Ada riwayat Hadis yang menjelaskan tentang tata cara talqin zikir dan penambahannya. Semua itu dijelaskan dalam kitab Raihan al-Qulûb Fî Tawashul Ila al-Mahbûb karangan syaikh Jamaluddin Abu Mahasin Yusuf bin Abdillah bin Umar bin Ali bin Khidhir al-Kurani.
Riwayat tersebut dari rantai silsilah sayyid Hibbatulloh bin Atho’illah al-Hasan al-Husaini al-Farisi yang dikenal dengan julukan syaikh Mir cucu al-Hafidz Nuruddin Abi al-Futukh Ahmad bin Abdillah bin Abu Futukh bin Abi al-Khoir bin Abdul Qodir al-Hakim yang menjadi salah satu guru dari syaikh Syamsuddin bin al-Jazri (al-Simth al-Majîd, halaman 145-146).
Syaikh Tajuddin AbDurrahman bin Syihabuddin Mas’ud bin Muhammad meriwayatkan sebuah riwayat dari syaikh Abu al-Futukh dengan sanad yang sampai pada syaikh Hibbatulloh (riwayat ini juga ditulis oleh syaikh Abu al-Mawahib Ahmad bin Ali al-Abbas al-Syinnawi).
Syaikh Hibbatullloh (syaikh Mir) berkata ”Metode zikir ini ada 6 tata cara”:
- Zikir dengan tanpa tata cara khusus.
Zikir ini bisa dilakukan pada semua waktu, dengan mengikuti sunnah Nabi. Jenis zikir ini mirip dengan zikir yang umum dilakukan oleh mahluk. Seperti ungkapan syaikh Tajuddin AbDurrahman al-Mursyid al-Kuzruni yang berbunyi: “Ketahuilah bahwa zikir لا اله ألا الله ada dua macam:
(a) Zikir mutlak yang tidak dibatasi dengan keadaan tertentu dan (tidak) mengarah pada tekanan tertentu, jenis zikir ini bisa dilakukan tiap waktu, keadaan, dan tanpa hitungan. Zikir ini merupakan zikir yang dilakukan oleh kebanyakan mahluk karena (zikir semacam ini) lebih sempurna dan lebih meyakinkan.
(b) Zikir yang dibatasi dengan keadaan tertentu dan mengarah pada tekanan tertentu, dilakukan pada waktu, keadaan, dan hitungan yang ditentukan.”
- Zikir yang dibatasi dengan 2 pukulan, menurut Tarekat Khalwatiyah.
Jenis zikir ini sanad silsilahnya sampai pada nabi Muhammad. Cara melakukan zikir ini adalah dengan:
- Duduk bersila dengan meletakkan kedua telapak tangan di kedua paha;
- Memejamkan kedua mata;
- Memulai zikir dari arah tubuh sebelah kiri (dibawah puting payudara kiri) dengan tujuan mengambil segala sesuatu selain Allah dari dalam hati dengan (secara bersamaan) mengucapkan lafadz لاَ;
- Menjalankan dan mengarahkan lafadz اِلَهَ kearah atas bahu kanan (disebut juga al-Manfi);
- Menancapkan lafadz اِلَّا di atas bahu kanan;
- Dan mengarahkan lafadz الله dalam hati serta memalingkannya dari segala sesuatu selain Allah disertai dengan menancapkan lafadz Jalalah secara keras ke dalam hati, sehingga menyebabkan hati mengeluarkan cahaya zikir.
Metode zikir ini didapat oleh Syaikh Hibbatulloh (syaikh Mir) dari kakek dan gurunya yaitu syaikh Abu al-Futukh Abu Bakar al-Khowafi, Syaikh Abu al-Futukh Abu Bakar al-Khowafi mendapat dari syaikh Abdurrahman al-Qurasyi al-Bachri, syaikh Abdurrahman al-Qurasyi al-Bachri mendapat dari syaikh Jamaluddin Yusuf bin Abdulloh al-Kurani.
Syaikh Jamaluddin Yusuf bin Abdulloh al-Kurani mendapat dari Syaikh Najmuddin Mahmud bin Sa’dulloh al-Ashfihani, syaikh Najmuddin Mahmud bin Sa’dulloh al-Ashfihani mendapat dari syaikh Abdul al-Shomad al-Nadzimi, syaikh Abdul al-Shomad al-Nadzimi mendapat dari syaikh Syihabuddin Abu Hafs Umar al-Suhrawardi, syaikh Syihabuddin Abu Hafs Umar al-Suhrawardi mendapat dari pamannya sendiri yaitu syaikh Dhiyauddin al-Suhrawardi.
Syaikh Dhiyauddin al-Suhrawardi mendapat dari syaikh Ahmad bin Muhammad al-Ghazali (saudara imam Ghazali), Syaikh Ahmad bin Muhammad al-Ghazali mendapat dari syaikh Abu Bakar bin Muhammad al-Nasaj al-Thusi, syaikh Abu Bakar bin Muhammad al-Nasaj al-Thusimendapat dari Syaikh Abu Qosim bin Abdullah al-Kirkani, Syaikh Abu Qosim bin Abdullah al-Kirkani mendapat dari Abu Utsman Sa’id Salam al-Maghribi.
Abu Utsman Sa’id Salam al-Maghribi mendapat dari Ali al-Hasan bin Ahmad al-Katib al-Misri, Ali al-Hasan bin Ahmad al-Katib al-Misri mendapat dari Abi Ali al-Ruzbari, Abi Ali al-Ruzbari mendapat dari syaikh Abu Qosim al-Junaidi al-Baghdadi, syaikh Abu Qosim al-Junaidi al-Baghdadi mendapat dari pamannya sendiri yaitu Sari bin Mughlis al-Siqthi.
