Dlm Risalatul Mu’awanah:
23. Menghindari Bid’ah dan Perkara Baru
(وإياك) ومحدثات الأمور
ومختلفات الآراء فقد قال عليه الصلاة والسلام: “كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة” وقال عليه السلام: “من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد”.
Janganlah engkau menciptakan sesuatu yg baru yg tidak terjadi di zaman Rasulullah Saw. dan janganlah engkau ikuti jalan hidup orang² di luar Islam yg akan memberimu kerugian yg nyata di dunia dan akhirat. Hati²lah engkau pada sesuatu yg baru dan tidak sesuai dengan akal.
Rasulullah Saw. bersabda:
كُلُّ مُحَمَّدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍضَلَالَةٌ.
“Setiap yg baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.”
Beliau juga bersabda:
مَنْ أَحْدَثَ فِىْ أَمْرِنَاهَذَامَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَرَدٌّ.
“Barangsiapa yg menciptakan sesuatu yg baru di dalam agamaku, padahal sesuatu itu tidak termasuk di dalamnya, maka sesuatu itu tertolak.”
والبدع ثلاث: “بدعة حسنة” وهي ما رآه أئمة الهدى مما يوافق الكتاب والسنة من حيث إيثار الأصلح والأنفع والأحسن،و ذلك كجمع القرآن في مصحف لأبي بكر، ونصب الديوان وصلاة التراويح لعمر، وترتيب المصحف والأذان الأول يوم الجمعة لعثمان، وأحكام قتال البغاة لعلي رضي الله عنه وعن الخلفاء الأربعة.
Bid’ah ada tiga macam, yaitu:
1. Bid’ah hasanah, yaitu bid’ah yg menurut para imam adalah baik dan tidak menyimpang dari Al-Qur’an dan hadits serta membawa manfaat dan kemaslahatan umat. Contohnya:
a. Tindakan Abu Bakar ra. dalam pengumpulan Al-Qur’an dalam satu mushaf.
b. Tindakan Umar bin Khathab ra. dengan mengerjakan salat tarawih.
c. Tindakan Usman bin Affan ra. menertibkan surat² Al-Qur’an mulai Al-Fatihah dan berakhir surat An-Nas, dan adzan dua kami sebelum shalat Jum’at.
d. Tindakan Ali bin Abu Thalib kw. dalam memerangi para pemberontak Negara.
والثانية: “بدعة مذمومة” على لسان الزهد والورع والقناعة فقط وذلك كالتوسع في المالابس والمآكل والمساكن المباحة.
2. Bid’ah madzmumah, yaitu bid’ah yg tercela menurut pandangan ahli zuhud dan qana’ah, tetapi masih diperbolehkan oleh hukum syariat, seperti berpakaian indah, makan makanan yg lezat dan menempati rumah yg serba mewah. Hal ini semua hukumnya mubah.
والثالثة: “بدعة مذمومة مطلقاً” وهي ما خالف نصوص الكتاب والسنة أو خرق إجماع الأمة،
3. Bid’ah madzmumah mutlak, yaitu bid’ah yg tercela secara mutlak, karena bertentangan dengan Al-Qur’an, hadits dan ijma’ pada ulama. Dan tidak berusaha sekuat tenaga untuk mengikuti jejak Rasulullah Saw.
وقد وقع من هذا النوع للمبتدعة كثير في الأصول وقل وقوعه في الفروع، وكل من لم يبالغ في التمسك بالكتاب والسنة، ولم يبذل وسعه في متابعة الرسول، وهو مع ذلك يدعي أن له مكانة من الله تعالى، فلا تلتفت إليه ولا تعرِّج عليه، وإن طار في الهواء ومشى على الماء وطويت له المسافات وخرقت له العادات،
فإن ذلك يقع كثيراً للشياطين والسحرة والكهان والرافين والمنجمين وغيرهم من الضُّلال، ولا يُخرِج مثلَ ذلك عن كونه استدراجاً وتلبيساً إلى كونه كرامة وتأييداً إلا وجود الاستقامة فيمن ظهر عليه،
وهذا المغرور وأمثاله إنما يلبسون على الغوغاء والسفلة الذين يعبدون الله على شك، وأما أولو العقول والألباب فقد علموا أن تفاوت المؤمنين في القرب من الله على حسب تفاوتهم في متابعة الرسول، وأنه كلما كانت المتابعة أكمل كانا لقرب من الله أتم وكانت المعرفة به أجل.
