47. Membenci Makhluk Saat Darurat

Dlm Fathur Rabbani:
karya Syaikh Abdul Qadir al-Jilani qs.

Majelis ke-47:

“Membenci Makhluk Saat Darurat”

Pengajian Selasa, 1 Sya‘ban 545 H, di Madrasah.

Belajarlah, lalu amalkan, kemudian ikhlaslah! Menyepilah dari dirimu dan dari manusia!

وَمَا قَدَرُوا اللّٰهَ حَقَّ قَدْرِهٖٓ اِذْ قَالُوْا مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ عَلٰى بَشَرٍ مِّنْ شَيْءٍۗ قُلْ مَنْ اَنْزَلَ الْكِتٰبَ الَّذِيْ جَاۤءَ بِهٖ مُوْسٰى نُوْرًا وَّهُدًى لِّلنَّاسِ تَجْعَلُوْنَهٗ قَرَاطِيْسَ تُبْدُوْنَهَا وَتُخْفُوْنَ كَثِيْرًاۚ وَعُلِّمْتُمْ مَّا لَمْ تَعْلَمُوْٓا اَنْتُمْ وَلَآ اٰبَاۤؤُكُمْ ۗقُلِ اللّٰهُ ۙثُمَّ ذَرْهُمْ فِيْ خَوْضِهِمْ يَلْعَبُوْنَ

“Mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya ketika mereka berkata, “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.” Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yg menurunkan Kitab (Taurat) yg dibawa Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan Kitab itu lembaran² kertas yg bercerai-berai, kamu memperlihatkan (sebagiannya) dan banyak yg kamu sembunyikan, padahal telah diajarkan kepadamu apa yg tidak diketahui, baik olehmu maupun oleh nenek moyangmu.” Katakanlah, “Allah-lah (yg menurunkannya),” kemudian (setelah itu), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.” (QS. Al-An’am [6]: 91)

Katakan sebagaimana kata Nabi Ibrahim as.:

فَاِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِّيْٓ اِلَّا رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ

“Sesungguhnya mereka (apa yg kamu sembah) itu musuhku, kecuali Tuhan Semesta Alam.” (QS. Ash-Syu’ara [26]: 77)

Jauhilah dan bencilah manusia, selama engkau masih melihat mereka bisa mendatangkan bahaya (mudharat). Baru jika tauhidmu sudah benar dan noda syirik telah keluar dari hatimu, maka kembalilah bergaul dengan mereka dan berilah mereka manfaat dengan ilmu yg kau miliki, serta tunjukkan mereka pada pintu Allah Ta’ala. Kematian kaum khawwash adalah kematian dari makhluk, atau secara totalistik kematian dari kehendak dan pilihan. Barangsiapa yg telah benar² menjalani kematian ini, maka layak baginya mendapat kehidupan yg abadi bersama Allah Ta’ala. Kematian fisiknya hanyalah kekakuan sejenak, kepingsanan sejenak, ketidaksadaran sejenak, ibarat tidur, lalu bangun. Jika engkau menginginkan kematian seperti ini, maka engkau harus menelan candu makrifat, kedekatan, dan tidur di pembatas pintu Allah Ta’ala hingga tangan rahmat dan anugerah berkenan mengambilmu dan memberimu kehidupan abadi.

Nafsu memiliki makanan, begitu juga hati dan nurani. Rasulullah Saw. bersabda dalam hal ini:

“Aku berteduh di sisi Tuhanku, lalu Dia memberiku makan dan meminumiku.”

Maksudnya, Dia memberi makan nuraniku dengan hidangan makna², lalu ruhku dengan hidangan ruhani. Dia menjamuku dengan hidangan yg spesial bagiku. Pada mulanya ia bermi’raj dengan fisik dan hatinya, kemudian Dia mencegah fisiknya dan hanya menjadikan hati dan nuraninya saja yg naik, sementara ia masih tetap berada di tengah² komunitas manusia. Demikian pula para pewarisnya yg sebenarnya. Mereka mensinergikan antara imu, amal, dan keikhlasan, serta pengajaran bagi makhluk. Wahai manusia! Makanlah sisa² kaum (shaleh) dan minumlah dengan minuman yg masih tersisa di cangkir² mereka.

Hai orang yg mengaku berilmu! Ilmumu tidak akan berarti apa² tanpa amal, dan amalmu tidak akan berarti apa² tanpa keikhlasan, sebab amal tanpa keikhlasan adalah tubuh tanpa nyawa. Tanda keikhlasanmu adalah engkau tidak menoleh pada pujian manusia, juga celaan mereka. Engkau juga tidak tamak berambisi mendapatkan apa yg ada di tangan mereka, melainkan kau berikan hak pada ketuhanan (rububiyyah) dengan beramal demi Sang Pemberi nikmat, bukan pada nikmat, juga demi Sang Pemilik, bukan milik, dan demi kebenaran, bukan kebathilan. Apa yg ada pada makhluk adalah kulit, dan apa yg ada pada Allah Ta’ala adalah isi.

