Dlm Fathur Rabbani:
Majelis ke-37:
“Mengingat Akhirat”
Pengajian Jum’at pagi, 5 Rajab 545 H. di Madrasah.
Rasulullah Saw. bersabda:
“Besuklah orang sakit dan layatlah jenazah, sesungguhnya hal itu akan mengingatkan kalian akan Akhirat.”
Melalui sabda ini, Rasulullah Saw. ingin mengatakan, “Ingatlah akan Akhirat!” sebab kalian telah lari dari mengingatnya dan lebih mencintai ‘ajilah (dunia). Sebentar lagi, kalian akan terpisah dari dunia tanpa bisa berbuat apa². Apa yg selama ini kalian senangi akan diambil secara paksa dan sebagai gantinya kalian akan memperoleh kemurkaan dan kesedihan. Hai orang yg lalai dan biadab, sadarlah! Kalian tidak diciptakan untuk dunia, akan tetapi untuk Akhirat. Hai orang yg lalai akan kewajiban dirinya! Engkau jadikan pikiranmu hanya melulu (mencari) syahwat dan kenikmatan, mengumpulkan kekayaan dunia di atas dinar, dan kau sibukkan anggota fisikmu dengan permainan (yg tak berarti).
Jika pengingat Akhirat (sakit) dan mati mengingatkanmu, engkau justru berkata padanya, “Allah, Engkau hanya mengotori kehidupanku saja,” lalu kau geleng²kan kepalamu, begini dan begitu. Rambu kuning kematian telah muncul di hadapanmu, yaitu uban putih di kepalamu, namun engkau justru mengecat atau menyemirnya menjadi hitam. Apa lagi yg bisa kau lakukan jika ajalmu benar² datang? Alasan apa yg bisa kau berikan jika malaikat maut bersama asisten²nya benar² mendatangimu? Jika rezekimu terputus dan waktumu berkurang, tipuan macam apa lagi yg bisa kau lakukan? Karena itu, tinggalkan semua kegilaan ini.
Dunia dibangun di atas amal. Jika engkau beramal, maka engkau akan diberi upah (ganjaran), dan jika tidak beramal, tentu saja engkau tidak akan diberi. Dunia adalah ladang amal dan kesabaran menghadapi petaka. Dunia adalah rumah keletihan dan Akhirat adalah rumah istirahat. Orang Mukmin selalu melelahkan dirinya di dunia, maka jelaslah, bahwa ia akan mendapatkan kenyamanan istirahat (di Akhirat). Adapun engkau lebih memburu-buru istirahat, mengulur-ulur taubat dan menunda-nundanya hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun, hingga tiba ajalmu. Sebentar lagi, engkau akan menyesali diri, bagaimana dulu engkau tidak menerima nasihat, bagaimana pula dulu engkau tidak sadar dan membenarkan apa yg benar.
Celakalah kau! Atap hidupmu sudah runtuh. Hai orang yg terperdaya! Dinding kehidupanmu telah roboh. Rumah yg kau tempati akan hancur dan engkau harus pindah ke Akhirat. Karena itu, carilah rumah Akhirat dan pindahkan langkah kakimu ke sana. Apakah langkah yg bisa mengarahkannya? Langkah yg dimaksud adalah amal shaleh. Persembahkanlah kekayaanmu untuk Akhirat hingga engkau bisa mendapatkannya lagi saat engkau sampai di sana, hai orang² yg terperdaya dengan dunia, sibuk dengan kenihilan, meninggalkan kerahasiaan dan sibuk dengan pelayan!
Celakalah kau! Akhirat tidak bisa bersatu dengan dunia, sebab Akhirat tidak menyukai pelayan dunia. Karena itu, enyahkanlah dunia dari hatimu, niscaya engkau akan melihat bagaimana Akhirat datang dan menguasai hatimu. Jika hal ini telah kau jalankan dengan sempurna, maka kedekatan Allah akan memanggilmu. Ketika itulah, tinggalkan Akhirat dan mintalah Dia semata, maka sempurnalah keshahihan hati dan kemurnian nurani bagimu.
