10. Tidak Ada Beban

Dlm Fathur Rabbani:

Majelis ke  10
“Tidak Ada Beban”

Pengajian Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, Ahad pagi 14 Syawal tahun 545 Hijriyah

Beliau berkata, Rasulullah Saw. bersabda:

“Aku dan golongan umatku yg taqwa memperoleh kelepasan dari beban.”

Taqwa tidak menjadi beban bagi penghambaan Allah, karena taqwa itu jelmaan dari tabiat kemanusiaannya. Ia menyembah Allah dengan lahir dan batinnya tanpa ada rasa pembebanan untuk diri. Sedang untuk orang munafik dalam setiap situasinya – apa pun – menjadi beban, apalagi untuk menyembah Allah. Pembebanannya terrletak di bagian lahir jiwa dan menempatkan di bagian batiniahnya. Ia tidak mampu memasuki jalan yg dimasuki orang bertaqwa. Setiap tempat jadi panorama, setiap amal milik manusia dan perang dicipta juga milik manusia.

Wahai orang munafik, bertaubatlah dari nifaqmu dan kembalilah dari pelarian munafiq. Bagaimana, engkau ditinggalkan-Nya, setan menertawakanmu. Jika kamu puasa, shalat, semua itu engkau lakukan demi makhluk bukan untuk Allah. Demikian pula jika engkau bersedekah, mengeluarkan zakat dan haji. Perbuatan itu hanya kerja keras lagi memayahkan. Dalam waktu dekat engkau akan dicampakkan ke neraka Hawiyah bila engkau tidak segera bertaubat dan mengadukan diri atas kesalahanmu. Jagalah dirimu untuk mengikuti sunnah – bukan bid’ah – jagalah madzab yg benar.

Celaka, engkau hafal Al-Qur’an tetapi tidak beramal darinya. Engkau pelihara sunnah Rasul tapi tidk beramal darinya. Maka, manakah pekerjaanmu yg berdasar sunnah? Engkau suruh manusia berbaik sedang kamu tidak melaksanakan baik. Engkau tahan mereka (dari berbuat buruk) tapi engkau tidak menahan dirimu dari perbuatan itu.

Firman Allah Ta’ala:

“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yg kamu tidak kerjakan.”

Mengapa engkau berkata tetapi tidak menepati, engkau tidak malu. Bagaimana engkau mengaku iman tapi tidak beriman? Iman adalah manifestasi dari kelurusan (tahan) uji. Ia sabar membawa beban berat, ia pemberani (pelawan) ia pembunuh, iman adalah suatu hal termulia di atas segala dunia. Iman dimuliakan karena Allah semata dan bahwa nafsu dihinakan karena setan. Barangsiapa meninggalkan pintu Al Haq tentu menuju pintu manusia. Barangsiapa menyia-nyiakan jalan Al Haq dan penaungan-Nya tentu duduk di jalan makhluk dan berlindung di sana. Barangsiapa dikehendaki oleh Allah kebaikannya, tentu pintu² yg tembus makhluk ditutup baginya. Pemberi mereka diputus untuknya. Sehingga semua itu tidak berguna bagi dirinya.

Celaka, engkau riang dalam tempatmu di pagi hari, di musim dingin. Dalam waktu dekat akan datang musim panas dan menyedot air yg kamu simpan sampai kering, lingkunganmu mati karena musim panas itu pemutus (penghisap) air, sedang musim dingin menambah air melimpah. Jadi dirimu bersama Allah niscaya kamu beruntung, mulia, jadi pemimpin dalam menegakkan hukum.

Wahai pemuda! Jadikanlah kebisuan sebagai kebiasaanmu, merenung sebagai pakaianmu, dan lari menghindari manusia sebagai segala tujuanmu. Jika kau mampu melubangi bumi dan bersembunyi di sana, maka lakukanlah. Itu akan menjadi habibatmu hingga imanmu berkembang besar, kaki² keyakinanmu menguat, sayap² kejujuranmu berbulu, dan kedua mata hatimu terbuka, kemudian hamparan rumahmu meninggi dan kau terbang ke angkasa pengetahuan Allah, mengelilingi jagad timur dan barat, daratan dan lautan, padang dan gunung, juga kau kitari langit dan bumi berpandukan seorang pembimbing yg awas melihat, dan seorang sahabat yg ramah. Dalam keadaan demikian, bebaskanlah mulutmu untuk bicara, tanggalkanlah baju lamunan, tinggalkanlah lari menghindari manusia, dan keluarlah dari tempat persembunyianmu menuju mereka, karena sesungguhnya kau adalah obat penawar bagi mereka yg tidak membahayakan dirimu sendiri. Jangan perdulikan banyak atau sedikitnya jumlah mereka, juga penerimaan dan keingkaran mereka, serta pujian dan cacian mereka. Jangan perdulikan di mana kau berada dan tinggal, selagi kau senantiasa bersama Tuhanmu.

