Dlm Fathur Rabbani:
Majelis ke-32:
“Melaksanakan Perintah dan Menjauhi Larangan”
Pengajian Jumat pagi, 21 Jumadi al-Akhirah 545 H. di Madrasah.
Jalankanlah perintah dan jauhi larangan, bersabarlah menghadapi musibah, dan mendekatlah (pada-Nya) dengan amalan² sunnah. Kau disebut sadar dan aktif (mustayqizhan ‘amilan), karena pencarianmu akan taufik dari Tuhanmu, disertai usaha keras dan meninggalkan hal yg membebani kehadiranmu di pintu amal. Mohonlah pada-Nya dan nistakan diri di hadapan-Nya, hingga Dia menyediakan sarana² ketaatan bagimu, sebab jika Dia menghendaki sesuatu atasmu, maka Dia akan menyediakan sarananya.
Dia memerintahkanmu untuk cepat² datang dari tempatmu berada dan Dia akan melimpahkan taufik-Nya dari tempat-Nya berada. Perintah di sini adalah lahir, dan taufik adalah batin. Larangan bermaksiat juga lahir, dan pemeliharaan diri darinya adalah batin. Berkat taufik-Nya, kau konsisten menjalankan, berkat pemeliharaan dan lindungan-Nya kau meninggalkan, dan berkat kekuatan-Nya kau bersabar.
Hadirlah ke majelisku dengan akal, konsistensi, niat, tekad (‘azimah), seraya menghilangkan buruk sangka padaku dan menggantinya dengan kebaikan prasangka, maka ceramah yg kusampaikan akan bermanfaat bagimu dan kau akan memahami makna²nya.
Hai penuduhku! Semua yg kugeluti dan jalani akan jelas bagimu kelak. Jangan bersesak menyaingiku, sebab hatimu akan takluk dan kalah. Beban dunia di atas kepalaku, beban Akhirat di atas hatiku, dan beban Allah Ta’ala di atas nuraniku, apakah aku butuh orang yg membantu? Siapa yg merasa baik, majulah ke hadapanku dan siapa yg berani membahayakan kepalanya, maka pujilah Allah Ta’ala. “Terima kasih! Aku tidak membutuhkan bantuan siapa pun selain Allah Ta’ala.
Gunakanlah akal kalian dan bersikap santunlah dengan kaum (shaleh), sesungguhnya mereka adalah niza’ al-asha’ir, sumber daya bagi negara dan warga. Karena mereka, bumi masih tetap terpelihara. Jika tidak ada mereka, apa yg bisa dijaga oleh riya’, kemunafikan, dan kesyirikan kalian, wahai orang² munafik, musuh² Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, serta kalian, wahai kayu bakar Neraka!
Ya Allah, anugerahkan taubat padaku dan pada mereka. Ya Allah, sadarkanlah aku dan mereka. Kasihanilah aku dan mereka. Jika memang suatu keharusan, maka kosongkanlah hati dan anggota badan kami hanya untuk-Mu. Fisik anggota badan untuk keluarga dan anak² dalam urusan keduniaan, sementara jiwa (nafs) untuk Akhirat, dan hati (qalb) serta nurani hanyalah untukmu. Aamiin.
Wahai pemuda! Tidak akan ada sesuatu pun yg kau peroleh kecuali dari dirimu sendiri. Kokohkanlah pintu amal hingga ia mendirikan bangunan untukmu, begitu juga taufik. Engkau hanyalah pekerja, sementara taufik adalah alat kerja, dan majikannya adalah Allah Ta’ala. Dia telah memerintahkanmu untuk segera mentaati-Nya dan hanya dari-Nyalah taufik.
Celakalah! Kau membelenggu dirimu dengan ketakutan pada makhluk dan pengharapan padanya. Singkirkanlah belenggu² ini dari kedua kakinya (nafs), maka ia (nafs) akan bangkit berkhidmat melayani Allah Ta’ala dan tenang di hadapan-Nya. Zuhudkanlah nafsu dirimu dari dunia, syahwat kesenangan, istri, dan dari segala yg ada di dalamnya. Jika memang dalam preseden (ketetapan terdahulu), dia ditentukan memiliki sesuatu dari hal² tersebut, maka sesuatu itu sendiri yg akan mendatanginya tanpa perlu kau suruh dan kau cari.
Dengan demikian, di hadapan Allah Ta’ala, kau disebut sebagai pezuhud dan Dia akan memandangmu dengan mata kemuliaan seraya membawakan bagian yg tak terlewatkan, namun selama kau bergantung pada daya kekuatanmu, juga apa yg kau miliki, maka tidak akan datang sesuatu pun dari keghaiban ini. Seorang shaleh menuturkan, “Selama di saku masih ada sesuatu, maka tidak akan datang sesuatu pun dari keghaiban.”
Ya Allah, kami berlindung pada-Mu dari kepasrahan pada sarana² dan keterpakuan bersama kegilaan, hawa kesenangan, dan kebiasaan. Kami berlindung pada-Mu dari keburukan dalam segala kondisi.
رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Baqarah [2]: 201). []