Jika engkau telah benar² tulus dan ikhlas kepada-Nya, serta telah lama berdiri di hadapan-Nya, maka Dia akan memberimu makan dengan bursa isi, lalu memperlihatkan kepadamu isinya isi, rahasianya rahasia, dan maknanya makna. Ketika itulah engkau akan menelanjangi dirimu dari selain-Nya secara total. Ketelanjangan adalah di hati, bukan tubuh. Begitu pula zuhud adalah perilaku hati, bukan perilaku jasad. Penentangan juga perilaku nurani, bukan perilaku lahir. Memandang harus pada esensi makna, bukan bangunan. Melihat harus pada Allah Ta’ala, bukan pada makhluk-Nya. Perputaran ini mengharuskanmu bersama-Nya, bukan bersama makhluk. Dunia dan Akhirat tidak berarti lagi bagimu. Tidak ada dunia, juga Akhirat, dan tidak ada sesuatu pun selain-Nya.

Para pencinta Allah Ta’ala yg merupakan kalangan khawwash dari komunitas makhluk-Nya malah merasakan kenikmatan jika jasad mereka tertimpa petaka, begitu juga kaum syahid yg mati oleh pedang orang² kafir juga merasakan kenikmatan oleh petaka (yg menimpa) jasad mereka. Jika demikian halnya, lalu bagaimana jikalau kaum syahid ini mati oleh pedang² mahabbah?

Kehancuran menggerogoti bangunan dan gedung² karena perilaku maksiat. Tidakkah kau amati tempat² yg sudah binasa, kemaksiatan para penduduknyalah yg sebenarnya membinasakannya, sebab kemaksiatan memang menghancurkan negeri dan membinasakan hamba² (manusia). Begitu juga engkau, struktur tubuhmu adalah sebuah kampung, jika kau bermaksiat di sana, maka akan datanglah kehancuran. Jika kau bermaksiat, maka akan datanglah kehancuran, mulai dani jasad fisikmu, kemudian menjalar pada jasad agamamu dan membuatnya buta, sakit kronis, bisu, dan hilang kekuatan. Berbagai penyakit akan datang silih berganti padamu. Demikian pula kefakiran akan datang padamu, menghancurkan rumah hartamu dan membuatmu mengemis pada sahabat² dan musuh²mu.

Celakalah kau, hai orang munafik! Jangan kau tipu Allah Ta’ala dengan mengerjakan suatu amalan dan menampakkannya seolah-olah untuk-Nya, padahal amalan tersebut kau dedikasikan untuk manusia. Engkau pamer pada mereka, munafik, juga menyanjung-nyanjung mereka secara berlebihan, sementara Tuhanmu Allah Ta’ala telah kau lupakan. Sebentar lagi, engkau akan keluar dari dunia dalam keadaan miskin.

Hai penderita sakit batin! Engkau harus minum obat, dan obat ini hanya ada di tangan kaum shaleh, hamba² Allah Ta’ala. Ambillah obat dari mereka dan pergunakanlah, niscaya engkau akan mendapatkan kesembuhan yg langgeng dan kesehatan yg abadi bagi hati, nurani, dan kesendirianmu bersama Allah Ta’ala. Kedua mata hatimu akan terbuka, sehingga engkau bisa melihat Allah Ta’ala. Engkau menjelma menjadi kalangan pencinta yg berdiri di depan pintu-Nya dan tidak melihat pada selain-Nya. Jika di dalam hati ada bid’ah, bagaimana mungkin ia bisa melihat Allah Ta’ala?

Wahai manusia! Ikutilah dan jangan berbuat bid’ah (macam²). Turuti saja dan jangan membantah. Patuhi dan jangan durhaka. Ikhlaslah dan jangan menyekutukan. Esakanlah selalu Allah Ta’ala dan jangan pernah bergeming pergi dari pintu-Nya. Mintalah hanya pada-Nya, dan jangan sekali-kali meminta pada selain-Nya. Mintalah tolong juga pada-Nya semata, dan jangan meminta tolong pada selain-Nya. Pasrahkanlah diri hanya pada-Nya, dan jangan pasrahkan diri pada selain-Nya. Kalian, hai orang² khawwash! Serahkanlah diri kalian kepada-Nya, ridlalah menerima pengaturan-Nya atas kalian, dan bersibuklah mengingat-Nya tanpa mempertanyakan-Nya. Tidakkah kau dengar firman-Nya dalam sebuah Hadits Qudsi:

“Barangsiapa yg dzikir(nya) untuk melupakannya dari meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya anugerah terbaik yg diminta oleh orang² yg meminta.”

Hai orang yg sibuk dengan dzikir kepada-Nya dan terpecah hatinya demi Dia, apakah engkau ridha memilih Dia menjadi teman dudukmu daripada pemberian-Nya. Allah berfirman dalam sebuah Hadits Qudsi:

“Aku adalah teman duduk bagi orang yg berdzikir kepada-Ku.”

Firman-Nya lagi:

“Aku berada di sisi orang² yg hatinya terpecah demi Aku.”