Wahai manusia! Kenalilah Sang Maha Pencipta ini dan bersikap sopanlah di hadapan-Nya. Jika hati kalian masih jauh dari-Nya, maka kalian kurang beradab dengan-Nya dan jika dekat, maka ia telah beradab baik. Sebelum Raja naik kendaraan, para pengawal memberi hormat di pintu, dan jika ia telah naik, mereka hening dan bersikap santun karena mereka dekat dengannya, lalu masing² akan berlari ke pojokan.

Ambisi mendapatkan sambutan penerimaan manusia merupakan inti keingkaran dari Allah Ta’ala. Tidak akan ada kebahagiaan bagimu kecuali jika kau tanggalkan kepemilikan (asbab), kau putuskan (keterikatan pada) sarana dan kau abaikan pandangan manusia tentang manfaat dan mudharat. Kalian adalah orang sehat yg sakit, orang kaya yg fakir dan orang hidup yg mati, serta berada tetapi tiada. Sampai kapan kalian mau mungkir dan menolak dari Allah Ta’ala? Sampai kapan kalian makmurkan dunia dan menghancurkan Akhirat? Sesungguhnya setiap kamu sekalian memiliki satu hati, tetapi bagaimana bisa ia menyukai dunia sekaligus akhirat? Bagaimana bisa di dalam dirinya ada kecintaan pada Sang Pencipta dan makhluk? Bagaimana hal ini bisa terjadi dalam satu kondisi, dalam satu hati? Ini merupakan sebuah kebohongan. Rasulullah Saw. bersabda:

“Kebohongan bersanding dengan keimanan.”

Setiap wadah mematangkan apa saja yg ada di dalamnya. Amalan²mu adalah bukti² keyakinanmu: Lahirmu merupakan bukti petunjuk atas batinmu. Karena itu beberapa kalangan mengatakan: “Lahir adalah judul batin,” namun, batinmu tampak sebagai lahir di hadapan Allah Ta’ala dan di hadapan hamba²Nya yg termasuk kalangan khawwas. Jika ada salah seorang di antara mereka lewat di hadapanmu, maka bersikaplah santun di hadapannya dan bertaubatlah dari dosa²mu sebelum menjumpainya. Berkecil dirilah di hadapannya dan merendahlah. Jika engkau bersikap tawadhu’ pada kaum shaleh, maka kau telah bersikap tawadhu’ pada Allah Ta’ala. Bersikap rendah hatilah, sebab orang yg merendah akan diangkat oleh Allah Ta’ala. Santunlah di hadapan orang yg lebih tua darimu. Rasulullah Saw. bersabda:

“Barakah terdapat pada orang² yg lebih tua (dari)mu.”

Perlu di ingat, Rasulullah Saw. di sini tidak bermaksud menyebutkan usia semata (sebagai parameter barakah), akan tetapi ketuaan usia ini harus juga di iringi dengan ketakwaan dalam mengimplementasikan perintah dan larangan serta berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah. Jika tidak demikian, betapa banyak kakek² yg tidak boleh dihormati dan disalami, sebab melihatnya tidak mengimplikasikan barakah apa². Yang tua (al-akabir) adalah orang² yg bertakwa, saleh, wara’, mengaktualisasikan ilmu dan ikhlas dalam beramal. Yang tua adalah hati yg murni dan menentang apa saja selain Allah Ta’ala. Yg tua adalah hati yg makrifat dengan Allah, serta mengetahui dan dekat dengan-Nya. Semakin bertambah pengetahuan hati, maka semakin dekat pula ia dengan al-Mawla Allah Ta’ala. Setiap hati yg memiliki kecintaan pada dunia, di dalamnya terhalang hijab dari Allah, dan setiap hati yg menyimpan kecintaan pada akhirat, terhalang hijab dari kedekatan Allah. Besarnya kecintaanmu pada dunia, akan mengurangi kecintaanmu pada akhirat, dan besarnya kecintaanmu pada akhirat, akan mengurangi kecintaanmu pada Allah Ta’ala.

