Dlm Fathur Rabbani:
karya Syaikh Abdul Qadir al-Jilani qs.
Majelis ke-45:
“Mengikuti Jejak Rasulullah Saw.”
Pengajian Ahad pagi, 28 Rajab 545 H, tanpa keterangan tempat.
Dunia adalah pasar yg sebentar lagi akan tutup. Tutuplah pintu² memandang makhluk dan bukalah pintu memandang Allah Ta’ala . Tutuplah juga pintu² mencari rezeki dan sarana² di saat engkau berada dalam kebeningan hati dan kedekatan nurani, dalam hal khusus kalian dan bukan hal umum selain kalian, dari keluarga maupun para pengikut. Biarkanlah keuntungan, kemanfaatan dan perolehan untuk selain kalian. Carilah hal khusus kalian dari spektrum kemurahan-Nya. Dudukkanlah nafsumu bersama dunia, hatimu bersama Akhirat, dan nuranimu bersama Allah Ta’ala, niscaya engkau akan mengetahui apa yg kau inginkan.
Kaum (shaleh) adalah penerus para Nabi, maka terimalah apa yg mereka perintahkan kepadamu, sebab mereka memerintahkanmu dengan perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya serta melarang dengan larangan keduanya. Jika para Nabi berbicara, maka mereka pun akan berbicara. Jika para Nabi memberi, maka mereka akan mengambilnya. Mereka tidak bergerak satu gerakan pun dengan tabiat dan nafsu mereka. Mereka tidak menyekutukan Allah Ta’ala dalam agama-Nya dengan hawa nafsu mereka. Mereka mengikuti Rasulullah Saw. dalam semua ucapan dan tindakannya. Mereka simak baik² firman Allah Ta’ala:
وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ
“Apa yg diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yg dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (QS. Al-Hasyr [59]: 7)
Mereka mengikuti Rasulullah Saw. hingga akhirnya Beliau pun membimbing mereka menuju Sang Maha Mengutus. Mereka mendekati Beliau, hingga akhirnya Beliau pun mendekatkan mereka pada Allah Ta’ala. Beliau mengeluarkan julukan (al-alqab) untuk mereka, juga baju kebesaran, dan otoritas kekuasaan atas manusia.
Hai orang² munafik, kau pikir agama itu berbelit-belit, dan perintah adalah kebuntuan. Kalian tidak memiliki kemuliaan sedikit pun, juga setan kalian dan kolega² buruk kalian. Ya Allah, taubatkanlah kami dan mereka. Lepaskanlah mereka dari nista kemunafikan dan belenggu kesyirikan.
Sembahlah Allah Ta’ala dan carilah sarana beribadah kepada-Nya dengan kerja yg halal. Sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai hamba yg beriman, taat dan mengkonsumsi makanan yg halal. Dia mencintai orang yg makan dengan bekerja, dan membenci orang yg makan tanpa bekerja (sendiri). Dia mencintai orang yg makan dari hasil kerjanya sendiri dan membenci orang yg makan dari hasil kemunafikan dan kepasrahannya pada manusia. Dia mencintai orang yg mengesakan-Nya, dan membenci orang yg menyekutukan-Nya. Dia mencintai orang yg berserah diri pada-Nya dan membenci orang yg menentang-Nya.
Syarat cinta adalah menyetujui tanpa membantah dan syarat permusuhan adalah menentang. Serahkanlah diri kalian pada Tuhan kalian, dan ridhalah menerima pengaturan-Nya di dunia dan Akhirat. Suatu hari aku pernah ditimpa petaka, lalu kumohon pada Allah Ta’ala untuk menyingkap (mengangkat)nya, namun Dia malah menambahkan petaka lain lagi di atasnya. Aku pun bingung akan hal tersebut. (Di tengah kebingunganku) tiba² ada seseorang yg berbicara kepadaku, “Bukankah engkau pernah mengatakan pada kami dalam permulaan hal -mu bahwa kondisimu adalah kondisi kepasrahan?” Sejak itulah aku bersikap santun dan selalu diam (menerima apa saja).
Celakalah! Engkau mengaku mencintai Allah Ta’ala, namun engkau juga mencintai selain-Nya, padahal Dia Maha Suci, sementara selain-Nya kotor. Jika kau kotori kesucian dengan mencintai selain-Nya, maka Dia akan melemparkan kotoran padamu. Dia akan berbuat padamu sebagaimana yg diperbuat-Nya terhadap Nabi Ibrahim al-Khalil as. dan Nabi Ya‘qub as. ketika keduanya sangat mencintai anaknya dengan bara api cinta yg menyala di hati mereka, maka Allah pun langsung menguji mereka dengan keduanya.
Juga sebagaimana yg Dia lakukan terhadap Nabi kita, Muhammad Saw. ketika ia mulai mencintai kedua cucunya, Hasan dan Husein. Maka datanglah Jibril as. menegurnya, “Apakah Anda mencintai mereka?” Beliau jawab, “Ya!” Maka berkatalah Jibril as. (menyumpah), “Ya, satu akan diracuni, sementara yg lain akan dibunuh.” Begitu mendengar ini, kecintaan pada keduanya pun langsung keluar dari dalam hatinya, kemudian ia kosongkan hatinya hanya untuk Allah Ta’ala dan berubahlah keceriaan bersama mereka menjadi kesedihan atas mereka. Allah Ta’ala sangat pencemburu dengan hati para Nabi, wali, dan hamba²Nya yg shaleh.
Hai orang yg mencari dunia dengan kemunafikannya! Bukalah tanganmu, engkau tidak akan melihat sesuatu pun di dalamnya. Celakalah! Engkau berzuhud meninggalkan kerja dan duduk memakan harta orang lain dengan agamamu. Kerja adalah keterampilan seluruh Nabi. Setiap mereka memiliki profesi dan keterampilan, dan baru di Akhirat kelak, mereka akan mengambil (bagian) dari makhluk atas izin Allah Ta’ala. Hai orang yg mabuk dengan arak dunia, syahwat kesenangan dan kegilaannya! Ingatlah, sebentar lagi engkau akan terbangun di dalam liang lahatmu.