Majelis ke 3
“Jangan Berkhayal Kaya”
Pengajian Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani Jumat 8 syawal 545 H.
Beliau mengatakan:
Wahai para fakir, janganlah kalian mengkhayal kaya, siapa tahu kekayaanmu bisa menyebabkan kehancuranmu. Wahai orang yg sakit, janganlah mengkhayal akan kesembuhan, siapa tahu kesembuhanmu justru menjadi penyebab kerusakanmu. Jadilah kalian orang yg cerdas. Jagalah buahmu agar terpuji perkaramu. Terimalah kadar yg diberikan Allah dan janganlah berharap lebih. Sebab segala yg diberikan Allah Ta’ala melalui permintaanmu bisa menjadi kotoran dan amarah. Kecuali jika sang hamba diperintahkan melalui hatinya agar meminta kepada-Nya (catatan sy: keadaan/kondisi ini bisa kita alami & rasakan jika kita tekun berlatih muraqabah, sering tafakkur & berdiam diri, adakala kita diperintahkan melalui ilham laduni utk meminta sesuatu hajat, namun biasanya bukan hajat pribadi & bukan utk persoalan duniawi, ya). Manakala hamba diperintahkan memohon ia akan mendapatkan berkah dan kotorannya dibuang.
Celaka anda, jika anda mengucapkan sebagai seorang Muslim, padahal hati anda tidak. Anda nyatakan diri sebagai muslim, tapi perbuatan anda tidak. Anda dalam khalwat anda menyatakan Muslim, toh kenyataan khalwat anda tidak.
Hendaknya permohonan anda lebih pada permohonan agar diberi ampunan, kesehatan, dan kemaafan Allah selamanya, baik dalam beragama, di dunia maupun di akhirat. Terimalah ini saja, anda sudah cukup.
Janganlah anda menginginkan di luar pilihan Allah Ta’ala, juga jangan anda terkena oleh keterpaksaan karena bisa membinasakan anda. Jangan pula memaksa Allah Ta’ala dan makhluk-Nya melalui sebab akibat dirimu, dengan kekuatanmu dan hartamu, karena itu bisa memukul balik diri anda. Sebab semua itu bisa diambil oleh Allah, dan jika Dia mengambilnya akan terasa menyakitkan diri anda.
Ketahuilah, ketika anda sholat, puasa, dan melakukan semua perbuatan anda yg baik, manakala tidak mengembalikan semua itu kepada Wajah Allah Ta’ala, sesungguhnya anda telah munafik dan jauh dari Allah Ta’ala.
Sekarang ini, bertobatlah kepada Allah Ta’ala dari seluruh perbuatan dan ucapan anda dan tujuan² anda yg hina.
Kaum Sufi, sama sekali tidak menciptakan amalnya. Mereka adalah kaum yg bahagia, senantiasa yakin kepada Allah, menyatu, mukhlis dan bersabar atas cobaan² Allah Ta’ala. Senantiasa bersyukur atas nikmat²Nya dan kemurahan-Nya. Mereka berdzikir dengan lisannya, kemudian dengan qalbunya, lalu dengan sirr-nya. Manakala datang berbagai hidangan dari makhluk, mereka hanya tersenyum wajahnya. Karena raja² dunia sudah termakzulkan di mata mereka. Semua orang di muka bumi adalah mayat², orang² lumpuh dan orang² sakit. Para fakir surga senantiasa bersandar padanya, seakan² mereka adalah pelindung. Neraka bersandar kepada mereka, lalu neraka termatikan apinya. Tidak bumi, tidak langit, langit dan bumi bukan tempatnya. Arah penjurunya hanya satu arah. Mereka dengan penghuni dunia, lalu mereka dengan penghuni akhirat, lalu mereka bersama dengan Tuhannya dunia dan akhirat.
Mereka bertemu Allah dan mencintai-Nya. Mereka berjalan bersama Allah dengan jiwanya hingga wushul/sampai kepada-Nya, sampai mereka meraih kasih sayang-Nya sebelum mereka bergegas jalan kepada-Nya. Terbukalah pintu antara diri mereka dengan Allah. Allah mengingat mereka sepanjang mereka mengingat-Nya. Hingga dzikir mereka menghapus kesalahan² mereka. Mereka telah sirna dari yg lain, dan maujud bersama Allah Ta’ala. Dengarkan Allah Ta’ala berfirman:
“Ingatlah kepada-Ku, Aku ingat kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan jangan ingkar pada-Ku.”
Lazimkan berdzikir kepada-Nya dengan harapan hanya mengingat-Nya, karena Allah berfirman:
“Aku bermajlis dengan orang yg berdzikir kepada-Ku.”
Hindarilah bermajlis dengan makhluk (walau pun anda di sana, red.), dan bersimpuhlah untuk dzikir kepada-Nya, agar engkau bermajlis dengan Allah.
Wahai kaum Sufi, janganlah kalian sok gila, dan kalian menjadi gila. Ilmu ini tidak akan memberi manfaat kepadamu tanpa kamu mengamalkannya. Mereka sangat membutuhkan agar bisa mengamalkannya, dengan ketegasan yg hitam di atas yg putih, yaitu aturan Allah (lahir dan batin) yg anda mengamalkannya hari demi hari, tahun demi tahun sampai akhirnya berbuah.
Anak²ku… Ilmumu memanggil²mu… ”Akulah yg akan berargumen padamu manakala tidak engkau amalkan. Dan aku akan menjadi argumenmu jika engkau mengamalkanku…”
Rasulullah Saw. bersabda, “Ilmu membisikkan pada amal, manakala ia menjawab. Jika tidak menjawab, ia akan segera pergi…”
Hilanglah barokah ilmu dan tinggal bencananya. Pergilah syafaat ilmu bagimu dari Tuhannya. Bahkan masuknya ilmu terputus dalam kebutuhanmu. Ia pergi, karena tinggal kulitnya ilmu saja. Sebab isi ilmu adalah amal.
