Majelis ke-33:
“Melihat Allah pada Hari Kiamat”
Pengajian Ahad pagi, 23 Jumadi al Akhirah 343 H di Ribath.
Barangsiapa pernah melihat orang yg mencintai Allah Ta’ala, maka dia melihat orang yg telah melihat Allah Ta’ala dengan hatinya dan masuk menghadap-Nya dengan nuraninya. Allah Ta’ala adalah Yang Maha Ada dan terlihat. Rasulullah Saw. bersabda:
“Kalian akan melihat Tuhan kalian sebagaimana melihat matahari dan bulan dan kalian juga tidak akan keliru melihat-Nya.”
Sekarang (di dunia) kita hanya melihat-Nya dengan mata hati, akan tetapi kelak (di Akhirat) kita akan melihatnya sendiri dengan mata kepala.
Orang² yg mencintai-Nya hanya ridha dengan-Nya, dan menafikan selain-Nya. Mereka meminta tolong pada-Nya dan merasa menang atas selain-Nya. Pahit kefakiran merupakan anugerah kenikmatan yg terasa manis bagi mereka. Kekayaan mereka berada dalam kefakiran. Kenikmatan mereka berada dalam penderitaan.
Keramahan mereka berada dalam kebuasan. Kedekatan mereka berada dalam kejauhan, dan kenyamanan mereka berada dalam keletihan. Betapa beruntungnya engkau, hai orang yg sabar dan ridha, hai orang² yg lebur binasa dari hawa nafsunya!
Wahai manusia! Turutilah Dia dan ridhalah menerima perbuatan²Nya atas diri kalian dan selain kalian. Jangan berlagak alim dan berakal di hadapan orang yg lebih berakal daripada kalian. Allah Ta’ala berfirman:
وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216)
Berdirilah di hadapan-Nya dengan ketakberdayaan akal dan ilmu kalian, agar kalian memperoleh ilmu-Nya. Bimbanglah dan jangan memastikan dulu. Bimbanglah di hadapan-Nya hingga kalian memperoleh ilmu-Nya. Bimbang dulu, baru kau peroleh ilmu, selanjutnya akan kau dapatkan maklumat. Maksud dulu, baru mencapai maksud. Ingin dulu, baru memperoleh keinginan.
Simak dan ketahulah, aku pelintir tali kalian yg longgar dan kusambung pula yg terputus darinya. Aku tidak memiliki masalah selain masalah kalian. Aku juga tidak memiliki mendung kedukaan selain kedukaan kalian. Aku selalu terbang, dan di mana pun aku turun, di situlah kutemukan (kalian). Memang, untuk mengurus kalian dibutuhkan lemparan batu², hai orang² yg hanya berpangku tangan, terbelenggu nafsu dan terpenjara hawa kesenangan!
Ya Allah, kasihilah hamba dan kasihilah pula mereka! []