun !

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.

(22)

Kita telah menemukan Rahasia Maha Akbar, walaupun baru dalam teorinya saja. Rahasia yang dicari-cari Umat di Dunia,Umat yang pertama sampai Umat yang penghabisan, yang dicari Umat ber-Agama yang pertama dan Umat ber-Agama yang penghabisan.

Dan kalau ini belum ditemuinya, hidupnya belum sampai pada tujuan fitrahnya, masih sia-sia, karena ia tak akan pernah sampai pada Tuhannya hingga kiamat dunia dan tetap terlunta-lunta untuk selama-lamanya!!! (Sesat engkau sekalian kecuali yang Kuberi taufiq. Hadits Qudsi, sabda Nabi ). Dan inilah inti sebenarnya dari Hablum Minallah yang dihawa oleh tiap-tiap Agama At Tauhid melalui Rasulnya masing-masing, yaitu Nur llahi, Nur Muhammad, huwal awwalu wal akhiru, yang dapat menjelma menjadi 99 Asma’ul Husna, dengan segala sifat-sifat kebesaran-Nya, yang dapat menjelma di dalam ayat-ayat Al Qur’an yang Maha Angker, karena berisi dengan kalimah ALLAH = Nur Ilahi = Nur Muhammad Yang Maha Angker dan Maha Sakti, langsung dari maha sumber aslinya sendiri, yang dapat ditransfer menjadi segala macam ayat-ayat yang berisikan Kalimah inti yang Maha Hidup, sehingga semua ayat itu akan hidup dan bertenaga Maha Dahsyat, untuk memenangkan Agama ALLAH Mulia Raya sepanjang masa, kekal dan ABADI karena melalui frekuensi tak terhingga (∞), mengalir Kalimah ALLAH langsung dari Maha Sumber-Nya via Rasulullah, sebagai Controller dan Conductornya, bukan ayat-ayat yang diproduksi manusia-manusia sendiri, ayat-ayat yang memang berbunyi serupa, tetapi tidak berisi Kalimah Inti yang maha hidup!

Inilah rahasia Senjata ALLAH maha dahsyat di tangan para Rasul dan para Wali yang kenamaan dari abad ke abad, yang dijolok dan dikeluarkan melalui hukum-hukum llmu Tasauf dan Sufi Islam, dengan metode teknisnya yang tepat, yang ilmiahnya diuraikan dengan ilmu Metafisika Eksakta, bidang yang sama sekali bukan terletak dalam ilmu Fiqih Islam.

Di sinilah secara khas kehebatan llmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil hamd!

III. SUMBER KELEMAHAN DAN KEUNGGULAN UMAT BERAGAMA

(23)

Segala Firman-firman ALLAH yang tertuang nyata dalam AIquran, dalam bahasa yang tak berhuruf dan tak bersuara, terus disampaikan melalui Roh Rasul, kemudian diterjemahkan dalam bahasa manusia, dan melalui ucapan-ucapan Rasulullah, disampaikan kepada Umat sedunia. Jadi yang bicara sebenarnya, yang berfirman adalah ALLAH sendiri yang Haq, melalui Sang Rasul.Bila Umatnya hanya bisa menyebut-nyebut dan membaca ayat-ayat itu kembali, tanpa memakai alat/faktor tak terhingga (∞), ini berarti bahwa Umat hanya meniru bunyi, tidak ditingkatkan dan diteruskan pelajarannya untuk meniru pelaksanaan daripada tekniknya!

Di sinilah letaknya “kesaIahan” kita semua Umat yang ber-Agama,sehingga Agama Akhirnya kehilangan keramatnya, karena telah bertukar ujud, yaitu menjadi semata-mata ”kebudayaan manusia” belaka. Walaupun syiar Agama masih ada, tetapi isinya yang maha keramat telah hilang, karena ALLAH yang Maha Sakti tidak diikut-sertakan lagi di dalamnya, dalam arti yang sebenar-benarnya. Umat tidak diajarkan cara menggabungkan diri Rohaninya dengan diri Rohani Rasulullah lebih dahulu, sebelum mendirikan ibadatnya (ilmu tersebut termasuk dalam bidang Sufi) sehingga tidak memiliki frekuensi tak terhingga ( ∞) dan oleh karenanya ALLAH tidak ikut serta dalam gerak-gerik ibadatnya! Yang diajarkan hanya pelaksanaan teknis daripada zahir ibadat saja (ilmu Fiqihnya saja).