Ketahuilah takdirmu dan jangan turunkan dirimu di tempat yg tidak dituruni oleh Allah Ta’ala. Karena itu beberapa kalangan mengatakan: “Barangsiapa yg tidak mengetahui takdirnya, maka takdir akan memberitahukan takdirnya.” Jangan duduk di tempat berdirimu! Jika engkau masuk sebuah rumah, maka jangan duduk di tempat yg tidak diduduki tuan rumah, sebab engkau melakukan hal yg tidak sesuai dengan keinginanmu. Jika engkau menolak, maka engkau boleh berdiri dan keluar.

Wahai pemuda! Engkau hanya menyia-nyiakan waktumu untuk mengkaji dan menghafal kitab tanpa pernah mengamalkannya. Lalu apa manfaatnya untukmu? Rasulullah Saw. bersabda:

“Pada Hari Kiamat Allah Ta’ala berfirman pada para Nabi dan Ulama, ‘Kamu sekalian adalah penggembala² manusia, lalu apa yg telah kalian perbuat untuk gembala²mu sekalian? Dan pada para raja serta orang² kaya, Dia berfirman, ‘Kamu sekalian adalah pundi² kekayaan-Ku, lalu apakah telah kalian bantu orang² fakir, kalian asuh anak² yatim, dan kalian keluarkan hak-Ku daripadanya yg telah Aku wajibkan atas kalian?'”

Wahai manusia! Turutilah tutur nasihat Rasulullah Saw. dan terimalah penuturannya. Betapa keras hati kalian! Mahasuci Zat yg telah memberiku kemampuan untuk mengukur manusia. Setiap kali ku hendak terbang, selalu saja datang gunting takdir menggunting sayapku, namun aku tetap bahagia. Bagaimana (tidak harus bahagia), sementara aku bermukim di tanah lapang Sang Raja. Celaka kau orang munafik Engkau menginginkan diriku terusir dari negara ini. Jikalau aku bergerak, maka segalanya akan berubah dan anggota² (tubuhku) akan tercerai berai. Zaman memang telah berubah namun aku takut akan siksa Allah Ta’ala hanya karena keterburu-buruan. Aku bukan orang yg suka terburu-buru, bukan pula orang yg sedang bermain anggar dengan takdir. Akan tetapi aku tunduk dan pasrah menerimanya.

“Ya Allah, berikanlah keselamatan dan penyelamatan.”

Celakalah dirimu! Engkau mengolok-olokku selagi aku berdiri di pintu Allah Ta’ala, menyeru manusia kepada-Nya. Engkau akan melihat sendiri balasanmu. Bangunlah satu dzira’ ke atas dan ribuan ke bawah. Kalian akan lihat, wahai orang² munafik, siksa Allah Ta’ala di dunia dan akhirat. Zaman adalah kandungan dan kalian akan melihat apa yg keluar darinya. Aku berada di tangan pembalikan Allah Ta’ala, yg kadang mengubahku menjadi sebuah gubuk, terkadang lagi mengubahku menjadi sebuah atom, atau menjadi samudra dan buliran air, dan dalam kesempatan lain mengubahku menjadi matahari, juga nyala lampu dan kilatan. Ia membolak-balikkanku sebagaimana Dia membolak-balik siang dan malam.

“Setiap waktu Dia dalam kesibukan” (QS. Ar-Rahman (55): 29).

Bahkan setiap saat. Sehari untuk kalian dan sesaat untuk yg selain kalian.

