7. Mendidik Anak & Hobi

Dalam mendidik anak-anak dan cucu-cucunya, Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya menggunakan metode yang tegas. Hal ini merupakan prinsip Beliau untuk memegang teguh aspek-aspek Islam dalam membesarkan dan mendidik keluarga, yang semuanya sejalan dengan apa yang tercantum di dalam kitab suci Al-Qur’an, yang menyebutkan “Selamatkan dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka.”

Sebagai contoh dalam penerapannya sehari-hari, apabila ada dari anak ataupun cucunya yang kurang patuh, dan mengabaikan syariat Islam, maka Beliau akan segera memberi peringatan ataupun hukuman yang sifatnya mendidik. Walaupun semua ini tentunya sudah berulang kali disampaikan Beliau kepada keluarganya, namun tak jarang anak-anak maupun cucunya lalai dalam mematuhi aturan-aturan tersebut.

Tetapi Pada dasarnya seluruh keluarga Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya sangat memahami, bahwa ketegasan Beliau tersebut sebenarnya adalah bentuk kasih sayang yang mendalam terhadap keluarganya.

Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya senantiasa memberikan contoh dan mengajar keluarganya dengan disiplin yang tinggi, kepatuhan, belajar untuk selalu amanah, hemat, jujur dalam setiap perkataan dan tindakan, penuh kesabaran, mandiri, dan selalu rendah hati. Hal ini tercermin dalam setiap kali Beliau memberi instruksi kepada seseorang, Beliau selalu mengajarkan untuk selalu menggunakan kata “tolong”.

Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya sangat tegas dalam menyampaikan pesan kepada seluruh anggota keluarganya, dan menegur dengan keras, jika ada keluarga yang bersikap ataupun mengganggap murid terhadap murid-murid Beliau. Maka Beliau selalu mengingatkan dan mengatakan kepada keluarganya, “Jangan kalian permurid muridku”.

Walaupun dalam keseharian Beliau yang padat akan tugas-tugas sebagai guru tarekat, berikut dengan berbagai permasalahan kehidupan murid-muridnya yang selalu diadukan kepadanya, ditambah lagi dengan segala macam berkas laporan yang tidak pernah berhenti menumpuk di meja Beliau, namun Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya tetap berusaha melaksanakan hobi-hobinya disela-sela kesibukannya.

Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya sangat senang membaca, segala jenis buku. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya tumpukan buku di ruang kerjanya. Beliau juga senang menulis, dan banyak buku-buku karya Beliau tentang tarekat, yang bahkan telah diseminarkan di perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.

Hobi Beliau yang lainnya adalah menembak, yang dapat dilihat dari koleksi senjata yang dimilikinya yang mencapai puluhan jumlahnya, berenang, memancing, bercocok tanam, dan memelihara hewan. Berbagai hal ini mewarnai kediaman Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya yang selalu penuh dengan beraneka jenis hewan piaraan hingga taman-taman yang tersusun rapih dari beragam jenis tumbuhan buah-buahan hingga tanaman langka dan bunga-bunga indah.

Tak heran jika aneka hobi dari Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya ini banyak yang “menular” kepada anak dan cucunya. Sudah merupakan kelaziman bagi anak dan cucunya untuk mengisi hari-harinya dengan rajin membaca buku. Untuk hal membaca ini, Beliau dengan sengaja meletakkan buku-buku di semua tempat di areal rumahnya, di atas meja dan kamar-kamar. Hal inilah yang memicu keturunan Beliau untuk juga gemar membaca.

Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya dalam kesehariannya sering menghabiskan waktu istirahatnya di kursi malas dekat ruang baca Beliau. Terkadang Beliau memanggil anak-anaknya atau cucu-cucunya untuk membacakan buku, koran, buku-buku silat, sembari yang lain memijat kakinya sampai Beliau tertidur.

Dengan cerita-cerita dari berbagai bacaan ini menginspirasi anak-anak dan cucunya untuk gemar membaca, dan tumbuh rasa penasaran dari buku-buku tersebut, membuat mereka ingin terus membaca, ketika sudah selesai membacakan untuk Beliau.

Maka, tak jarang anak-anak dan cucu-cucu Beliau didapati berkumpul di suatu tempat, sambil bergilir membaca buku-buku silat dengan saling buru-memburu siapa duluan yang akan membaca lebih cepat dari satu jilid ke jilid berikutnya, karena takut apabila lambat membaca, akan diceritakan duluan oleh mereka yang sudah membaca.