Wahai pemuda! Jika hatimu telah sehat (shahih), maka Allah Ta’ala, malaikat, dan kaum berilmu (ulu al-‘ilm) akan menjadi saksi bagimu. Jika ada seorang penuduh yg menggugatmu, maka Dia sendiri yg akan bersaksi untukmu hingga engkau tidak perlu lagi bersaksi atas kebenaran-Nya dengan dirimu sendiri. Jika hal ini sudah mewujud sempurna dalam dirimu, maka engkau akan menjelma menjadi gunung yg tak terhempaskan oleh badai, terobohkan oleh panah, dan tidak akan berpengaruh juga bagimu pandangan makhluk dan pergaulan dengan mereka. Tidak ada lagi noda yg akan melumuri hatimu dan menodai kesucian nuranimu.
Wahai manusia! Kosongkanlah dirimu dari segala selain-Nya. Barangsiapa mengerjakan suatu amal dengan tendensi menginginkan makhluk dan penerimaan mereka atas dirinya, maka dia adalah hamba yg tersesat, musuh Allah Ta’ala, kafir terhadap Allah dan mengingkari nikmat²Nya, dia telah tertutupi satir, terkutuk, dan terlaknat. Manusia memang merampas hati, kebajikan, dan agama, menjadikanmu menyekutukan-Nya dengan mereka dan lupa akan Tuhanmu Allah Ta’ala. Mereka menginginkanmu untuk kepentingan mereka, bukan demi dirimu, sementara Allah Ta’ala menginginkanmu demi kepentingan dirimu, bukan demi mereka. Karena itu, carilah orang yg menginginkanmu demi kepentingan dirimu dan bersibuklah diri dengan-Nya. Sesungguhnya kesibukan diri dengan-Nya di prioritaskan oleh orang yg menginginkanmu untuk-Nya.
Jika engkau harus meminta, maka mintalah pada-Nya! Jangan pada makhluk-Nya, karena makhluk yg paling dibenci oleh Allah Ta’ala adalah mereka yg meminta duniawi pada makhluk-Nya. Mohonlah pertolongan pada-Nya. Dia Maha Kaya, sementara semua makhluk adalah fakir. Mereka itu tidak memiliki kuasa manfaat dan mudharat bagi diri mereka sendiri, apalagi untuk orang lain. Carilah kasih-Nya. Pada awalnya, Dia memang menginginkanmu, engkau menjadi murid dan Dia murad, namun pada akhirnya engkau menjadi murad dan Dia murid. Seseorang, pada masa kecilnya akan mencari ibunya, namun setelah besar, ibunyalah yg mencarinya. Jika benar keinginanmu terhadap-Nya, maka Dia akan menginginkanmu, dan jika benar kecintaanmu pada-Nya, maka Dia akan mencintaimu, membimbing hatimu dan mendekatkanmu dengan-Nya.
Bagaimana engkau bisa beruntung (memiliki-Nya), sementara engkau biarkan saja tangan hawa nafsu, tabiat, dan setanmu di atas mata hatimu. Kibaskan tangan² ini, niscaya engkau akan melihat wujud segala sesuatu apa adanya. Singkirkan nafsumu dengan menentang dan melawannya. Singkirkan hawa kesenangan, tabiat, dan setanmu, niscaya engkau akan menemukan-Nya. Kibaskan tangan² ini, niscaya hijab² yg menghalangi dirimu dengan Allah Ta’ala akan terangkat, hingga engkau bisa menatap-Nya, dan juga bisa melihat (kedalaman) dirimu dan orang selainmu, Engkau akan melihat cela² keburukanmu, sehingga engkau akan menjauhinya, dan engkau akan melihat pula cela² keburukan makhluk, sehingga engkau pun lalu lari menghindari mereka.
