Satu hal yang dapat kita pelajari dari ulama yang mumpuni adalah bahwa ia tidak hanya memiliki satu guru. Ia berguru pada banyak orang sehingga pikirannya tidak picik, termasuk syakih seperti Ibnu Arabi. Guru-guru Syaikh Ibnu Arabi adalah sebagai berikut:
- Abu Bakar bin Akhlaf al-Lakhami, Guru Alquran
- Abu al-Hasan Syarikh bin Muhammad bin Syuraikh al-Ra’idi, Guru Alquran
- Abu al-Qasin Abu Rahman bin Ghalib al-Syarati, Guru Alquran
- Abu Muhammad Abdullâh al-Bazari, Guru Alquran dan Qiro’ah
- Abu Bakar Muhammad bin Ahmad bin Abi Khamzah, Guru Qiro’ah Sab’ah
- Abu Abdillah Muhammad bin Said bin Darrabun, Guru Hadis
- Abu Muhammad Abdul Haq bin Abdur Rahman bin Abdillah al-Isbidi, Guru Hadis
- Abd al-Shamad bin Muhammad bin Muhammad bin Abi Fadhal al-Khurrastani, Guru Hadis
- Yunus bin YahyaAbi al-Hasan al-Abbasi al-Hasyimi, Guru Hadis
- Abu Suja’ Zahid bin Rastam al-Asbihani, Guru Hadis
- Nasr bi Abi al-Futhi bin Umar al-Hasr, Guru Hadis
- Salim bin Rizqullâh al-Afriki, Guru Hadis
- Muhammad Abu walid bin Muhammad bin Sabil, Guru Fiqih
- Abu Abdillah bin ‘azzi al-Fakhir, Guru Fiqih
- Abu Said Abdillah bin Umar bin Ahmad bin Mansur al-Shafa, Guru Fiqih
- Abu al-Wâbil bin Ibnu Arabi, Guru Fiqih
- Abu Sana’I Mahmud bin Mudhaffar al-Liban, Guru Fiqih
- Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Bakri, Guru Tasawuf
- Dhiya’ al-Din Abd al-Wahabbin Ali bin Ali bin Sakinan
- Abu al-Khair Ahmad bin Ismail bin Yusuf al-Tharîqani al-Quzwaini
- Abu Thâhir Ahmad bin Muhammad bin Ibrâhim
- Abu Thâhir al-Salafi al-Asbihani
- Jabir bin Ayub
- Abu Qâsim Khalaf bin Basykawal
- al-Qâsim bin Ali bin Hasan bin Hibbatullâh bin Abdullâh bin Hasan al-Syafi’I
- Yusuf bin Hasan bin Abi al-Naqabi bin Hasan
- Muhammad bin Yusuf bin Ali al-Rasnawial-Khaffafi
- Abu Hafs Umar bin Abd Najib bin Umar bin Hasan bin Umar al-Qarsi al-Mayasiti
- Abu Farj Abd al-Rahman bin Ali bin Jauzi al-Hafidz
- Abu Bakar bin AbilFatah al-Saikhani
- al-Mubarok bin Ali bin Hasan al-Thabaqi
- al-Rahman bin Ustadz (Ibn ‘Alwan)
- Jalil al-Zanjani
- Abul Qâsim Hibbatullâh bin Ali bin Mas’ud bin Sadaadin al-Musibi
- Ahmad bin Abi Mansur Muhammad bin Abi Ma’ali Abdillah bin Mauhib bin Jami’ bin Abd al-Baghdadi
- Muhammad bin Abi Bakar al-Tusi
- al-Muhadzdzab bin Ali bin Hibatullâh al-Tayibi al-Dzariri
- Rukn al-Din Ahmad bin Abdillah Ahmad bin Abd Qâhir al-Tusi
- al-Kirmani Baghdad
- Tsabit bin Quroh al-Hawi
- Abd al-Azizi bin Ahdhar
- Abu Umar Utsman bin Abi Ya’la bin Abi Umar al-Abhuri al-Syafi’i
- Said bin Muhammad bin Abi Ma’ali
- Abd al-Hamid bin Muhammad bin Ali bin Abi al-Mursyidal-Quzwaini
- Abu al-Najib al-Quzwaini
- Muhammad bin Abd.al-Rahman bin Abd al-Karim al-Fasi
- Abu al-Hasan Ali bin Abdillah bin Hasan al-Rozi
- Ahmad bin Mansur al-Jauzi
- Abu Nyhannad bin Ishaq bin Yusuf bin Ali
- Abu Abdillah Nuhammad bin Abdillah al-Hajari
- Abu al-Shabri ayub bin Muhammad al-Mukri
- Abu Bakar Muhammad bin Ubaid al-Saksaki