Di sinilah letaknya “Slip” yang terbesar dari seluruh Dunia ber-Agama.

Agama yang begini rupa beserta Umatnya, lambat laun akan kalah dan akhirnya hancur dibabat, oleh kehebatan-kehebatan teknologi modern, dengan segala kejahilannya dan kelalaian-kelalaiannya.

Konperensi Tingkat Tinggi (K.T.T.) seluruh Dunia Islam,yang beberapa kali bersidang pun, tak mampu mengutuk hanya satu negara Yahudi saja pun, yang telah nyata menodai Baitul Muqaddis. Mesjid suci ke-3 kaum muslimin sedunia; Israel oleh karenanya tambah lama tambah sombong dan congkak juga kejahatannya.

Sedangkan pada zaman dahulu kala, umpamanya pada zaman Maha Bharata, selalu dapat kita baca, bahwa tiap-tiap kutukan, berbekas dan memusnahkan!

Tanda bukti yang nyata, bahwa kutukan Islam sedunia, dewasa ini adalah kosong melompong belaka isinya, tak mempunyai kekuatan apa-apa lagi, karena tidak diikut-sertakan tenaga metafisika Ketuhanan (Islam), yang hanya dapat dijolok dan disalurkan menuju sasarannya oleh metode pelaksanaan teknis metafisis yang terletak dalam bidang ilmu Tasauf dan Sufi Islam.

Lihat para Rasul pada Zaman dahulu kala, umpamanya Nabi Musa a.s.,ia mampu “membelah” lautan. Jelas bukanlah Musa, sebagai anak manusia, yang mampu melaksanakan pekerjaan “maha hebat” itu, tetapi sudah jelas langsung tenaga Alam Metafisika Ketuhanan yang melaksanakannya, yang dijolok/disalurkan/di-“doa”-kan (ucapan secara tradisional) via anak manusia yang bernama Musa a,s. (itulah dia Insinyur ALLAH Ta`ala yang menguasai hukum-hukum ilmu PHYSIKA di ALAM META!).

Hukum-hukum ini tidak terletak dalam Hukum-hukum Fiqih. Analog dengan itu pula, lnsinyur elektronika di alam fisika yang “nyata” yang bernama Prof. Dr. Lorenz yang sudah tua itu, ternyata “mampu” pula mengangkat ribuan mobil yang beratnya ribuan kilo dari pelabuhan, ke dalam perut kapal yang besar, dengan menjolok/ menyalurkan/ men”doa”kan (= ucapan secara tradisional) tenaga-tenaga hebat dari alam fisika elektronika, sebagai karunia dari alam Ketuhanan.

Semua ilmu ini terletak dalam hukum-hukum Fisika (alam di bawah alam Metafisika), bukan dalam hukum Pidana atau Perdata!

Begitu juga para Rasul di zaman dahulu dapat menyalurkan kekuatan-kekuatan metafisika Ketuhanan itu, guna mendukung Sarana-sarana Pembangunan Mental = Pembangunan Agama At Tauhid di masa itu, dan jika perlu tenaga dahsyat tersebut dapat dipakai untuk menghancurkan lawan-lawan berat, yang anti pembangunan Agama At-Tauhid, misalnya menghancurkan kekuatan kekuatan hebat dan sakti dari raja-raja Agung seperi Fir’aun, Namrud,Abu Syufyan dan Abu Jahal, Rakyat Nabi Nuh, Rakyat Nabi Luth, yang engkar dan Iain-Iain. Begitulah kekuatan-kekuatan metafisika Ketuhanan pada zaman dahulu yang diperlihatkan oleh para Rasul, untuk Pembangunan Agama/ Mental/Jiwa luhur, sebagai syarat mutlak untuk pembangunan kelestarian kehidupan yang harmonis, serasi,aman, tenteram dan makmur yang merata.

