Secara kasat mata, Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya adalah sosok yang nyentrik, tegas dan disiplin. Penampilannya selalu rapih, dengan perawakannya yang gagah dan tegas, namun sejatinya Beliau adalah sosok yang sangat romantis dan penuh kasih sayang. Tak semua orang bisa melihat sisi romantis Beliau, hal itu hanya bisa terlihat dalam keseharian Beliau ketika bersama dengan anak-anak dan istri tercintanya.
Banyak moment-moment tak terduga yang terjadi di dalam keluarga Beliau, misalnya terkadang Beliau dan istrinya Hj. Habibah bernyanyi sambil diiringi musik ataupun nyanyian anak-anaknya. Di waktu-waktu senggang hampir sehari-harinya Beliau dan keluarga besarnya sering berkumpul dan bernyanyi bersama, ini merupakan sebuah anugerah di mana hampir sebagian besar keturunan Beliau mempunyai suara yang merdu dan bisa memainkan banyak alat musik, walaupun kebanyakan tidak pernah belajar musik secara khusus.
Karena hal inilah Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya membuat ruangan yang di dalamnya banyak tersedia alat musik, mulai dari piano, organ, keyboard, drum, gitar, dll, sehingga alat-alat tersebut seringkali dimainkan sewaktu keluarga berkumpul.
Bakat bermusik pada anak-anaknya kemungkinan besar diturunkan dari istri Beliau, Hj.Habibah, yang sangat pandai bernyanyi dengan nada suara tenor yang tinggi mencapai hampir tiga oktav. Bernyanyi adalah hobi Hj. Habibah, ketika masak, mandi, berberes rumah, dan apapun kegiatannya tak luput dari nyanyian, dan di dalam keluarga Beliau sepertinya “tiada hari tanpa suara merdu Hj. Habibah.”
Cucu dan cicit Beliau juga pandai bernyanyi dan pandai pula memainkan alat musik. Nampaknya seluruh keluarga Beliau memiliki bakat seni yang tinggi.
Sisi romantis Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya juga terlihat ketika sedang melakukan travelling bersama keluarga besarnya. Biasanya ketika travelling mobil-mobil akan saling beriringan dan Beliau menggunakan mobil berbeda dengan anak-anaknya. Namun dalam perjalanan, anak-anaknya dipanggil untuk pindah ke mobil Beliau untuk bernyanyi bersama.
Dalam berbagai kesibukannya, Beliau masih menyempatkan untuk mengajar anak-anaknya bahasa Inggris, bermain, dan membuat mainan dari kayu/kotak korek api, mengendarai mobil dan mendongeng. Antara lain cerita “Helen of Troy, Winnetou Karl May, Winnie de Poeh, Little House On The Praire, Shakespeare dan Hans Christian Handerson.”
Mungkin inilah yang pernah dikatakan oleh Don Vito Corleone “A man who doesn’t spend time with his family can never be a real Man”……….
Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya memiliki perasaan yang lembut dan mudah terharu. Saat berulang tahun, anak-anaknya memberi hadiah dan Beliau menitikkan air mata. Namun, Beliau pandai menyembunyikan perasaannya.
Ada satu kisah tentang Beliau, saat itu orang tua Beliau (ompung) berpulang ke rahmatullah. Untuk melampiaskan rasa duka hatinya, tanpa sadar Beliau makan tiga kilo ikan lele goreng sendirian, padahal hampir seumur hidupnya Beliau tidak pernah makan gorengan. Setelah upacara pemakaman Beliau pun segera menyusun kembali perabotan yang ada di ruang tamu seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa. Itu merupakan cara Beliau untuk menyembunyikan kesedihannya, “Ruangan kosong hanya akan menambah kesedihan,” kata Beliau.
Di saat seorang cucunya meninggalpun Beliau sangat sedih dan seketika pucat pasi saat mendengar kabar duka tersebut. Namun, dalam hitungan detik Beliau mampu mengontrol emosinya dan kembali seperti semula.