- Ibn Malik
- Abd al-Wadudu bin Samkhun
- Abd al-Mun’im al-Kharsi al-KhazRAji
- Ali bin Abd al-Wahid bin Jami’
- Abu Ja’far bin Ja’far al-Wara’i
- Ibn Hudzail
- Abu Zaid al-Suhaili
- Abu Ubaidillah bin Fakhar al-Malaqi
- Abu Hasan bin al-Shaigh al-Anshâri
- Abd al-Jalil
- Abu Abdillah bin Mujahid
- Abu Imron Musa bin Imron al-Muzaili
- Muhammad bin Ali
- Ali bin Nadhar
Karya-karya Ibnu Arabi
Dalam catatan sejarah pemikiran umat Islam, Ibnu Arabi adalah yang memberi konstribusi besar terhadap transisi intelektual secara tertulis. Separuh akhir dari kehidupannya telah menghasilkan ratusan karya yang mempunyai nilai sastra, intelektual, dan spiritual yang tidak ternilai harganya. Memang ia adalah pemikir yang paling tinggi tingkat produktifitasnya dibanding pemikir lain. Namun sampai saat ini belum ada jumlah pasti yang disepakati para peneliti atas karya-karya Ibnu Arabi.
Berbagai angka telah disebukan oleh para sarjana. Louis Massingnon, seorang orientalis Perancis, mengemukakan bahwa Ibnu Arabi menulis sekitas 300 karya. Sementara C. Brockelman mencatat tidak kurang dari 239 karya. Osman Yahya, dalam karya bibliografinya yang berbahasa Perancis, menyebutkan 846 judul dan menyimpulkan bahwa hanya sekitar 700 yang asli dan hanya 400 yang masih ada. Ibn ‘Arabi sendiri dalam Ijazah li al-Malik al-Muzaffar menyebutkan ada 289 judul.
Menurut S.H. Nashr, karya-karya Ibnu Arabi beragam ukuran dan isinya, dari uraian-uraian pendek dan surat-surat yang hanya terdiri dari beberapa halaman sampai karya ensiklopedik besar; dari risalah metafisika yang abstrak sampai puisi-puisi sufi yang mengandung aspek kesadaran ma’rifah yang muncul dalam bahasa cinta. Karya-karya itu mencakup persoalan metafisika, kosmologi, psikologi, dan penafsIran terhadap Alquran yang semuanya bertujuan menjelaskan makna-makna esoterik.
Menurut Stephen Hirtenstein, Ibnu Arabi menulis tidak kurang dari 350 buku. Karya-karya utamanya disebutkan sebanyak 30 buah, termasuk di dalamnya masterpiece Futûhât al-Makkiyyah dan Fushûsh al-Hikam.
Futûhât al-Makkiyyah adalah karya Ibnu Arabi yang menjadi perbedebatan di parlemen Mesir. Di dalamnya berisi tentang kehidupan spiritual para sufi beserta ajaran-ajarannya, prinsip-prinsip metafisika, dan iilmu-ilmu keagamaan seperti tafsîr Alquran, Ḥadis, dan fikih.
Menurut pengakuan Ibnu Arabi , karya ini merupakan hasil pendiktean dari Tuhan melalui malaikat-Nya. Mulai disusun di Makkah pada tahun 1202 (598 H). setelah Ibn ‘Arabi menerima visi tentang pemuda dan selesai pada tahun 1231 (629 H) untuk versi pertama dan pada tahun 1238 (636 H.) untuk versi kedua.
Karya monumental kedua adalah Fushûṣh al-Hikam (Untaian Permata Kebijaksanaan). Diakui oleh Ibn ‘Arabi, karya ini ditulis berdasarkan perintah Nabi Saw untuk diajarkan pada umat manusia. Terdiri dari 27 bab, setiap bab mengajarkan tentang kebijaksanaan yang dimiliki setiap nabi, dimulai dari Nabi Adam As dan ditutup dengan Nabi Muḥammad.
