Pada dasarnya para wali atau rijalullâh memiliki banyak tingkatan dan ahwal yang berbeda-beda, diantara mereka ada wali yang menggabungkan ahwal dan tingkatan maqâm, diantara mereka ada wali yang mencapai satu tingkatan maqâm dan ahwal tanpa melalui proses iktisab.
Di antara mereka ada wali yang jumlahnya tetap pada tiap zaman, diantara mereka ada wali yang jumlahnya tidak tetap. Berikut ini kami sampaikan dua pengelompokan wali yatu:
- Wali yang Jumlahnya Tetap Pada Tiap Zaman
- Wali al-Aqthâb (Wali Qutub) disebut juga Ghouts, Muqarrobin, Sayyid al-Jama’ah
Yaitu wali yang mengumpulkan semua ahwal dan maqomat secara asal dan menggantikan, setiap zaman jumlahnya hanya satu. Diantara meRAka ada yang mendapatkan kekuasaan dhohir dan batin contohnya adalah Abu Bakar al-Shiddiq RA, Umar bin al-Khattab, Utsman Ibn Affan RA, Ali bin Abi Thalib, Husain bin Ali, Muawiyah bin Yazid, Umar bin ‘Abdul ‘Azîz. Dan diantara mereka ada yang khusus mendapatkan kekuasaan batin yaitu Ahmad bin Harun al-RAsyid, Abu Yazid al-Busthami.
- Wali al-Aimmah
Yaitu wali yang jumlahnya tidak lebih dari Dua pada setiap zaman, yang satu dijuluki Abdul Robbi dan yang lainnya dijuluki Abdul Malik, kedua duanya menggantikan wali Qutub ketika Wafat, sehingga keduanya menempati sebagai wakil dari wali Qutub
- Wali al-Autad
Yaitu Wali yang jumlahnya empat orang tidak kurang dan tidak lebih, MeRAka diberi tugas oleh Allah SWT menjaga 4 arah mata angin, terkadang diantara mereka ada yang wanita. Julukan mereka adalah Abdul Hayyi, Abdul Alim, Abdul Qodir, Abdul Murid.
- Wali al-Abdal
Yaitu Wali yang jumlahnya 7 orang tidak kurang, tidak lebih. MeRAka diberi tugas oleh Allah SWT menjaga 7 wilayah, setiap wali abdal diberi kekuasaan wilayah sendiri sendiri.
- Wali abdal pertama dibawah pimpinan Nabi Ibrahim al-Kholil
- Wali abdal kedua dibawah pimpinan Nabi Musa
- Wali abdal ketiga dibawah pimpinan Nabi Harun
- Wali abdal keempat dibawah pimpinan Nabi Idris
- Wali abdal kelima dibawah pimpinan Nabi Yusuf
- Wali abdal keenam dibawah pimpinan Nabi Isa
- Wali abdal ketujuh dibawah pimpinan Nabi Adam
Dikatakan wali badal karena apabila beliau meninggalkan tempat kekuasaannya dan menghendaki pengganti didaerah tersebut karena mempertimbangkan kemaslahatan, maka beliau meninggalkan pengganti yang bentuknya sesuai dengannya, bentuk itu merupakan ruhaniyah wali abdal tersebut. Amaliyah wali Abdal ada 4 yaitu; Lapar, berjaga di malam hari, diam, uzlah
- Wali al-Nuqabâ’
Yaitu wali yang jumlahnya dua belas pada tiap zaman, sesuai dengan bilangan gugus bintang dua belas. Setiap Wali Naqib punya tanda khusus gugus bintang tersebut. Alloh menjadikan ditangan mereka ilmu-ilmu syari’at yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.
Mereka bisa melepas tutup nafsu, tipu dayanya, dan rekayasanya. Adapun iblis bagi para Nuqaba’ terlihat, sehingga mereka mengetahui rencana iblis. Diantara ilmu mereka adalah mampu membaca bahagia atau celakanya seseorang hanya dengan melihat bekas tapak kakinya
- Wali al-Nujaba’
Yaitu : Wali yang jumlahnya ada delapan orang pada tiap zaman, tidak kurang tidak lebih, mereka dikenal banyak orang dan ahwal mereka diterima masyaRAkat, sekalipun mereka tidak berusaha mengenalkan diri.
- Wali al-Hawariyyun
Yaitu: wali yang jumlahnya hanya satu pada setiap zaman maka apabila beliau wafat akan digantikan dengan yang lainnya, pada masa Rasulullah SAW ada sahabat mempunyai maqam ini yaitu Zubari bin Awwam.
- Wali Rajabiyyun
Yaitu: wali yang jumlahnya 40 orang setiap zaman tidak kurang tidak lebih, yaitu para wali yang haliyahnya selalu mengagungkan Allah SWT, dikatakan wali Rajabiyyun karena hal pada maqam ini tidak ada kecuali pada bulan Rajab, kemudian hilang hal tersebut pada diri mereka sampai masuk pada bulan Rajab berikutnya. Sedikit sekali orang yang mengenal mereka menyendiri dalam satu daeRAh akan tetapi mereka mengenal satu sama lain sesama Rajabiyyun.
- Wali al-Khatmu
Yaitu: wali yang jumlahnya hanya satu pada setiap zaman bahkan hanya ada satu sepanjang masa, Allah SWT mengakhiri dengan al-Khatmu kewalian ummat nabi Muhammad bahkan Allah SWT mengakhiri semua kewalian mulai dari nabi Adam As. sampai akhirnya wali yaitu nabi Isa As. Beliau akan mengakhiri kewalian seluruh alam ketika beliau turun dan berkumpul di dalam ummat nabi Muhammad SAW
- Wali 300 pada hatinya nabi Adam As.