Wahai pemuda! Jika engkau menginginkan kelapangan dada dan kebaikan hati, maka jangan dengarkan apa kata manusia dan jangan perdulikan omongan mereka. Tidakkah kau tahu bahwa mereka tidak suka (ridha) pada Tuhan mereka, lalu bagaimana mereka akan ridha padamu? Tidakkah kau tahu bahwa kebanyakan dari mereka tidak berakal, tidak melihat dan beriman, bahkan suka berdusta dan tidak jujur? Ikutilah kaum yg tidak memikirkan apa² selain hanya Allah Ta’ala semata, tidak mendengar dari selain-Nya dan tidak melihat selain-Nya. Bersabarlah menghadapi siksa cemoohan manusia demi meraih ridha Allah Ta’ala. Bersabarlah menghadapi berbagai cobaan yg ditimpakan kepadamu. Ini adalah ketentuan Allah pada hamba²Nya yg terpilih dan tercinta. Dia memutuskan mereka dari segala hal; menguji mereka dengan beragam cobaan, petaka, dan ujian, menutup rapat dunia, akhirat dan segala yg di bawah langit dan di perut bumi, sehingga ‘wujud’ mereka dengan demikian lebur binasa. Ketika wujud mereka telah dibinasakan-Nya, maka Dia akan mengadakan mereka kembali hanya untuk-Nya, bukan untuk selain-Nya, membangkitkan mereka di sisi-Nya, bukan di sisi selain-Nya, dan menjelmakan mereka menjadi makhluk baru (yg berbentuk lain), sebagaimana firman Allah:

“Kemudian Kami jadikan dia makhluk yg (berbentuk) lain.” (QS. Al-Mu’minun (23): 14).

Penciptaan pertama adalah common creature (penciptaan massal/ bersama-sama), sementara penciptaan kali ini hanya bersifat spesial. Allah mengistimewakannya dari saudara² dan anak² sejenisnya dari keturunan Adam. Dia mengganti substansi (dirinya) yg pertama (di kehidupan dunia) dan mengubahnya. Jadilah ia seorang Rabbani-Spiritualis. Hatinya resah jika melihat makhluk (manusia). Ia pun menutup pintu hatinya bagi manusia. Allah telah membentuk dunia, akhirat, Surga, Neraka, serta segenap makhluk dan kosmos sebagai sesuatu yang tunggal (syay’an wahidan) di hadapannya, untuk kemudian ia serahkan sesuatu ke tangan nuraninya yg langsung menelannya, hingga tidak tampak lagi di dalamnya. Allah menampakkan di dalam dirinya kemampuan (qudrah) sebagaimana Dia menampakkannya pada tongkat Musa as. Maha Suci Zat yg telah memunculkan kekuasaan-Nya di dalam apa² yg Dia kehendaki pada tangan orang yg dikehendaki-Nya. Tongkat Musa as. telah menghancurkan banyak sekali beban muatan di atas gunung dan benda² lain tanpa ada kerusakan sedikit pun pada tongkat tersebut. Allah Ta’ala ingin mengajarkan pada mereka bahwa hal itu adalah qudrah kekuasaan, bukan hikmah rekayasa, sebab apa yg dilakukan tukang² sihir dewasa ini hanyalah hikmah rekayasa dan handasah (seni keterampilan), sedangkan apa yang muncul di tongkat Musa as. adalah qudrah kekuasaan dari Allah Ta’ala yg luar biasa dan adikodrati. Karena itu, pemimpin tukang sihir berkata pada salah seorang temannya (bawahannya), “Perhatikan Musa, bagaimana kondisinya?” Teman itu menjawab, “Warnanya telah berubah dan tongkat itu pun bekerja.” Si ketua berkata, “Ini adalah aksi Allah Ta’ala, bukan aksinya. Si tukang sihir tidak takut pada sihirnya sebagaimana pencipta yg jelas tidak takut pada ciptaannya. Maka ia pun kemudian beriman pada Musa dan mengikuti sahabat²nya.

Wahai pemuda! Kapan engkau beranjak dari hikmah menuju qudrah. Kapan amalan yg kau lakukan dengan hikmah mengantarkanmu pada qudrah kekuasaan Allah Ta’ala. Kapan keikhlasanmu dalam beramal mengantarkanmu ke pintu kedekatan dengan Allah Ta’ala. Kapan wajah² hati orang awam dan orang khash memperlihatkan mentari pengetahuan (syams al-ma’rifah) kepadamu. Janganlah engkau lari dari Allah Ta’ala hanya karena bala cobaan-Nya, karena sesungguhnya Dia memberimu cobaan untuk mengetahui apakah engkau kembali pada kausalitas (sebab alamiah) dan meninggalkan pintu-Nya ataukah tidak? Apakah engkau kembali pada lahiriah lahir ataukah pada batin? Pada yang terjangkau ataukah pada yg tidak terjangkau, dan pada yg terlihat ataukah pada yg tak terlihat? Ya Allah, janganlah Engkau uji kami. Ya Allah, anugrahilah kami kedekatan dengan-Mu tanpa cobaan. Ya Allah, anugrahilah kami kedekatan sekaligus kelembutan kasih. Ya Allah, karuniakanlah kami kedekatan tanpa kejauhan. Kami tak kuasa jauh dari-Mu, juga tak kuasa menerima kekerasan cobaan. Maka anugrahilah kami kedekatan dengan-Mu tanpa harus mengarungi api petaka, namun jika memang kami harus mengarungi api petaka itu, maka jadikanlah kami di dalamnya bagai salamander (sejenis kadal) yg bertelur dam menetas di dalam api tanpa menyakitkan dan membakarnya. Jadikanlah api itu pada kami seperti api Ibrahim, kekasih-Mu. Tumbuhkanlah rerumputan di sekeliling kami sebagaimana Engkau tumbuhkan di sekelilingnya (Ibrahim). Kayakanlah kami dari segala sesuatu sebagaimana Kau kayakan ia. Temani dan peliharalah kami sebagaimana Engkau memeliharanya, dan jagalah kami sebagaimana Engkau menjaganya. Aamiin.

