180. Suluk Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

Istilah suluk (merambah jalan kesufian) terdapat dalam Al-Qur’an Surat an-Nahl; 69.

فَاسْلُوْكِىْ سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلاً ) النحل: 69 (

…. dan tempuhlah jalan Tuhan-mu yang telah dimudahkan (bagimu).

Hakikat suluk adalah mengosongkan diri dari sifat-sifat yang tercela (madzmumah) dan kemaksiatan lahir batin kemudian mengisinya dengan sifat-sifat terpuji (mahmudah) dengan melakukan ketaatan lahir dan batin, (Syaikh Muhammad Ibrahim Ibnu Ibad, 1996. halaman: 504).

Menurut Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi dalam kitabnya Tanwîr al-Qulûb fi Mu’amalati ‘Allamul Ghuyub, halaman: 493-495. Seorang salik ketika suluk atau khalwat  (menyendiri) hendaknya melaksanakan 20 langkah sebagai berikut;

  1. Berniat ikhlas, tidak riya’, dan sum’ah (tidak pamer atau bermegah-megahan) baik secara lahir dan batin.
  2. Meminta ijin doa dari guru mursyid dan tidak boleh memasuki tempat suluk tanpa seizin guru mursyid selama masa pendidikan.
  3. Mengasingkan diri (‘uzlah), mengurangi tidur (membiasakan terjaga), dan membiasakan lapar serta berzikir menjelang suluk.
  4. Memasuki tempat khalwat dengan melangkah kaki kanan, seraya memohon perlindungan kepada Allah Swt. dari godaan setan serta membaca basmalah dan Surat al-Nâs sebanyak 3 x, kemudian melangkah kaki kiri seraya membaca;

اَللّٰهُمَّ وَلِيِّ فِى الدُّنْيَا وَاْﻵخِرَةِ كُنْ لِيْ كَمَا كُنْتَ لِسَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَارْزُقْنِى مَحَبَّتَكَ، اَللّٰهُمَّ ارْزُقْنِى حُبَّكَ وَاشْغُلْنِيْ بِـجَمَالِكَ، وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُخْلِصِيْنَ، اَللّٰهُمَّ امْحُ نَفْسِى بِـجَذْبَاتِ ذَاتِكَ يَا مَنْ لاَ أَنِيْسَ لَهُ. رَبِّ لاَتَذَرْنِى فَرْدًا وَاَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ.

kemudian berdiri tegak seraya mengucapkan;

إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمٰوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ … ×١١

Setelah itu melaksanakan shalat dua rakaat, dengan membaca Surat al-Fatihah dan ayat kursi di Rakaat pertama dan di rakaat kedua membaca al-Fatihah serta kemudian dilanjutkan dengan membaca;

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُواْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ ﴿٢٨٥﴾

Dan sesudah salam, membaca; يَافَتَّاحُ sebanyak 500 x, dan setelah itu barulah berzikir menurut yang diajarkan oleh guru mursyid.

  1. Senantiasa berwudu (selalu suci dari hadats)
  2. Tidak mengharap karamah (kemuliyaan)
  3. Tidak diperkenankan bersandar ke dinding
  1. Selalu membayangkan wajah guru mursyid
  2. Senantiasa berpuasa
  3. Diam, kecuali berzikir kepada Allah Swt. tidak berbicara kecuali karena dharurat syar’i
  1. Tetap terjaga dan waspada terhadap empat musuh; setan, dunia, hawa nafsu, dan syahwat. Dengan menyampaikan segala sesuatu yang di lihat kepada mursyid
  2. Jauh dari keramaian
  3. Tetap menjaga salat jum’at dan shalat berjama’ah, karena tujuan pokok ber-khalwat adalah mengikuti sunnah Rasul
  1. Jika terpaksa keluar, hendaklah menutupi kepala sampai leher dengan menunduk
  2. Tidak boleh tidur, kecuali tertidur dalam keadaan suci dari hadats dan tidak diperkenankan tidur untuk mengistirahatkan badan dari rasa lelah
  3. Menjaga pertengahan antara lapar dan kenyang

  1. Jangan membukakan pintu kepada orang yang meminta berkah kepadanya, kecuali kepada syaikh (mursyid)
  2. Semua nikmat yang diperoleh salik harus dianggap dari syaikh (mursyid), sedangkan syaikh (mursyid) berasal dari Rasulullâh Muhammad saw.
  1. Menghilangkan (menafikan) segala sesuatu yang timbul di dalam hati, baik ataupun buruk, karena hal itu akan memisahkan hati dari atsarnya zikir
  2. Salik senantiasa melanggengkan zikir dengan cara yang telah diperintahkan oleh syaikh (mursyid)

