Kenyataan yang tak terbantahkan bahwa Nabi Muhammad saw. telah mengaku diutus oleh Allah Ta’ala kepada semesta alam sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan. Kebenaran pengakuannya didukung oleh banyak mukjizat agung yang nampak pada diri beliau dan tidak seorang pun mampu menolaknya. Setiap orang yang mempunyai mukjizat demikian, tentu dia adalah rasul Allah. Dan itu secara tegas membuktikan bahwa Sayyidina Muhammad saw. adalah rasul Allah.
Ada banyak sekali mukjizat Nabi Muhammad saw. Di antaranya, beliau memberitahukan hal-hal ghaib yang akan terjadi di masa depan, seperti di dalam firman Allah Ta’ala, “Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat, dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang.” [QS. al-Rum 30:2-3]. Apa yang dikhabarkan itu benar-benar terjadi. Kerajaan Romawi mengalahkan kerajaan Persia setelah Romawi pernah dikalahkan oleh Persia. Atau seperti di dalam firman Allah Tal’ala, “Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Alqur’an benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembaliā [QS. Al-Qasas 28:85], yakni ke Mekkah. Dan ternyata di kemudian hari memang Allah mengembalikan Nabi Muhammad saw. ke kota Mekkah.
Rasulullah saw. juga mengabarkan, sesuai firman Allah Ta’ala, “Katakanlah kepada orang-orang Badui yang tertinggal: “Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih.” [QS. Al-Fath 48:16]. Apa yang dikabarkannya itu benar-benar terjadi. Yang dimaksud dengan kaum yang mempunyai kekuatan besar di dalam ayat ini adalah Bani Hanifah. Abu Bakar telah mengajak kaum Muslimin untuk memerangi mereka.
Contoh lainnya adalah penyampaian kabar yang diungkapkan oleh Rasulullah saw. tentang kekhalifahan. Rasulullah saw. bersabda, “Kekhalifahan setelah aku selama 30 tahun.” Hadis ini diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad di dalam Musnad-nya. Di kemudian hari sepeninggal Rasulullah saw., kekhalifahan Khulafa’ ar-Rasyidin memang berlangsung selama tiga puluh tahun.
Rasulullah saw. bersabda, “Ikutilah dua orang sesudah aku, Abu Bakr dan ‘Umar.” [Diriwayatkan al-Imam Ahmad di dalam Musnad-nya, juga diriwayatkan Oleh at-Tirmidzi dan yang lainnya]. Ini adalah berita dari Rasulullah saw. bahwa Abu Bakr dan ‘Umar r.a. masih akan hidup setelah beliau wafat. Dan nyatanya memang Abu Bakr dan ‘Umar masih hidup saat Rasulullah saw. wafat. Apa yang dikabarkan oleh Rasulullah saw. nyata terjadi.
Rasulullah saw. bersabda kepada ‘Umar r.a., “Nanti yang akan membunuhmu adalah golongan penentang.ā [Hadis ini diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari di dalam Shahih-nya, dan diriwayatkan pula oleh yang lainnya]. Yang dimaksud sebagai golongan penentang adalah yang menyalahi kebenaran, meski mereka bukan merupakan pendosa.
Rasulullah saw. bersabda kepada al-‘Abbas r.a. saat para sahabat menawan al-‘Abbas sebelum dia masuk Islam, “Tebuslah dirimu, engkau mempunyai harta yang banyak.” Al-‘Abbas berkata, “Aku tidak mempunyai harta.” Rasulullah saw. bersabda, “Lalu di mana hartamu yang kau titipkan pada Ummu al-Fadhl, saat tidak ada orang selain kalian berdua dan engkau berpesan kepadanya, ‘Apabila aku mendapat musibah dalam perjalananku, maka sebagian dari harta itu untuk al-Fadhl dan sebagian lagi untuk ‘Abdullah.”‘ Al-‘Abbas berkata, “Demi Dia Yang telah mengutusmu dengan kebenaran, tidak ada yang mengetahui hal itu selain aku sendiri. Engkau sungguh Rasulullah.” Kemudian akhirnya al-‘Abbas masuk Islam.
Mukjizat Rasulullah saw. yang lainnya adalah terbelahnya bulan di Mekkah ketika kaum Quraisy meminta beliau menunjukkan tanda kenabiannya. Bulan itu terbelah menjadi dua. Yang sebelah berada di atas gunung dan yang sebelah lagi di lereng gunung. Kejadian ini disaksikan tidak hanya oleh kaum Quraisy, tetapi oleh semua penduduk bumi. Tentang ini Allah Ta’ala berfirman, “Telah dekat Hari Kiamat dan bulan terbelah.” [QS. al-Qamar 54:1]
Dalam sebuah riwayat dari Anas disebutkan bahwa suatu hari, penduduk Mekkah meminta Rasulullah saw. memperlihatkan tanda kenabiannya. Kemudian Rasulullah saw. memperlihatkan keterbelahan bulan menjadi dua bagian. Hadis ini dikeluarkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Kita mesti percaya dan yakin bahwa peristiwa itu benar-benar terjadi, karena kesaksian Alqur’an agung tentang kejadiannya. Kesaksian itu merupakan dalil yang paling kuat yang menegaskan terjadinya peristiwa tersebut. Orang beriman tidak akan meragukan kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut setelah dikabarkan oleh orang yang paling jujur dan terpercaya. Sebab, bulan adalah makhluk Allah, Dia kuasa memperlakukannya sesuka Dia, sebagaimana Dia juga kuasa untuk menghilangkannya di akhir zaman. Tidak ada yang akan mengingkari kenyataan ini selain si pelaku bid’ah yang sesat dan menyesatkan, yang menyalahi agama yang lurus. Allah membutakan hati mereka sehingga mereka mengingkari kebenaran Al-qur’an agung dan hadis Nabi saw.