Jika hal ini telah sempurna bagimu, maka Dia akan mendekatkanmu dan menganugerahimu apa yg belum pernah terlihat mata, terdengar telinga, dan belum juga pernah terlintas di hati manusia. Dia akan menguatkan pendengaran hati dan nuranimu, serta penglihatan keduanya, lalu membetulkan dan memakaikan pakaian padanya, juga mengenakan baju kebesaran-Nya pada keduanya. Dia akan menguasakanmu dengan kekuasaan-Nya, menunjukkan dan mengangkatmu sebagai sultan atau raja. Dia akan mengirimmu di tengah² makhluk-Nya dan menjadikanmu sebagai pengawal hatimu. Dia akan memerintahkan para malaikat untuk melayanimu, juga memperlihatkan arwah para Nabi dan Rasul-Nya kepadamu. Dengan demikian, tidak ada sedikit pun kesamaran pada diri manusia yg tersembunyi darimu.
Wahai pemuda! Carilah maqam ini dan cita-citakanlah. Jadikan ia sebagai konsentrasi perhatianmu dan tinggalkan kesibukan mencari dunia, karena dunia tidak akan mengenyangkanmu, begitu juga seluruh hal selain Allah Ta’ala. Karena itu carilah Dia, sebab Dia sajalah yg bisa mengenyangkanmu. Jika engkau memperoleh-Nya, maka engkau akan mendapatkan kekayaan dunia sekaligus Akhirat. Hai orang yg lalai! Inginkanlah yg menginginkanmu, carilah yg mencarimu, dan sibukkanlah dirimu dengan orang yg merindukanmu. Tidak pernahkah kau dengar firman Allah Ta’ala:
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِۦ فَسَوْفَ يَأْتِى اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكٰفِرِينَ يُجٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَآئِمٍ ۚ ذٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَآءُ ۚ وَاللَّهُ وٰسِعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang² yg beriman, barangsiapa di antara kamu yg murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yg Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yg bersikap lemah lembut terhadap orang yg mukmin, yg bersikap keras terhadap orang² kafir, yg berjihad di jalan Allah, dan yg tidak takut kepada celaan orang yg suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yg dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Ma’idah [5]: 54)
Dengan firman ini seolah Dia ingin mengatakan, “Sungguh Aku merindukan perjumpaan denganmu.” Dia menciptakanmu untuk menyembah-Nya. Jika engkau tidak bermain-main, maka Dia pun menginginkanmu untuk menyandingi-Nya. Karena itu, jangan bersibuk diri dengan selain-Nya.
Jangan duakan cinta-Nya dengan cinta seorang pun selain-Nya. Boleh mencinta selain-Nya, asal dalam tataran cinta belas kasihan dan empati (ra’fah wa rahmah). Cinta nafsu juga masih diperbolehkan, akan tetapi jika sudah menginjak cinta hati, maka tidak diperbolehkan, begitu juga cinta nurani. Adam as. misalnya, ketika hatinya sibuk dengan kecintaan pada Surga dan tempat favorit yg paling disukainya, maka Allah pun memisahkan Adam as. darinya dan mengeluarkannya dari Surga dengan rekayasa memakan buah. Lalu ketika hati Adam as. lebih cenderung pada Hawa (daripada Tuhannya), maka Dia pun memisahkan keduanya dan menjadikan jarak pisah 300 tahun antara keduanya. Adam di Sarnadeb, sementara Hawa di Jeddah.
Begitu juga Ya’qub as., ketika hatinya tentram bersama anaknya, Yusuf as. dan selalu merengkuhnya, Dia pun kemudian memisahkan keduanya. Begitu pula pada Nabi kita Muhammad Saw., ketika Beliau mencintai ‘A’isyah ra. dengan kecenderungan tertentu, maka terjadilah padanya apa yg terjadi berupa fitnah zina dan kebohongan (atas diri ‘A’isyah ra.), dan Beliau pun terpaksa tidak melihat ‘A’isyah ra. untuk beberapa hari. Oleh karena itu, sibukkanlah diri hanya dengan Allah, tanpa selain-Nya. Jangan pula merasa tentram bersama selain-Nya. Tempatkanlah makhluk di luar hatimu dan mengosongkannya hanya untuk-Nya.