Jadi tegas kelihatannya, kekuatan metafisika dalam Agama/Ketuhanan Yang Maha Esa, harus dijolok keluar dengan ilmu yang menembus alam metafisika itu dan dipraktekkan sekaligus, sesuai dengan metodenya yang tepat dan sesuai dengan kehendak hukum-hukum alam itu sendiri. Jelas kelihatan, bahwa dengan tenaga metafisika Ketuhanan di tangan para Ahli (= para Rasul) Agama At-Tauhid (yang membawa kehidupan aman tenteram, bahagia dunia akhirat) pada zaman dahuIu dimulai dipertahankan dan dimenangkan dengan sukses dan gilang gemilang dan pada zaman sekarang undang-undang hidup itu tetap berlaku, karena pada HAKEKAT-NYA,kemenangan dalam hidup dan kemenangan Agama ialah Kemenangan dalam pertempuran melawan AlIblis laknatullah yang dahsyat! Oleh sebab itu senjata sakti penakluk iblis itu harus dipelihara terus, harus dipelajari terus, harus diasah terus dan harus terus dimahirkan pendaya gunaannya. Kalau tidak, keruntuhan moral Agama dan moral Bangsa, telah dapat diramalkan walaupun syiar syariat agama masih berkumandang, namun kehancuran dunia lambat Iaun akan tiba berangur-angsur.

لاَتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يَبْقىٰ عَلَى وَجْهِ الاَرْضِ مَنْ يَقُوُلُ اللهُ اللهُ

Laa taquumus saa’atu hatta Iaa yabqaa ‘alaa wajhil ardhi mayyaquulu ALLAH, ALLAH.

Artinya : “Tiada akan datang Kiamat. kecuali kalau tidak ada lagi orang yang membaca ALLAH, ALLAH” (Hadits riwayat Imam Muslim). (= Kalimah ALLAH asli yang disalurkan dari sumber-Nya, karena dijolok keluar oleh para “Teknokrat” Ilmu Kalimah ALLAH- para Khalifah ALLAH, para Aulia ALLAH/para Rijalullah laki-Iaki ALLAH yang gagah perkasa).

Oleh sebab itu tenaga-tenaga energi-energi metafisika tersebut di atas, penting sekali sebagai motor yang dapat mendukung Pembangunan Raksasa Bangsa Indonesia yang Besar menuju cita-cita Iuhur Proklamasi 45, berlandaskan falsafah PANCASILA dan UUD 45 NEGARA REPUBLIK INDONESIA yang kita cintai bersama.

Di sini terbukti lagi keunggulan ILMU KEROHANIAN dan METAFISIKA EKSAKTA dengan salah satu tujuan emasnya yang gilang-gemilang, yaitu untuk mendukung dan mensukseskan PEMBANGUNAN BANGSA dan NEGARA REPUBLIK INDONESIA dengan tenaga Metafisika Ketuhanan.

(24)

Akhirulkalam, wahai kaum ber-Agama di seluruh Dunia, terutama kaumku kaum Muslimin yang kucintai semua, marilah kita sadari benar-benar, bahwa kita berada di dalam Kurun XV H, Kurun penuh dengan ancaman-ancaman bahaya-bahaya, dari segala macam rupa,corak dan ragamnya, maupun dalam bentuk peperangan dahsyat yang mengancam terus menerus, huru-hara, kelaparan, demoralisasi, narkotika, penyakit aneh-aneh, bencana-bencana alam, gempa bumi, galodo, banjir, kebakaran, sindikat-sindikat destruktif dan lain-lain, yang semuanya ini, meminta keprihatinan yang sangat serius dari kita semua.

Marilah kita menghayati dan mendalami dan mengamalkan ayat Akbar dari ALLAH SWT dalam AI Quran, untuk menyelamatkan kita dari segala macam ancaman tersebut di atas, yaitu menghayati dan mengamalkan ayat :

Yaa ayyuhal ladziina aamanushbiruu wa shaabiruu wa raabithuu wattaqullaaha la’allakum tuflihuun.

Artinya :”Wahai orang -orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada ALLAH,supaya kamu beruntung (QS Ali Imran : 200).

Dan mudah-mudahan ia akan membuahkan pahala Agung,sebagaimana yang difirmankan ALLAH dalam AIquran, ayat yang penuh kebahagiaan dan kemenangan yaitu :


Yaa ayyatuhan nafsul muthmainnah, irji‘ii ilaa rabbiki raadhiyatan mardhiyyah, fadkhulii fii ‘ibaadii wadkhulii jannatii

Artinya :”Hai nafsu (jiwa) yang tenang (suci), Kembalilah kamu kepada Tuhanmu,dengan (hati) ridha dan diridhai (Tuhan). Maka masuklah kamu dalam golongan hamba-hambaKu. Dan masuklah kamu ke dalam SyorgaKu” (Al Fajru, ayat 27-30).

