98. Tarekat Histiyah

Imam Tarekat Hisytiyyah (di judul ditulis Histiyah) adalah Khawaja Mu’inuddin Hasan Sanjari Hisyti. Terkadang  ia dikenal dengan julukan-julukan Nabi al-Hind (Nabi India), Gharib Nawaz (Penyantun orang-orang Miskin), Khawâjai Khawajagân (Imam segala Imam), Khawâjai Buzur (Imam Agung), Athâ’ ar-Rasul (Pemberian Nabi), dan Khawajai Ajmeri (Wali dari Ajmer). Ia lahir pada tahun 1142 M, tapi sebagian ahli menyebut tahun 1136 M. Tempat kelahirannya adalah Sanjar, sebuah kota  di Sistan, daerah pinggiran Khurasan.

Ia menghabiskan masa-mudanya  di Sanjar. Ia adalah murid dari pengganti Khawaja ‘Utsman Haruni. Sesudah berbaiat, selama dua puluh tahun, ia hidup bersama syaikh ini dan berkhidmat kepadanya. Ia sezaman dengan Syaikh Najmuddin Kubrâ, Syaikh Awhad al-Din al-Kirmânî, Syaikh Syihâbuddin Suhrawardi, dan Khawaja Yusuf Hamadani. Pertemuannya dengan Syaikh Abdu al-Qadir al-Jilani juga dibuktikan oleh berbagai catatan sejarah. Ia wafat pada hari Jum’at, di bulan Rajab, 632 H./1235 M. Makam atau kuburannya ada di Ajmer, India.

Para Syaikh dalam Tarekat Hisytiyyah mengatakan bahwa penghulu para wali, Sayyidina ‘Ali, bertanya kepada Rasulullah SAW. demikian:

“Ya Rasulullah! Tunjukkan kepadaku jalan mana yang paling dekat menuju Allah SWT. dan yang paling utama dalam pandangan Allah SWT. juga, serta yang paling mudah bagi segenap hamba-Nya.” Nabi SAW. Menjawab: “Terus-menerus melantunkan zikir secara diam-diam”. ‘Ali bertanya: “Bagaimana aku mesti melakukannya?” Nabi SAW. Menjawab: “Tutuplah matamu dan dengarkan dariku tiga kali”.

Lalu, beliau mengulang-ulang kalimat laa ilaaha illallah tiga kali dan ‘Ali mendengarkannya. Kemudian ‘Ali mengulangi kalimat laa ilaaha illallah dan Nabi SAW. mendengarkannya. Kelak, ‘Ali mengajarkannya kepada Hasan al-Bashri. Begitulah zikir itu akhirnya sampai kepada kita (Imam ‘Ali wafat pada tahun 661 H. dan Hasan al-Basri pada tahun 728 H).

Tentang hadîts ini, Syaikh Waliyullâh berkomentar sebagai berikut:

Dengan alasan Hadis ini diriwayatkan hanya oleh para Syaikh Hisytiyyah dan, menurut para `ulamâ’, Hadis ini lemah dan tidak shahîh, sebab pertemuan ‘Ali dengan Hasan al-Bashri bukanlah kenyataan sejarah. Karena susunan kata dalam Hadis tidak cukup bagus, maka sulit kiranya menerima keshahihannya. Akan tetapi, penghormatan yang tinggi oleh para wali Hisytiyyah menuntut agar kita tidak memandangnya sebagai Hadis yang tidak shahîh; sebab menurut Imam Abû Hanifah dan Imam Mâlik, sebuah Hadis mursal sekalipun, jika para perawinya terpercaya, tetap dipandang shahîh, (Syifâ’ al-‘Alîl fi al-Qiyâsi wa al-Ta’lîl Terjemahan ke dalam bahasa Urdu dari karya Syaikh Waliyullâh, Qaul al-Jami’, Nizami Press, Kawnpur, 1291 H, halaman: 44-45).

Dalam Tarekat Hisytiyyah, sebelum syaikh memberikan perintah lebih jauh kepada murid, ia menyuruhnya untuk berpuasa sehari, terutama pada hari Kamis. Kemudian Syaikh menyuruhnya untuk mengucapkan istighfâr dari durud sepuluh kali serta membaca ayat Alquran berikut ini:

….فَاذْكُرُواْ اللهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَى جُنُوبِكُمْ …. ﴿١٠٣﴾

Ingatlah Allah SWT. di waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring, (QS An-Nisâ’: 103).

Syaikh kemudian menyuruh sang murid untuk terus melakukan perintah ini dengan membaca ayat di atas, dan tidak melewatkan sesaat pun tanpa zikir, seperti diungkapkan seorang penyair:

“Jalan pencarian ini tak pernah berhenti sesaat pun”

Sumber: Alif.ID

Sabilus Salikin

Mulai Perjalanan

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Buku Lain

Rekomendasi

Di sejumlah pesantren salafiyah, buku ini (Tanwir al-Qulub) biasanya dipelajari bersamaan dengan kitab-kitab fikih. Yang sedikit membedakan, kitab ini ditulis oleh seorang pelaku tarekat sekaligus mursyid dari tarekat Naqsyabandiyah.

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Tingkatan Alam Menurut Para Sufi

“Tingkatan Alam Menurut Para Sufi” فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُّوحِى فَقَعُوا لَهُۥ سٰجِدِينَ “Maka…

Islam, Iman dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى…

Hidup Ini Terlalu Singkat

Postingan yg indah dari Bunda Amanah: Bismillahirrahmanirrahim. “Hidup ini Terlalu Singkat” Oleh: Siti Amanah Hidup…
All articles loaded
No more articles to load

Mengenal Yang Mulia Ayahanda Guru

Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin al-Khalidi qs.

Silsilah Kemursyidan

Dokumentasi

Download Capita Selecta

Isra' Mi'raj (Rajab)

26 Jan - 05 Feb

Ramadhan

30 Mar - 09 Apr

Hari Guru & Idul Adha

20 Jun - 30 Jun

Muharam

27 Jul - 06 Ags

Maulid Nabi

28 Sep - 08 Okt

Rutin

30 Nov - 10 Des

All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load

Kontak Person

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Abangda Teguh

Kediri, Jawa Timur

Abangda Tomas

Pangkalan Bun 

Abangda Vici

Kediri, Jawa Timur

WhatsApp
Facebook
Telegram
Twitter
Email
Print

Daftar Isi