Dlm Risalatul Mu’awanah:
122. Jangan Menyakiti Sesama Muslim
(وإياك) أن تؤذي مسلماً أو تسبه بغير حق فقد قال عليه الصلاة والسلام: “من آذى مسلماً فقد آذاني ومن آذاني فقد آذى الله” وقال عليه السلام: “سباب المؤمن فسوق وقتاله كفر”.
Janganlah engkau menyakiti dan mencela sesama muslim tanpa ada alasan yg dibenarkan oleh agama.
Rasulullah Saw. bersabda:
مَنْ أَذَى مُسْلِمًا فَقَدْ أَذَانِيْ وَمَنْ أَذَانِيْ فَقَدْ أَذَى اللَّهَ.
“Barangsiapa menyakiti orang Islam, sesungguhnya ia telah menyakitiku. Dan barangsiapa menyakitiku, maka ia telah menyakiti Allah.” (al-Hadits)
Rasulullah Saw. juga bersabda:
سِبَابٌ الْمُسْلِمِ فِسْقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ.
“Mencela orang yg beriman adalah fasik dan menganiayanya adalah kafir.” (HR. Ahmad)
واحذر أن تلعن مسلماً أو بهيمة أو جماداً أو شخصاً بعينه وإن كان كافراً إلا إن تحققت أنه مات على الكفر كفرعون وأبي جهل أو علمت أن رحمة الله لا تناله بحال كإبليس. وقد ورد أن اللعنة إذا خرجت من العبد تصعد نحو السماء فتغلق دونها أبوابها ثم تنزل إلى الأرض فتغلق دونها أبوابها ثم تجيء إلى الملعون فإن وجدت فيه مساغاً وإلا رجعت على قائلها.
Jangan sekali-kali engkau laknat orang Islam, pelayan bahkan binatang. Dan jangan pula kau melaknat seseorang secara langsung kecuali engkau yakin bahwa ia telah mati dalam keadaan kafir, seperti Fir’aun dan Abu Jahal, atau engkau telah mengetahui bahwa rahmat Allah tak akan sampai kepadanya, seperti iblis.
Ketahuilah, apabila telah keluar kalimat laknat dari mulut seorang hamba, maka naiklah ia ke atas langit, kemudian tertutuplah pintu langit lalu ia pun turun ke bumi, karena pintu² bumi juga tertutup, ia selanjutnya datang menuju pada orang yg dilaknati jika ia pantas, jika tidak maka kalimat laknat itu pun akhirnya kembali pada si pelaknat.