Dalam waktu senggangnya, setelah selesai membaca buku-buku tentang filosofi, bacaan-bacaan tentang kebatinan, maupun cerita-cerita ringan seperti cerita silat, Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya sering mendiskusikan dan membahas filosofi dari bacaan-bacaan tersebut bersama anak-anak dan cucu-cucunya. Hal ini disengaja dilakukannya, agar keluarga Beliau terbiasa untuk cepat menangkap filosofi, nilai-nilai, dan mengambil hikmah dari berbagai bacaan maupun peristiwa kehidupan.

Pendidikan terhadap anak-anak dan cucu Beliau selalu dikaitkannya dengan ajaran Islam, dengan Al-Qur’an dan Hadist, dan dengan petuah-petuah ahli-ahli sufi, agar dalam hati keluarganya terus melekat nilai-nilai Islami yang memang menjadi panutan dan panduan utama bagi Prof. Dr. H. Kadirun Yahya.

Belau selalu menekankan pada keluarganya untuk rajin mempelajari agama Islam, tentang sejarah islam, sejarah para sufi, sejarah para guru-guru tarekat Naqsyabandi, dan bagaimana menggali ilmu dalam membaca. Maka tak heran anak-anak dan cucu-cucu Beliau hampir selalu “melahap” bacaan apapun yang ditemukan, mulai dari buku-buku hingga koran-koran bekas sisa bungkus belanjaan.

Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya adalah sosok yang sangat rapi dan tertib. Pesan yang selalu disampaikannya kepada seluruh keluarganya adalah, “Hai…. Kalian jangan teledor, jangan sembarangan, jangan berserak-serak, di mana barang itu diambil harus diletakkan kembali di tempat kalian dapat, jangan tercampak ke sana ke mari, ingat ya… Letakkan sesuatu pada tempatnya. Serahkan segala sesuatu pada ahlinya. Jika tidak, tunggulah kiamatnya.”

Kerapian dan ketertiban Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya dapat dilihat dari bagaimana Beliau menempatkan barang-barang pribadinya yang selalu tersusun dengan sangat rapih dan disimpan di tempat yang selalu sama, mulai dari pulpen, lilin, kertas, dll. Beliau sering berkata, “Apabila mati lampu, dengan tutup mata aku bisa menemukan barang-barangku ini semuanya.”

Untuk hobinya menembak, Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya adalah seorang sniper atau penembak jitu. Setiap pagi setelah sholat subuh Beliau sering berjalan berkeliling kampus, sambil berlatih menembak dengan daun-daun sebagai sasarannya. Terkadang Beliau juga menjadikan batang-batang buah jambu yang tumbuh subur di pekarangan rumah Beliau untuk menjadi sasaran tembak, tembakan Beliau bisa dikatakan hampir selalu jitu dan tepat sasaran.

Sementara itu, kesenangan Beliau terhadap tumbuhan dan buah-buahan, menjadikan areal rumah Beliau sangat asri, dengan beraneka pohon-pohon buah, mulai dari jambu, mangga, pepaya, nangka, rambutan, pisang, sayur mayur, kelapa, dan lain-lainnya.

Beliau senantiasa mengajarkan untuk mencintai tanaman dan suka menanam pohon. Beliau sering berkata bahwa, “Walaupun kita tidak sempat menikmati hasil pohon yang kita tanam, tetap tanamlah, karena nanti orang lain akan menikmati hasilnya.”

Karena demikian cintanya Beliau dengan tanamannya, terdapat beberapa pohon yang tetap dipertahankan walaupun berada di dalam bangunan rumah, karena Beliau sangat sayang untuk memotongnya. Ini adalah salah satu bentuk nyata Beliau dalam menghormati alam beserta isinya.

Begitu juga dengan hewan-hewan, Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya sangat senang dengan binatang, sehingga hampir di setiap sudut kediamannya terdapat beraneka satwa yang dipelihara dengan baik oleh Beliau, mulai dari ayam, kelinci, beragam jenis burung dan ikan, itik, rusa, monyet, kambing, biri-biri, kuda, kerbau, lembu, dan masih banyak lagi jenis hewan yang menjadi peliharaannya.

Beliau sangat mencintai hewan peliharaannya, sehingga cenderung membiarkan hewan-hewan tersebut berkeliaran bebas tanpa kandang di perkarangan rumahnya, sehingga hal ini sering menjadi kenangan indah akibat berbagai peristiwa lucu yang terjadi di areal rumah Beliau.

Pernah suatu ketika gerombolan lembu peliharaan Beliau masuk dari pintu depan rumah dan berjalan keluar melalui pintu belakang tempat tinggal Beliau, yang sambil lalu hewan-hewan tersebut melewati meja makan keluarga, dan tak jarang ikut menghabiskan makanan yang terhidang di meja makan, memporak-porandakan meja beserta seluruh makanan di atasnya, dan saat keluar melalui pintu belakang, di mana di belakang rumah adalah areal untuk menjemur pakaian seluruh keluarga besar Beliau, gerombolan lembu tersebut mengunyah baju-baju yang ada di jemuran.