Secara keseluruhan kitab ini mempresentasikan kebijaksanaan umat yang berbeda-beda menuju kebijaksanaan universal yang dicakup oleh kenabian Muḥammad. Karya ini dianggap sebagai intisari dari ajaran Ibn ‘Arabi , yang ditulis pada tahun 1229 (627 H.) di Damaskus, sekitar 10 tahun sebelum ia wafat.
Selain dua karya utama tersebut, berikut adalah karya-karyanya yang terhimpun dalam beberapa kategori. Karya yang berisi tentang metafisika dan kosmologi ada tiga buah, yaitu Insyâ’ al-Dawâ’ir, Uqlah al-Mustawfiẓ, dan Tadbîrât al-Ilâhiyyah.
Suatu kumpulan karya Ibn ‘Arabi yang berisi tentang pengalaman-pengalaman spiritual dan petunjuk-petunjuk abstrak maupun praktis bagi penempuh jalan ruhani, tergabung dalam Rasâ’il Ibn al-Arabi. Di antaranya adalah kitab-kitab sebagai berikut:
- Kitab al-Isrâ’(Perjalanan Malam). Ditulis pada tahun 1198 (594 H), menggambarkan pendakian mistik dan pertemuan dengan realitas spiritual nabi di tujuh lapis langit.
- Ḥilyat al-Abdâl (Perhiasan Para Pengganti). Ditulis pada tahun 1203 (599 H) di Thaif. Mengajarkan empat penopang jalan yaitu : penyendirian, diam, lapar, dan terjaga.
- Risâlat al-Anwâr (Risalah Cahaya-cahaya). Ditulis pada tahun 1205 (602 H) di Konya untuk memenuhi permintaan seorang sahabat. Mendeskripsikan persoalan-persoalan spiritual mengenai pendakian non-stop melalui berbagai tingkatan menuju kesempurnaan manusia.
- Kitab al-Fanâ’ fi al-Musyâhadah. Ditulis di Baghdad pada tahun 1212 (608 H). merupakan pemikIran mendalam atas Surat ke 98. Mendeskripsikan pengalaman visi mistik.
- Iṣṭilâhât al-Shûfiyyah. Ditulis pada tahun 1218 (615 H) di Maltya. Terdiri dari 199 definisi singkat dari ekspresi penting yang lazim digunakan di antara hamba-hamba Allah SWT.
- Karya-karya mengenai biografi para sufi yang didup di zamannya adalah Rûḥ al-Quds (Ruh-ruh Suci) dan al-Durrah al-Fâkhirah. Kedua kitab ini diterjemahkan dalam satu buku oleh R.W.J Austin dan diberi judul Sufis of Andalusia.
- Tarjumân al-Asywâqadalah karya Ibnu Arabi yang mengundang penafsiran negatif tentangnya, karena dianggap sebagai ekspresi dari cinta nafsu yang dipersembahkan untuk Niẓ Tetapi kemudian sebagai pembelaan bahwa itu merupakan ekspresi cinta terhadap Tuhan, Ibnu Arabi menulis Dzakhâ’ir al-‘Alaq.
- Kitab al-Alif, Kitab al-Ba’, Kitab al-Ya’, adalah seni karya-karya ringkas, menggunakan sistem penomoran alfabetis. Dimulai di Yerusalem tahun 1204 (602 H), seri kitab ini membahas prinsip-prinsip Ilahiyah yang berbeda-beda seperti ketunggalan (aḥadiyyah), kasih (raḥman), dan cahaya (nur).
- Fihrist al-Mu’allafah adalah katalog karya tulis yang dibuat Ibnu Arabi sendiri untuk karya-karyanya yang memuat 248 karya yang ditulis pada tahun 1229/1230 (627 H) di Damaskus untuk muridnya Ṣadr al-Dîn al-Qûnawî.
Selain karya-karya di atas, Ibnu Arabi memiliki berbagai karya lain yang akan terlalu panjang untuk dituliskan semua. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: Maṣadiq al-Asrar al-Qudsiyyah (Kontemplasi Misteri Kudus), Anqa’ Mughrib (Burung Anqa’ di Barat), Misykât al-Anwâr (Relung Cahaya), Mawaqi’ al-Nujum (Letak Bintang-bintang), Tâj al-Rasâ’il (Mahkota Risalah-risalah), Kitab Jalal wa al-Jamal (Kitab Keagungan dan Keindahan), Kitab Tajalliyat (Kitab Teofani), dan Awrad al-Usbu’ (Do’a untuk Seminggu).
Sumber: Alif.ID