Wahai pemuda! Dzikirmu akan mendekatkan hatimu pada-Nya, lalu engkau akan memasuki rumah kedekatan-Nya dan menjadi tamu-Nya. Setiap tamu pasti dimuliakan, lebih² jika si tuan rumah adalah al-Malik (Yang Maha Memiliki segala). Sampai kapan engkau bersibuk dengan kerajaan dan kepemilikanmu hingga engkau lupakan al-Malik Yang Maha Memiliki? Sebentar lagi engkau akan berpisah dengan kerajaan dan kepemilikanmu. Sebentar lagi engkau akan berada di Akhirat, dan engkau dapat melihat bagaimana dunia seolah menjadi sesuatu yg tidak ada lagi, sementara Akhirat selalu ada.

Jangan lari dariku hanya karena kefakiran tanganku, sesungguhnya aku juga memiliki kekayaan yg mencukupkanku dari kalian dan dari penduduk bumi di belahan timur dan belahan barat. Aku menginginkan kalian demi kemaslahatan kalian. Aku gulung dan pilin tali² (kabel) kalian.

Jangan berbuat bid’ah dan membuat hal baru dalam beragama yg belum pernah ada sebelumnya. Ikutilah para penyaksi mata serta pengamal Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya akan mengantarkanmu menuju Allah Ta’ala, namun jika engkau lakukan bid’ah, maka saksimu adalah akal dan hawa kesenanganmu yg sudah barang tentu akan menyeretmu ke neraka dan memasukkanmu ke dalam komunitas Fir‘aun, Haman dan bala tentaranya.

Jangan membantah takdir dengan berbagai macam argumentasi, niscaya Dia tidak akan menerimamu. Engkau terpaksa harus masuk ke rumah ilmu dan belajar, kemudian mengamalkan dan ikhlas melaksanakannya. Jadikanlah juga usahamu terkerangka dalam pencarian ilmu dan amal, bukan menempatkannya dalam pencarian duniawi, karena sebentar lagi usahamu akan terputus. Tempatkanlah usahamu pada hal² yg bermanfaat bagimu. Seorang laki² datang pada-Nya dan menghadap-Nya sembari memaparkan permulaan pengantin ini, agar ia mendapatkan keberuntungan. Cinta itu milik anak muda hingga sebelum resepsi perkawinan.

Wahai pemuda! Maju dan gapailah ridha Allah Ta’ala atas dirimu! Sebab jika Dia telah ridha pada-Mu, maka Dia akan mencintaimu. Singkirkanlah mendung rezeki dari hatimu, niscaya rezeki akan mengalir dari Allah Ta’ala tanpa kelelahan dan kepayahan. Singkirkanlah problem² dari hatimu dan jadikanlah mereka menjadi satu, yaitu Allah Ta’ala. Jika engkau telah melakukan ini dengan baik, maka Dia akan menghalangimu dari segala problem kedukaan. Angan citamu tidaklah mencita-citakanmu. Jika anganmu hanya melulu dunia, maka engkau akan bersamanya, kemudian jika anganmu melulu Akhirat, maka engkau akan bersamanya juga. Jika angan citamu tertuju pada makhluk (manusia), maka engkau akan bersamanya, dan jika anganmu engkau tujukan hanya pada Allah Ta’ala, maka engkau akan selalu bersama-Nya, di dunia dan Akhirat.

[]

Fathur Rabbani

Mulai Perjalanan

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Buku Lain

Rekomendasi

Di sejumlah pesantren salafiyah, buku ini (Tanwir al-Qulub) biasanya dipelajari bersamaan dengan kitab-kitab fikih. Yang sedikit membedakan, kitab ini ditulis oleh seorang pelaku tarekat sekaligus mursyid dari tarekat Naqsyabandiyah.

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Tingkatan Alam Menurut Para Sufi

“Tingkatan Alam Menurut Para Sufi” فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُّوحِى فَقَعُوا لَهُۥ سٰجِدِينَ “Maka…

Islam, Iman dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى…

Hidup Ini Terlalu Singkat

Postingan yg indah dari Bunda Amanah: Bismillahirrahmanirrahim. “Hidup ini Terlalu Singkat” Oleh: Siti Amanah Hidup…
All articles loaded
No more articles to load

Mengenal Yang Mulia Ayahanda Guru

Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin al-Khalidi qs.

Silsilah Kemursyidan

Dokumentasi

Download Capita Selecta

Isra' Mi'raj (Rajab)

26 Jan - 05 Feb

Ramadhan

30 Mar - 09 Apr

Hari Guru & Idul Adha

20 Jun - 30 Jun

Muharam

27 Jul - 06 Ags

Maulid Nabi

28 Sep - 08 Okt

Rutin

30 Nov - 10 Des

All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load

Kontak Person

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Abangda Teguh

Kediri, Jawa Timur

Abangda Tomas

Pangkalan Bun 

Abangda Vici

Kediri, Jawa Timur

WhatsApp
Facebook
Telegram
Twitter
Email
Print

Daftar Isi