Tak jarang sapi-sapi tersebut juga masuk ke ruang kelas-kelas di lingkungan sekolah Panca Budi yang berada di areal perumahan Beliau, untuk membuang kotorannya, ketika proses belajar mengajar tengah berlangsung. Ini tentu menjadi sebuah kenangan lucu dan indah bagi alumni-alumni sekolah Panca Budi.

Terkadang lembu-lembu ini juga mengikuti upacara bendera bersama murid-murid di lapangan, dan duduk manis di depan barisan. Anehnya, walaupun sudah sering dihalau agar tidak mengganggu, namun tetap saja hewan-hewan itu seolah-olah tidak perduli dengan hal-hal tersebut.

Selain lembu, hewan-hewan peliharaan yang lain pun sepertinya tidak mau ketinggalan, untuk ikut andil dalam membuat kemeriahan di areal Panca Budi. Ada monyet yang sering mengejar orang-orang yang lewat, monyet yang bergantungan di rindangnya pohon sekitar rumah Beliau yang selalu menakut-nakuti orang-orang yang sedang berlalu-lalang di bawahnya, kuda yang lari karena ditunggangi oleh monyet, ada monyet yang menunggangi kambing sambil mengelilingi areal Panca Budi, dan masih banyak lagi berbagai peristiwa lucu lainnya.

Mungkin inilah salah satu penyebab mengapa anak cucu Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya juga senang memelihara tanaman dan binatang hingga saat ini. Ada banyak kisah lucu dan menjadi kenangan yang tak terlupakan yang selalu diceritakan oleh anak cucu Beliau sampai hari ini.

Seperti anak laki-laki Beliau yang bernama Iskandar Zulkarnain, yang akrab dipanggil In, yang sering didapati sedang berkubang bermain-main dengan kerbau berjam-jam di parit lapangan bola. Adiknya yang bernama Abdul Khalik Fajduani, yang biasa dipanggil Don, memelihara puluhan ekor bebek di kamar tidurnya. Sedangkan Siti Mariam yang akrab dipanggil Mary, adik perempuannya, memelihara bebek dan kucing di kamarnya, sampai membuatkan tenda atau kemah untuk hewan-hewan peliharaannya tersebut.

Sampai sekarang cucu-cucu Beliau pun masih senang dengan berbagai hewan peliharaan. Salah seorang cucu Beliau yang bernama Kiki, sampai hari ini memiliki hobi memelihara bermacam-macam hewan, di antaranya adalah kuda laut, kura-kura Brazil, berjenis-jenis ikan, burung, angsa, kalkun, dan beraneka macam ayam dari berbagai negara.

Cucu lainnya yang bernama Lulu sangat senang memelihara kucing dan iguana, bahkan dia pernah memungut anak tikus yang ditemukannya sekarat di tengah jalan, dan Lulu juga pernah memelihara ular ketika ia tinggal di India. Cucu Beliau lainnya yang bernama Muaz pernah memelihara tupai dan musang di kamar tidurnya.

Mengenal YM Ayahanda Guru

Mulai Perjalanan

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Buku Lain

Rekomendasi

Di sejumlah pesantren salafiyah, buku ini (Tanwir al-Qulub) biasanya dipelajari bersamaan dengan kitab-kitab fikih. Yang sedikit membedakan, kitab ini ditulis oleh seorang pelaku tarekat sekaligus mursyid dari tarekat Naqsyabandiyah.

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Tingkatan Alam Menurut Para Sufi

“Tingkatan Alam Menurut Para Sufi” فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُّوحِى فَقَعُوا لَهُۥ سٰجِدِينَ “Maka…

Islam, Iman dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى…

Hidup Ini Terlalu Singkat

Postingan yg indah dari Bunda Amanah: Bismillahirrahmanirrahim. “Hidup ini Terlalu Singkat” Oleh: Siti Amanah Hidup…
All articles loaded
No more articles to load

Mengenal Yang Mulia Ayahanda Guru

Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin al-Khalidi qs.

Silsilah Kemursyidan

Dokumentasi

Download Capita Selecta

Isra' Mi'raj (Rajab)

26 Jan - 05 Feb

Ramadhan

30 Mar - 09 Apr

Hari Guru & Idul Adha

20 Jun - 30 Jun

Muharam

27 Jul - 06 Ags

Maulid Nabi

28 Sep - 08 Okt

Rutin

30 Nov - 10 Des

All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load

Kontak Person

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Abangda Teguh

Kediri, Jawa Timur

Abangda Tomas

Pangkalan Bun 

Abangda Vici

Kediri, Jawa Timur

WhatsApp
Facebook
Telegram
Twitter
Email
Print