Ibrahim as. memperoleh teman penyanding (rafiq) sebelum (menempuh) jalan, mendapat tetangga sebelum rumah, memperoleh kelembutan sebelum kebuasan, menerima perlindungan sebelum sakit, memiliki kesabaran sebelum ditimpa bala, dan berbuat ridha sebelum datang qadha-Nya. Belajarlah dari Bapakmu sekalian, Ibrahim as. Ikutilah segala ucapan dan tindakannya. Maha Suci Zat yg telah mengasihinya di samudra bala-Nya, membebaninya berenang di samudra bala sambil mendukungnya, membebaninya berperang melawan musuh sambil Dia bersama panglima pasukan berkuda, membebaninya naik ke tempat yg tinggi, sementara tangan-Nya mendorong punggungnya, dan membebaninya mengundang makan manusia, sementara seluruh biaya ditanggung-Nya. Ini adalah Kasih kelembutan yg tersembunyi.

Wahai pemuda! Bersikap diamlah (menerima) bersama Allah tatkala datang takdir dan fiY-Nya, sehingga engkau akan dapat melihat beragam kasih kelembutan darinya. Tidak pernahkah kau dengar cerita tentang si bijak Galen? Bagaimana ia bersikap membisu, bodoh, dan diam, hingga ia mampu menghafal setiap ilmu dari sisiNya. Hikmah Allah ‘Azza wa ]alla tidak akan datang menghampiri hatimu karena kau kebanyakan bicara mengigau, membantah, dan menginterupsi-Nya.

“Ya Allah, anugrahilah kami kemampuan menyetujui apa pun keputusan-Mu dan meninggalkan sikap takabbur dan menentang. Aamiin”

Fathur Rabbani

Mulai Perjalanan

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Buku Lain

Rekomendasi

Di sejumlah pesantren salafiyah, buku ini (Tanwir al-Qulub) biasanya dipelajari bersamaan dengan kitab-kitab fikih. Yang sedikit membedakan, kitab ini ditulis oleh seorang pelaku tarekat sekaligus mursyid dari tarekat Naqsyabandiyah.

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Tingkatan Alam Menurut Para Sufi

“Tingkatan Alam Menurut Para Sufi” فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُّوحِى فَقَعُوا لَهُۥ سٰجِدِينَ “Maka…

Islam, Iman dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى…

Hidup Ini Terlalu Singkat

Postingan yg indah dari Bunda Amanah: Bismillahirrahmanirrahim. “Hidup ini Terlalu Singkat” Oleh: Siti Amanah Hidup…
All articles loaded
No more articles to load

Mengenal Yang Mulia Ayahanda Guru

Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin al-Khalidi qs.

Silsilah Kemursyidan

Dokumentasi

Download Capita Selecta

Isra' Mi'raj (Rajab)

26 Jan - 05 Feb

Ramadhan

30 Mar - 09 Apr

Hari Guru & Idul Adha

20 Jun - 30 Jun

Muharam

27 Jul - 06 Ags

Maulid Nabi

28 Sep - 08 Okt

Rutin

30 Nov - 10 Des

All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load

Kontak Person

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Abangda Teguh

Kediri, Jawa Timur

Abangda Tomas

Pangkalan Bun 

Abangda Vici

Kediri, Jawa Timur

WhatsApp
Facebook
Telegram
Twitter
Email
Print

Daftar Isi

Copy link
Powered by Social Snap