Kita wajib meyakini bahwa penimbangan amal itu benar adanya Allah Ta’ala berfirman, “Timbangan pada hari itu ialah benar…” [QS. al-A’raf 7:8]
Allah Ta’ala berfirman, “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hari Kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” [QS. al-Anbiya’ 21:47]
Allah Ta’ala berfirman , “…maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami” [QS. al-A’raf 7:8-9]
Timbangan amal itu sungguh nyata terindera, dengan satu tangkai dan dua neraca. Satu neraca terang bercahaya, yakni yang sebelah kanan dan disediakan untuk menaruh catatan amal baik. Sedangkan neraca yang satunya lagi, yakni yang sebelah kiri, gelap pekat, disediakan untuk amal buruk. Yang ditimbang adalah lembar-lembar catatan amal.
Rasulullah saw. bersabda, “Pada Hari Kiamat, Allah mengadili seorang lelaki dari umatku di hadapan semua makhluk. Lalu dibentangkanlah sembilan puluh sembilan lembar catatan amalnya. Panjang tiap lembarnya sejauh mata memandang. Allah berfirman, ‘Apakah engkau akan mengingkarinya? Apakah dua malaikat-Ku yang mencatatkannya telah bertindak zalim kepadamu?’ dia jawab, ‘Tidak, ya Tuhanku.’ Allah berfirman, ‘Apakah engkau punya alasan?’ dia menjawab, ‘Tidak, ya Tuhanku.’ Allah berfirman, ‘Apakah engkau punya kebaikan?’ dia menjawab, ‘Tidak, ya Tuhanku.’ Allah berfirman, ‘Tentu. Engkau masih punya satu amal baik yang ada pada-Ku, dan saat ini tidak ada kezaliman terhadap dirimu.’ Lalu dikeluarkanlah sebuah kartu yang berterakan tulisan: Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Kemudian Allah berfirman, “Coba letakkan di timbanganmu!’ dia berkata, “Ya Tuhanku, apalah artinya kartu ini bila ditimbang dengan lembaran-lembaran itu?’ Allah berfirman, ‘Sungguh, engkau tidak akan dizalimi.’ Kemudian lembar catatan amal yang sembilan puluh sembilan itu diletakkan di salah satu neraca, ditimbang bersama sehelai kartu di neraca lainnya. Ternyata lembaran yang sembilan puluh sembilan itu lebih ringan daripada sehelai kartu. Memang tidak ada sesuatu pun yang berat bila ditimbang bersama nama Allah.” (HR. Al-Imam Ahmad, at-Tirmidzi, al-Hakim dan al-Baihaqi)
CATATAN
Allah Ta’ala menegakkan timbangan, walaupun Allah Maha mengetahui segala sesuatu. Dengan timbangan itu Allah Ta’ala menguji hamba-hamba-Nya, apakah hamba-hamba-Nya itu percaya akan timbangan tersebut selagi mereka berada di alam dunia atau tidak. Selain itu, keimanan akan adanya timbangan amal tersebut menjadi tanda siapa yang akan berbahagia dan siapa yang akan celaka di akhirat kelak.