Surat Syaikh Ibnu Atha’illah Untuk Sahabatnya – 12:
“Dalam Menyikapi Pemberian, Orang ‘Arif Tidak Membedakan antara Bersyukur kepada Allah dan Berterima Kasih kepada Makhluk”
إن كانت عين القلب تنظر أن الله واحد في منته فالشر يعة تقتضي أنه لابد من شكر خليقته.
Mata hati memandang bahwa yg memberi segala karunia hanyalah Allah. Namun, syari’at menyuruh berterima kasih kepada sesama makhluk.
Dalam pandangan mata hati, yg memberi segala karunia dan nikmat adalah Allah Ta’ala semata. Namun demikian, syari’at menuntut untuk berterima kasih kepada sesama makhluk.
Jika Tuhan memberimu nikmat melalui tangan seorang manusia, baik berupa nikmat agama, seperti ilmu dan makrifat, maupun berupa nikmat duniawi, dalam hal ini, kau harus memperhatikan hakikatnya. Kau harus melihat bahwa nikmat tersebut semata-mata dari Allah Ta’ala. Orang yg memberimu dengan tangannya hanyalah manusia lemah dan dikendalikan Allah Ta’ala. Oleh karena itu, kau harus memuji Allah Ta’ala atas nikmat tersebut.
Namun, syari’at menuntunmu agar kau juga berterima kasih kepada orang yg memberimu nikmat itu melalui tangannya. Kau harus mendoakan dan memujinya sebagai pelaksanaan terhadap perintah Allah Ta’ala dan pelaksanaan terhadap tuntutan syari’at. Selain itu, kau harus memuji Allah Ta’ala karena Allah Ta’ala lah yg memberinya secara khusus, yaitu dengan menjadikannya pemilik nikmat tersebut.
Dalam hadits disebutkan, “Siapa yg tidak berterima kasih kepada manusia, berarti ia tidak berterima kasih kepada Allah.” Wallaahu a’lam