Mukjizat Rasulullah saw. yang lainnya antara lain: memancarnya air dari sela-sela jemari beliau dan memperbanyak air yang sedikit dengan berkahnya. Peristiwanya terjadi di berbagai waktu dan kesempatan, sebagaimana diriwayatkan dalam hadis-hadis yang shahih. Beliau juga dapat memberkahi makanan yang sedikit hingga bisa mencukupi orang banyak.
Mukjizat lainnya adalah kesaksian sebatang pohon yang berbicara dan menjawab panggilan beliau, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar r.a. Suatu ketika di dalam sebuah perjalanan, Rasulullah saw. bertemu dengan seorang Arab Badui, lalu beliau mengajaknya masuk Islam. Orang Arab Badui itu bertanya, “Siapa saksi yang bisa membuktikan kebenaran ucapanmu?ā Rasulullah menjawab, “Pohon itu.ā Kemudian beliau memanggil pohon tersebut. Pohon yang dipanggil itu bergerak membelah tanah menghampiri beliau sampai berada di hadapannya, lalu pohon itu berucap sebanyak tiga kali, “Aku bersaksi tidak Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa engkau sungguh rasul Allah.ā Setelah itu, pohon tersebut kembali ke tempatnya semula.
Mukjizat lainnya adalah rintihan batang pohon kurma. Rasulullah saw. biasa bersandar pada batang kurma saat berkhotbah. Namun setelah dibuatkan mimbar, beliau berkhotbah di atas mimbar. Tiba-tiba batang pohon kurma itu menangis. Orang-orang mendengar tangisannya hingga mereka pun ikut menangis. Tangisannya baru berhenti ketika beliau datang lalu mengelusnya seperti seorang ibu mengelus-elus anaknya yang menangis. Hadis tentang peristiwa ini diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari dan Muslim serta yang lainnya dari sepuluh orang pembesar sahabat.
Mukjizat lainnya adalah tasbih kerikil dan ucapan benda-benda. Di dalam satu riwayat disebutkan, dari ‘Ali ibn Abi Thalib, “Kami tengah bersama Rasulullah saw. di Mekkah, lalu saat itu kami pergi menuju suatu tempat di pinggiran Mekkah. Setiap kali menjumpai pohon atau bukit, pohon dan bukit itu selalu mengucapkan, “Salam bagimu, wahai Rasulullah.”
Pada kali yang lain, ada seekor unta datang mengadu kepada Rasulullah saw. Unta itu mengatakan bahwa pemiliknya telah mempekerjakannya dalam waktu yang lama tanpa istirahat. Tetapi setelah unta itu tua, si pemilik hendak menyembelihnya. Unta itu minta perlindungan kepada Rasulullah saw., dan beliau menolongnya. Hadis tentang peristiwa ini diriwayatkan oleh banyak sahabat.
Mukjizat lainnya adalah ucapan daging kambing yang disuguhkan kepada Rasulullah saw. yang ternyata dibubuhi racun. Peristiwa itu terjadi saat seorang perempuan Yahudi di Khaibar memasakkan daging kambing dan menyuguhkannya kepada beliau.
Pada saat haji wada’, Rasulullah saw. sempat menemui seorang anak yang saat itu baru dilahirkan. Rasulullah saw. bertanya kepada anak yang baru lahir itu, “Siapa aku?” Si anak menjawab, “Rasulullah.” Kemudian Rasulullah saw. berkata, “Engkau benar. Semoga Allah memberkahimu. ” Anak kecil itu kemudian diberi nama Mubarak al-Yamamah.
Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak mukjizat Rasulullah saw. lainnya yang tidak bisa kami tuliskan di sini. Riwayat yang kami tuliskan tentang mukjizat-mukjizat itu, juga yang tidak kami tuliskan di sini, dapat dilihat di dalam kitab-kitab para hafidz. Seperti kitab Dala’il an-Nubuwwah karya al-lmam al-Baihaqi, Mu’jam Abu Na’im, Mu’jam ath-Thabrani, al-Kutub as-Sittah, dan di dalam berbagai Musnad, seperti Musnad al-lmam Ahmad.
Mukjizat Rasulullah saw. yang paling agung adalah Alqur’an al-Karim. Rasulullah saw. pernah menantang orang Arab untuk menandingi satu surah saja dari Alqur’an, surah yang terpendek. Dan ternyata mereka semua tidak ada yang sanggup. Allah Ta’ala berfirman, “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Alqur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Alqur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakamya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” [Qs. al-Baqarah 2:23-24]
Seandainya mereka mampu, tentu mereka akan melakukannya. Saat Rasulullah saw. menantang mereka, nyata bahwa mereka tidak mampu, bahkan untuk membuat satu saja surah pendek. Padahal di kalangan orang-orang Arab yang memusuhi Rasulullah saw. itu ada banyak sekali ahli bahasa dan mereka amat fasih. Dengan demikian, tampak nyata bahwa Alqur’an merupakan mukijzat yang paling agung.