Sari bin Mughlis al-Siqthi mendapat dari Abu Mahfudz Ma’ruf bin Fairuz al-Karkhi, Abu Mahfudz Ma’ruf bin Fairuz al-Karkhi mendapat dari Abu Sulaiman Daud al-Tho’i, Abu Sulaiman Daud al-Tho’i mendapat dari syaikh Habib al-‘Ajami, syaikh Habib al-‘Ajami mendapat dari sayyid Hasan Basri, sayyid Hasan Basri mendapat dari Sayyidina Ali Krw., Sayyidina Ali Krw. mendapat dari nabi Muhammad SAW.
عَلِى بِنْ أَبِى طَالِبْ عَلَىْهِ رِضْوَانُ اللهِ الْمُلْكِ الْوَهَّابِ لَهُ (قَالَ) قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِيْ عَلَى أَقْرَبِ الطُّرُقِ إِلَى اللهِ وَ أَفْضَلِهَا عِنْدَ اللهِ وَ أَشْمَلِهَا عَلَى عِبَادَةِ اللهِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَىْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ عَلَىْكَ بِمَا وَصَلْتَ بِهِ إِلَيَّ النُّبُوَّةَ فَقُلْتُ وَ مَاذَاكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ بِمُدَاوَمَةِ الذِّكْرِ فِي الْخَلْوَاتِ قُلْتُ هَكَذَا فَضِيْلَةُ الذِّكْرِ وَ كُلُّ النَّاسِ ذَاكِرُوْنَ قَالَ مُهَّ يَا عَلِى لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ مَنْ يَقُوْلُ اللهُ اللهُ ثُمَّ قُلْتُ وَ كَيْفَ اَذْكُرُ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ اِسْمَعْ مِنِّيْ حَتَّى اَقُوْلُهَا ثَلَاثًا وَ اَنْتَ تَسْمَعُ ثُمَّ قُلْهَا ثَلَاثًا وَ اَنَا اَسْمَعُ ثُمَّ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَىْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ سَمِعْتُ مِنْهُ ثُمَّ قُلْتُ كَمَا سَمِعْتُ فَاَجَازَ لِيْ اِنَّ الْفَنَّ غَيْرِيْ (السمط المجيد، ص 147-148).
Menurut syaikh Tajuddin al-Karzuni metode zikir yang kedua ini memiliki tiga cara:
Pertama: Syaikh Hibbatulloh (guru syaikh Tajuddin al-Karzuni) menambahkan pergerakan zikir 2 tekanan yaitu:
- Duduk bersila dengan meletakkan kedua telapak tangan di kedua paha;
- Memejamkan kedua mata;
- Memulai zikir dari arah tubuh sebelah kiri (dibawah puting payudara kiri) dengan tujuan mengambil segala sesuatu selain Allah dari dalam hati dengan (secara bersamaan) mengucapkan lafadz لاَ;
- Menjalankan dan mengarahkan lafadz اِلَهَ kearah atas bahu kanan (disebut juga al-Manfi); Menjalankan lafadz اله sambil menjalankan ke arah pusar, kemudian mengembalikan ke paha kanan dengan tujuan menghilangkan segala pengaruh syahwat farji yang dijadikan wakil oleh syaitan. (tambahan ini tidak ada pada syaikh Hibbatulloh).
- Menancapkan lafadz اِلَّا di atas bahu kanan;
- Dan mengarahkan lafadz الله dalam hati serta memalingkannya dari segala sesuatu selain Allah disertai dengan menancapkan lafadz Jalalah secara keras ke dalam hati, sehingga menyebabkan hati mengeluarkan cahaya zikir. Penambahan ini berasal dari syaikh Zainuddin Abu Bakar al-Khowafi.Kedua: Metodenya adalah dengan menambahkan 3 tekanan seperti yang dilakukan oleh Thoriqoh al-Nuriyah al-Asfarayiniyah;
Ketiga: Dan juga menambahkan 4 tekanan seperti yang dilakukan Tarekat al-Rukniyah.3. Zikir tahlil yang dibatasi dengan 2 tekanan tanpa menjalankan ke arah pusar.
Tata cara zikir ini sebagai berikut:
* Diawali dari arah kanan dan membaca panjang lafadz لَا اِلَهَ dari arah sisi kanan dengan niat meniadakan segala sesuatu selain Allah;
* Kemudian menetapkan lafadz الا الله ke dalam hati yang letaknya dibawah puting susu kiri. Metode zikir ini adalah metode zikir Taekat Kholwatiyah.4. Zikir tahlil dengan 3 tekanan.Jenis zikir ini dilakukan oleh Tarekat al-Asfaraniyah dengan tatacara sebagai berikut:
* Duduk bersila dengan meletakkan telapak kaki kanan di atas betis kaki kiri, dengan kedua tangan memegang betis
kaki kanan;
* Memejamkan kedua mata;
* Zikir dimulai dari pusar dengan membaca lafadz لاَ dan menakankan bacaan tersebut di pusar;
* Mengarahkan lafadz اِلَهَ ke arah bahu kanan;
* Menancapkan lafadz اِلَّا ke arah bahu kanan;
* Mengarahkan lafadz الله ke dalam hati dengan kuat dan memalingkan segala sesuatu selain Allah, sehingga hati
menjadi bersinar.
Sumber: Alif.ID