Apabila seseorang mengaku dirinya telah mendapatkan derajat di sisi Allah Ta’ala sedangkan ia tiak berpegang teguh dan berfalsafah kepada Al-Qur’an dan hadits serta tidak menjadikan suri tauladan Rasulullah Saw. patutlah baginya disebut pembual. Maka, janganlah engkau bersimpati kepadanya walaupun ia mampu terbang di udara, berjalan di atas air atau menempuh tempat yg jauh hanya sesaat dan memiliki kekuatan yg luar biasa. Pengakuan semacam itu sering dilakukan oleh setan, tukang sihir, dukun, tukang ramal dan ahli nujum. Pengetahuan dan kesaktian yg mereka miliki bukanlah karamah atau maunah dari Allah, tetapi hanya merupakan iming² dari-Nya. Karena karamah dan maunah Allah hanya dianugrahkan kepada orang² yg ber-istiqamah. Banyak kalangan masyarakat awam yg memiliki keraguan penyembahannya kepada Allah, sering tertipu dengan ulah seseorang yg berkedok telah mendapatkan karamah dan maunah dari Allah Ta’ala.
Sedangkan orang yg berakal dan berpikiran sehat tidak akan terperdaya dengan tipuan tersebut, karena ia tahu letak perbedaan hamba yg dekat dengan Allah tergantung kesempurnaannya mengikuti jejak Rasulullah Saw. oleh sebab itu dapat dipastikan bahwa orang yg taat kepada Rasulullah Saw., maka ia pun taat kepada Allah.
وقد قصد أبو يزيد البسطامي إلى زيارة رجل يوصف بالولاية فقعد له في المسجد فلما خرج حضرته نُخامة فرمى بها في حائط المسجد فرجع أبو يزيد ولم يجتمع به وقال كيف يؤمن على أسرار الله من لم يحسن المحافظة على آداب الشريعة.
Pada suatu hari Syaikh Abu Yazid Al-Busthami berkunjung ke tempat seseorang yg sudah dikenal kewaliannya. Setelah sampai di tempat itu, Beliau menunggu sambil duduk di masjid. Kemudian keluarlah laki² itu dan meludah pada tembok masjid. Setelah melihat kejadian itu Abu Yazid segera pulang dan tidak jadi menemui orang itu lalu Abu Yazid berkata: “Bagaimana orang seperti itu dapat dipercaya mampu mengemban rahasia² Allah sedangkan ia sendiri tidak berpegang teguh pada adab² hukum syariat.”
وقال الجنيد رحمه الله كل الطرق مسدودة إلا على من اقتفى أثر الرسول صلى الله عليه وسلم.
وقال سهل بن عبد الله رحمه الله لا معين إلا الله ولا دليل إلا رسول الله صلى الله عليه وسلم ولا زاد إلا التقوى ولا عمل إلا الصبر عليها.
Syaikh Junayd Al-Baghdadi berkata: “Seluruh jalan menuju kemakrifatan Allah senantiasa tertutup kecuali kepada mereka yg mengikuti jejak Rasulullah.”
Sahal bin Abdullah rahimahullah berkata: “Tiada satu pun yg dapat memberi pertolongan kecuali Allah dan tiada pemberi petunjuk selain Rasulullah. Tak ada bekal yg baik kecuali takwa. Dan tak ada perkerjaan yg terbaik kecuali sabar dalam pekerjaan itu.”