Hai penganggur, pemalas, dan kurang menerima nasihat! Jika engkau menerima nasihatku dan mengerjakan apa yg kukatakan, maka beramallah untuk kepentingan dirimu! Jika engkau tidak mau beramal, maka engkau memang terlaknat dan terharamkan. Allah Ta’ala berfirman:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِنْ نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَآ ۚ أَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِينَ
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yg diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yg dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yg berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang² sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yg tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yg kafir”. (QS. Al-Baqarah [2]: 286)
Firman-Nya lagi:
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ الْءَاخِرَةِ لِيَسُۥٓئُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yg kedua, (Kami datangkan orang² lain) untuk menyuramkan muka² kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh²mu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yg mereka kuasai.” (QS. Al-Isra’ [7]: 7)
Kelak di Hari Kiamat, ia akan menerima pahala amal di Surga² dan siksa amal di Neraka².
Rasulullah Saw. bersabda:
“Suguhkanlah makananmu pada orang² yg bertakwa (al-atqiya’) dan berikanlah baju rombeng kalian pada orang² Mukmin.”
Jika kau suguhkan makananmu pada seorang ahli takwa dan kau bantu ia dalam urusan duniawinya, maka engkau telah menjadi sahabat amalnya (yg ikut mendapatkan pahala amalnya) tanpa mengurangi sedikit pun pahalanya, sebab engkau telah membantu menuju tujuannya, meringankan bebannya, dan mempercepat langkahnya menuju Allah Ta’ala. Jika kau suguhkan makananmu pada orang munafik, riya’ dan pemaksiat, serta membantu dalam urusan duniawinya, maka kau pun juga menjadi teman amalnya (ikut menanggung dosanya), tanpa mengurangi sedikit pun hukumannya, sebab engkau telah membantu kemaksiatannya pada Allah Ta’ala, maka engkau pun ikut menanggung keburukannya.
Hai orang bodoh! Belajarlah, sebab tidak ada kebaikan dalam ibadahmu tanpa landasan ilmu, dan tidak ada pula kebaikan dalam keyakinanmu tanpa landasan ilmu. Belajarlah dan amalkan, niscaya engkau akan beruntung di dunia dan Akhirat. Jika engkau tidak sabar dalam menggali ilmu dan mengamalkannya, bagaimana engkau mau bahagia? Sebuah ilmu, jika kau berikan keseluruhannya pada-Nya, maka Dia akan memberimu separuhnya.
Seorang ulama pernah ditanya, “Bagaimana engkau memperoleh ilmu yg kau miliki?” Ia menjawab, “Dengan kepergian burung gagak di pagi hari, kesabaran unta, semangat babi, dan rengekan anjing. Pagi² sekali aku datang ke pintu² rumah para ulama, sebagaimana burung gagak yg berterbangan di pagi hari, aku bersabar membawa beban mereka sebagaimana kesabaran unta membawa beban, aku bersemangat mencari ilmu seperti semangat babi memburu sesuatu untuk dimakannya, dan aku merengek-rengek pada mereka sebagaimana rengekan anjing di pintu rumah tuannya hingga ia memberinya sedikit makanan.”
Hai pencari ilmu! Simaklah perkataan ulama, lalu praktekkan jika engkau benar² menginginkan ilmu dan kebahagiaan. Pengetahuan adalah kehidupan dan kebodohan adalah kematian. Orang alim yg mengamalkan ilmunya, ikhlas dalam beramal, dan bersabar mengajarkannya demi Allah Ta’ala, maka tidak ada kematian baginya, sebab begitu meninggal dunia, ia akan langsung bertemu dengan Allah Ta’ala dan hidupnya pun menjadi kekal bersama-Nya. Ya Allah, anugerahilah kami ilmu dan keikhlasan di dalamnya. []