Adab sebelum Zikir

  1. Bertaubat yakni menjauhi segala sesuatu baik berupa ucapan, pekerjaan, dan kehendak yang tidak bermanfaat
  2. Mandi, seperti yang dilakukan Abu Yazid al-Busthami setiap hendak berzikir beliau wudu dan berkumur air mawar
  3. Tenang dan diam sehingga hati hanya disibukkan dengan berzikir Allah-Allah, kemudian lisan menyesuaikan dengan zikir Lâilâha illallah
  4. Memohon bantuan dengan hati ketika berzikir sesuai keinginan syaikh (mursyid)
  5. Meyakini bahwa memohon bantuan dari mursyid pada hakikatnya adalah memohon bantuan dari Nabi Muhammad saw.

Adab dalam Zikir

  1. Duduk ditempat yang suci sebagai mana duduk ketika salat
  2. Meletakkan dua telapak tangan di atas kedua paha
  3. Menggunakan wangi-wangian dalam majlis zikir
  4. Menggunakan pakaian bagus dan halal
  1. Memilih tempat yang gelap jika dimungkinkan
  2. Memejamkan mata karena ketika mata terpejam maka semua panca indra menjadi tertutup dan hal itu menjadi sebab terbukanya hati sebagai indra keenam
  3. Membayangkan rupa mursyid diantara kedua mata
  4. Sungguh-sungguh dalam berzikir sehingga menjadi sama bagi salik antara zikir sirri dan zikir jahri
  1. Ikhlas yakni membersihkan amal dari segala sesuatu yang mengotori karena dengan berzikir dan ikhlas salik bisa sampai pada derajat shiddiqiyah dengan syarat tidak menyimpan segala sesuatu yang timbul di dalam hati dari mursyid meskipun tercela
  2. Tidak memilih shighat zikir sendiri
  3. Merenungkan makna zikir dengan hatinya
  4. Menafikan segala sesuatu yang timbul didalam hati selain Allah

Adab sesudah Zikir

  1. Tenang, yakni ketika salik diam, khusyu’, dan hatinya hadir (muraqabah kepada Allah), maka apabila hendak berzikir salik dengan mudah dapat mewujudkan atsar zikir yang dihasilkan di dalam hatinya
  1. Mengikat dengan kuat jiwanya secara terus-menerus karena itu lebih mempercepat dalam memberikan penerangan mata hati, menghilangkan hijab, dan dapat mencegah nafsu dan setan.
  1. Mencegah minum air setelah berzikir karena zikir itu menimbulkan rasa rindu kepada Allah yang menjadi tujuan utama berzikir. Sedangkan minum bisa menghilangkan rasa rindu tersebut (Bahjah as-Saniyah, halaman: 75-77).

Sumber: Alif.ID

Sabilus Salikin

Mulai Perjalanan

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Buku Lain

Rekomendasi

Di sejumlah pesantren salafiyah, buku ini (Tanwir al-Qulub) biasanya dipelajari bersamaan dengan kitab-kitab fikih. Yang sedikit membedakan, kitab ini ditulis oleh seorang pelaku tarekat sekaligus mursyid dari tarekat Naqsyabandiyah.

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Tingkatan Alam Menurut Para Sufi

“Tingkatan Alam Menurut Para Sufi” فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُّوحِى فَقَعُوا لَهُۥ سٰجِدِينَ “Maka…

Islam, Iman dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى…

Hidup Ini Terlalu Singkat

Postingan yg indah dari Bunda Amanah: Bismillahirrahmanirrahim. “Hidup ini Terlalu Singkat” Oleh: Siti Amanah Hidup…
All articles loaded
No more articles to load

Mengenal Yang Mulia Ayahanda Guru

Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin al-Khalidi qs.

Silsilah Kemursyidan

Dokumentasi

Download Capita Selecta

Isra' Mi'raj (Rajab)

26 Jan - 05 Feb

Ramadhan

30 Mar - 09 Apr

Hari Guru & Idul Adha

20 Jun - 30 Jun

Muharam

27 Jul - 06 Ags

Maulid Nabi

28 Sep - 08 Okt

Rutin

30 Nov - 10 Des

All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load

Kontak Person

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Abangda Teguh

Kediri, Jawa Timur

Abangda Tomas

Pangkalan Bun 

Abangda Vici

Kediri, Jawa Timur

WhatsApp
Facebook
Telegram
Twitter
Email
Print

Daftar Isi