Yaitu: wali yang jumlahnya 300 pada setiap zaman, hal ini sesuai dengan makna sabda nabi SAW di dalam masalah 300 orang ini “sesungguhnya mereka ada pada hati nabi Adam As.”
- Wali 40 pada hati nabi Nuh
Yaitu: wali yang jumlahnya 40 pada setiap masa, hal ini berdasarkan Hadis Rasulullah “sesungguhnya di dalam ummat nabi muhammad ada 40 orang pada hatinya nabi Nuh”.
- Wali 7 pada hati Ibrahim
Yaitu: wali yang jumlahnya 7 pada setiap masa, hal ini berdasarkan sabda Rasul “do’a mereka adalah do’anya nabi Ibrahim” yang terdapat di dalam Alquran Qs. as-Syu’aRA’: 83
رَبِّ هَبْ لِي حُكْماً وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ ﴿٨٣﴾
(Ibrahim berdo`a): “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,
- Wali 5 pada hati malaikat Jibril
Yaitu: wali yang jumlahnya 5 pada setiap zaman tidak kurang juga tidak lebih, hal ini berdasarkan Hadis nabi “mereka adalah pemimpin ahli tarekat ini”, bagi mereka adalah ilmu-ilmu sesuai dengan hitungan yang dimiliki oleh malaikat jibril.
- Wali 3 pada hati Malaikat Mikail
Yaitu Wali yang berjumlah 3 pada tiap zaman tidak kurang juga tidak lebih. Mereka memiliki kebaikan sejati, belas kasih, halus hatinya, lembut hatinya, suka menolong, wajahnya penuh senyum, hatinya penuh belas kasih, memiliki pengetahuan seperti Malaikat Mikail
- Wali 1 pada hati Malaikat Israfil
Yaitu: Wali yang berjumlah 1 orang pada tiap zaman tidak kurang juga tidak lebih, beliau memiliki perintah dan larangan, mengumpulkan keduanya, hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh marwi. Abu Yazid al-Busthami adalah salah satu wali yang berada pada hati Malikat isrofil dan Nabi Isa As.
- Wali alam anfas
Wali yang berada pada hati nabi Dawud, jumlahnya tidak berkurang dan juga tidak bertambah pada setiap zaman. Penisbatan wali ini terhadap qalbu nabi Dawud yaitu: kebersamaan, persamaan sifat, ahwal, dan pengetahuan yang dimiliki wali ini sama dengan nabi Dawud.
- Wali rijalul ghaib
Yaitu: wali yang berjumlah 10 orang pada setiap zaman tidak kurang tidak lebih, mereka orang-orang yang khusyu’, tidak berbicara kecuali membisikkan (suara yang lirih), tajalli kepada Allah yang Rahman mengalahkan ahwal mereka dan mereka tersembunyi dan tidak dikenal.. QS. Thaha:108
يَوْمَئِذٍ يَتَّبِعُونَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهُ وَخَشَعَت الْأَصْوَاتُ لِلرَّحْمَنِ فَلَا تَسْمَعُ إِلَّا هَمْساً ﴿١٠٨﴾
- Wali yang berjumlah 18
Yaitu: wali yang berjumlah 18 orang tidak kurang tidak lebih, mereka melaksanakan perintah Allah secara lahir, mereka menjalankan hak-hak Allah, menjalankan beberapa sebab (kasb), memiliki perbuatan-perbuatan yang luar biasa. Mereka menampakkan reaksi yang baik kepada manusia sesuai dengan perbuatan manusia tersebut begitu juga sebaliknya, menampakkan pemberian Allah berupa kenikmatan dzahir kepada manusia (kenikmatan dzahir berupa perbuatan yang luar biasa, sedangkan kenikmatan batin berupa pengetahuan) dhuha: 11,
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ﴿١١﴾
sabda nabi:
التَّحَدُّثُ بِالنِّعْمَةِ شُكْرٌ
Mengungkapkan kenikmatan yang diterima merupakan bentuk syukur
- Rijal al-Quwwah al-Ilahiyyah
Yaitu: wali yang berjumlah 8 orang yang memiliki tanda-tanda dari Alquran, mereka tegas terhadap orang-orang kafir, mereka menyandang nama-nama ketuhanan (Asma’ al-Husna dzu al-Quwwah al-Matin) mereka tidak memperdulikan celaan orang yang mencela. Terkadang mereka dinamakan Rijal al-Qahri seperti Abu Abdillah ad-Daqqa’ di kota fas (maroko).
- 5 Wali yang menjadi bagian dari Rijal al-Quwwah al-Ilahiyyah
Yaitu: 5 orang wali pada setiap zaman tidak kurang tidak lebih yang berada di bawah pimpinan Rijal al-Quwwah al-Ilahiyyah, mereka memiliki tutur bahasa yang lembut yang menjadi pembeda dari wali Rijal al-Quwwah al-Ilahiyyah. Thaha: 44,
فَقُولَا لَهُ قَوْلاً لَّيِّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى ﴿٤٤﴾
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut
Ali Imrân: 158
وَلَئِن مُّتُّمْ أَوْ قُتِلْتُمْ لإِلَى الله تُحْشَرُونَ ﴿١٥٨﴾
Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan.
Sumber: Alif.ID