Kesimpulan : Mulai dari Dunia terus sampai ke Akhirat.

(25)

Wahai kaumku kaum ber-Agama, khususnya kaum Muslimin yang kukasihi di seluruh dunia, bersama ini aku mohon diri; dan dengan kerendahan hati, mohon dimaafkan sedalam-dalamnya atas kemungkinan kaumku tersinggung di sana-sini akan uraian-uraian di atas, karena tajam dan pedasnya, tetapi melihat Kurun yang sudah begitu melarut, dan suasana dunia seperti sekarang ini, kami merasa hanya inilah obatnya satu-satunya untuk menyehatkan dan memenangkannya, yang telah terbukti mujarab sekali dalam Iingkungan terbatas yaitu antara + 2 juta manusia, yang telah diriset selama + 35 tahun lamanya atas dasar lslam (Fiqih dan Tasauf/Sufi) dan ilmu Metafisika Eksakta. Maka inilah yang dapat kami sumbangkan pada Dunia, dengan niat yang sekhaIis-khalisnya demi keselamatan kita bersama.

Semoga Taufiq dan Hidayah ALLAH SWT selalu beserta kita sekalian. AMIN.

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi Wabarakatuh.

Allahumma shalli ‘alaa sayyidina Muhammad!

Allahumma shalli ‘alaa sayyidina wa maulana Muhammad!

Allahumma shalli ‘alaa sayyidina wa nabiyyina wa habiibina wa syafi’ina wa zukhrina wa maulana Muhammad!

Hormat kami,

PROF. DR. HAJI KADIRUN YAHYA

Catatan Kaki :

1. Menurut Rasul kaum Mufarridun ialah kaum yang mendapat Syurga (selalu beserta ALLAH sebelum mati)

2 ان الله يبعث لهٰذه الامة على رأس كل مأة سنة من يجدد لها دينك

Sesungguhnya Allah akan membangkitkan untuk ummat ini tiap-tiap seratus tahun, orang-orang hambanya yang membaharui (cara pengertian) agamanya. (HR Abu Dawud).

Pengertian :

Allah akan membangkitkan/mengangkat seorang Hamba-Nya untuk mennjadi “Pembaharu” pada kalangan Umat yang beragama Islam.Untuk itu ketahuilah : Allah akan membangkitkan dalam Qurun setiap seratus tahun, seorang Hamba-Nya yang menemukan dan mengungkapkan penemuan-penemuan ilmu –ilmu baru dalam agama Islam (“meIalui ilmu laduni”). la akan mengungkapkan tentang Iandasan ilmiah daripada metode ibadat atau cara-cara beribadat dalam Islam yang sesuai dengan perkembangan kecerdasan Umat manusia pada zamannya dan sesuai pula dengan peraturan-peraturan ALLAH dan Sunnah Rasul-Nya, Muhammad SAW. Ini berarti, ia juga menguatkan dan mengajak umat agar taat dan rajin melaksanakan amal ibadat Agama Islam, dengan syarat-syarat yang ditentukan ALLAH dan Rasul-Nya sesuai pula dengan dasar analisa ilmu pengetahuan manusia, kecerdasannya, baik untuk amal ibadah kehadirat ALLAH SWT,maupun untuk ibadah terhadap sesama manusia (Hablum minaIIaahdan Hablum minannaas), Dalam Agama dinamakan seorang Mujaddid. (lihat buku GERAKAN PEMBAHARUAN DALAM ISLAM)- At Tajdid fil Islam – S. Ali Yasir,Jilid I, P.P. Yayasan Perguruan Islam Republik lndonesia, Yogyakarta. 1978).Komentar : Jadi ia bukan sekali-kaIi membuat Agama baru. Tetapi mengungkapkan pandangan- pandangan Ilmiah yang baru yang selama ini belum diungkapkan oleh kaum Muslimin di Dunia, karena waktu itu belum sesuai dengan zamanny a, sehingga Islam tambah hebat peranannya, dalam hidup dan kehidupan di Dunia sampai ke Akhirat, yang membawa kemenangan haqiqi di mana saja.

3 Berimam-imam dengan tahqiq, berarti mengikut dengan Tahqiq

4 H Salim Bahreisy :Terjemahan AI-Hikam (Pendekatan abdi pada KhalikNya) ; Penerbit “Balai Buku” Surabaya, cetakan ke 3. 1980 hal 116

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *