46. Adab Buang Hajat

Dlm Risalatul Mu’awanah:

46. Adab Buang Hajat

وإذا قصدت بيت الخلاء لبول أو غائط فالبس نعليك واستر رأسك وقدم رجلك اليسرى في الدخول واليمنى في الخروج وقل عند إرادة الدخول “بسم الله اللهم إني أعوذ بك من الخبث والخبائث” وعند الخروج “غفرانك الحمد لله الذي أذهب عني الأذى وعافاني”. ولا تذكر الله على تلك الحالة إلا بقلبك.

Bila engkau masuk kamar untuk buang air kecil atau besar, maka pakailah sandalmu dan tutuplah kepalamu, dahulukan kaki kiri kerika hendak masuk dan kaki kanan ketika keluar.
Bacalah doa ini ketika hendak memasuki kamar mandi:

بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ إِنِّىْ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ.

“Dengan menyebut nama Allah, aku berlindung dengan-Mu (ya Allah) dari setan laki² dan perempuan.”

Dan jika hendak keluar:

غُفْرَانَكَ,اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِىْ أَذْهَبَ عَنِّىْ الْأَذَى وَعَافَانِىْ.

“Aku mohon ampunanmu ya Allah. Segala puji bagi Allah, Dzat yg telah menghilangkan kotoran dariku, dan telah memberi kesehatan kepadaku.”

Jangan berdzikir di dalam kamar mandi, kecuali dalam hati.

ولا تستصحب شيئاً مكتوباً عليه اسمه تعالى؛ إجلالاً له، ولا تعبث ولا تتكلم إلا لضرورة ولا ترفع من ثوبك إلا القدر الذي يخشى عليه التنجس، واستتر بحيث لا يراك شخص، وابعد بحيث لا يسمع منك صوت ولا يشم منك ريح ،

ولا تستقبل القبلة ولا تستدبرها ببول ولا بغائط، وقد يتعذر فعل ذلك في بعض الأبنية فيغتفر للمشقة، ولا تبل في الماء الراكد وإن كان كثيراً، إلا عند الحاجة ولا على الأرض الصلبة ولا في مهاب الريح كل ذلك احترازاً من البول الذي عامة عذاب القبر منه فعليك بالاستبراء منه جهدك من غير خروج إلى حد الوسوسة،

ويحصل بالتنحنح ونتر الذكر وإمرار اليد على أسفله برفق، واستنج بالحجر ثم بالماء فإن اقتصرت على أحدهما فالماء أفضل وقدم القبل في الماء وأخره في الحجر وقل بعد الاستنجاء “اللهم حصن فرجي من الفواحش وطهر قلبي من النفاق”.

Dan jangan pula membawa tulisan yg berisikan nama Allah Ta’ala untuk memuliakan dan mengagungkan-Nya, juga dilarang bermain-main dan berbicara kecuali dalam keadaan terpaksa serta jangan membuka pakaian kecuali bagian yg sekiranya di khawatirkan terkena najis.

Ketika buang air kecil atau besar, tutuplah dirimu sehingga tak terlihat oleh orang lain, dan menjauhlah supaya suara dan bau kotoran tidak didengar dan tercium orang lain serta jangan menghadap kiblat saat buang air kecil dan membelakanginya ketika buang air besar.

Dalam keadaan yg mendesak dan terpaksa, kita diperbolehkan untuk meninggalkan etika² di atas.
Janganlah kencing di air yg tidak mengalir walaupun air itu banyak, kecuali dalam keadaan terpaksa. Dilarang pula buang air di atas tanah yg keras dan kencing pada tempat bertiupnya angin. Jika engkau dapat melaksanakan ketentuan² di atas, maka engkau pasti selamat dari siksa kubur.

Hendaklah engkau selalu ber-istibra’, membersihkan sisa air kecil, tetapi jangan sampai menimbulkan was².
Cara ber-istibra’ ialah dengan berdehem dan memijat atal vital dengan perlahan hingga ia yakin bahwa tak ada lagi sisa di dalamnya.

Hendaklah engkau selalu beristinja’ dengan batu terlebih dahulu lalu dengan air. Jika harus memilih antara keduanya, maka airlah yg lebih utama. Beristinja’ pada qubul lebih utama dengan air lalu dengan batu. Setelah beristinja’, bacalah:

اَللَّهُمَّ حَصِّنْ فَرْجِىْ مِنَ الْفَوَاحِشِ وَطَهِّرْقَلْبِىْ مِنَ النِّفَاقِ.

“Ya Allah, jagalah alat kelaminku dari kejahatan dan sucikanlah hatiku dari kemunafikan.”

Risalatul Mu'awanah

Mulai Perjalanan

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Buku Lain

Rekomendasi

Di sejumlah pesantren salafiyah, buku ini (Tanwir al-Qulub) biasanya dipelajari bersamaan dengan kitab-kitab fikih. Yang sedikit membedakan, kitab ini ditulis oleh seorang pelaku tarekat sekaligus mursyid dari tarekat Naqsyabandiyah.

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Tingkatan Alam Menurut Para Sufi

“Tingkatan Alam Menurut Para Sufi” فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُّوحِى فَقَعُوا لَهُۥ سٰجِدِينَ “Maka…

Islam, Iman dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى…

Hidup Ini Terlalu Singkat

Postingan yg indah dari Bunda Amanah: Bismillahirrahmanirrahim. “Hidup ini Terlalu Singkat” Oleh: Siti Amanah Hidup…
All articles loaded
No more articles to load

Mengenal Yang Mulia Ayahanda Guru

Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin al-Khalidi qs.

Silsilah Kemursyidan

Dokumentasi

Download Capita Selecta

Isra' Mi'raj (Rajab)

26 Jan - 05 Feb

Ramadhan

30 Mar - 09 Apr

Hari Guru & Idul Adha

20 Jun - 30 Jun

Muharam

27 Jul - 06 Ags

Maulid Nabi

28 Sep - 08 Okt

Rutin

30 Nov - 10 Des

All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load

Kontak Person

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Abangda Teguh

Kediri, Jawa Timur

Abangda Tomas

Pangkalan Bun 

Abangda Vici

Kediri, Jawa Timur

WhatsApp
Facebook
Telegram
Twitter
Email
Print

Daftar Isi