Anda semua mengikuti Rasulullah Saw. menjadi tidak sah, manakala anda tidak mengamalkan apa yang telah disabdakannya. Jika anda mengamalkan atas apa yg diperintahkan kepada anda, maka hati dan rahasia batin anda menghadap kepada Tuhannya. Ilmumu mengundangmu, tapi anda tidak mendengarkannya, karena kamu sudah tak punya hati lagi. Karena itu dengarkanlah panggilannya dengan telinga hati dan sirr-mu. Terimalah ucapannya dan dengarkanlah engkau akan dapat manfaatnya. Ilmu dengan amal akan mendekatkan dirimu pada Yang Maha Ilmu yg menurunkan ilmu-Nya.
Jika engkau mengamalkan aturan ini, yg merupakan Ilmu awal, akan mengikuti pula Kenyataan Ilmu yg kedua, yg membuat terpancarnya dua sumber yg mengaliri hatimu berupa aturan dan ilmu lahir dan batin. Disinilah kalian harus membersihkan semua itu, dengan Zakat kepada sesama. Zakatnya ilmu adalah menyebarkan dan dakwah menuju kepada Allah Ta’ala.
Anak²ku, sabar itu ada balasannya. Allah Ta’ala berfirman:
“Sesunggunya orang² yg bersabar diberi balasan pahala tanpa terhingga.”
Karena itu makanlah dari hasil jerih payahmu, jangan makan dari hutangmu. Bekerjalah dan makanlah dari kerja itu, karena kerja orang beriman itu adalah tahapan bagi kaum shiddiqin, dan tak ada bagian dari kerja mereka kecuali diperuntukkan menolong kaum masakin dan fuqara’ yg mengharapkannya. Itu berarti kalian menyampaikan rahmat kepada sesama, demi meraih Ridlo Allah Ta’ala dan cinta-Nya kepada mereka. Dengarkan apa yg di sabdakan oleh Rasulullah Saw.:
“Manusia itu adalah keluarga Allah Ta’ala, dan manusia yg paling dicintai Allah adalah yg paling berguna bagi keluarganya.”
Para Wali² Allah itu senantiasa tidak memiliki kecenderungan hatinya kepada makhluk. Mereka seperti pekak, tuli dan buta. Manakala hatinya dekat dengan Allah Ta’ala mereka tidak mendengar siapa pun kecuali mendengar Allah, tidak melihat hatinya, kecuali melihat Allah. Ia berada dalam nuansa kedekatan dan terhapuskan oleh Kharisma Ilahi, dan terlimpahi cinta yg dahsyat kepada Sang Kekasih. Mereka berada di antara Jalal dan Jamal-Nya, tidak menengok ke kanan maupun ke kiri. Mereka hanya melihat ke depan, tanpa ke belakang. Manusia, Jin, Malaikat ingin membantunya, dan begitu juga semua makhluk, membantu dengan aturan dan ilmu. Mereka para Kekasih Allah itu mengkonsumsi Fadlalnya Allah dan meminum Kemesraan-Nya. Dari konsumsi Fadlal itu mereka makan, dan dari minuman Kemesraan itu mereka menenggaknya. Mereka mendengarkan ucapan² makhluk. Mereka di satu lembah dan makhluk itu di lembah lain. Mereka menyerukan makhluk itu atas perintah Allah Ta’ala, dan mencegah kemungkaran atas larangan Allah Ta’ala, sebagai ganti dari Rasulullah Saw. Merekalah pewaris yg hakiki. Karena mereka disibukkan mengembalikan makhuk ke Pintu Allah. Mereka berada dalam Hujjah-Nya.
Mereka menempatkan segalanya pada porsi masing² dengan memberikan limpahan fadlal dari Allah. Mereka tidak mengambil hak² makhluk itu, bahkan juga tidak untuk menuruti kebutuhan dirinya dan alamiyah nya. Mereka hanya mencintai demi Allah, dan marah pun demi Allah. Semuanya hanya untuk Allah, bukan untuk lain-Nya.
Siapa pun yg bisa memenuhi ini, maka ia benar² telah sempurna pergaulannya, dan ia berhasil selamat dan bahagia. Lalu semua makhluk mencintai mereka, baik manusia, bumi langit, Jin dan Malaikat.
(Wahai para penempuh yg menyertaiku, dan wahai yg menimba kondisi ruhaniku, sesungguhnya dalam kondisiku tidak ada makhluk, tidak ada dunia, dan tidak ada akhirat)
Wahai orang munafik! Wahai pemberhala sesama makhluk! Wahai orang yg menyembah dunia, yg senantiasa lupa dengan Allah Ta’ala. Anda ingin mengandalkan apa yg ada di tangan anda? Sungguh anda tidak akan dapat kemuliaan dan kehebatan.
Serahkanlah dirimu dan bertaubatlah. Belajar dan amalkanlah ilmumu dengan ikhlas. Jika tidak, anda tidak akan dapat hidayah.
Sungguh antara aku dan kalian tidak ada permusuhan, hanya aku ingin menyampaikan yg benar, saya tidak ingin membelokkan anda dari agama Allah Ta’ala. Karena anda terdidik dari ucapan keras para masyayikh, ucapan asing dan aneh para Sufi. Jika ada ucapanku yg muncul, ambillah itu dari Allah Ta’ala, karena Allah-lah yg hakikatnya mengucapkan-Nya untukku. Jika kalian masuk kepadaku, masuklah dengan telanjang dari hawa nafsu anda. Sebab jika anda punya matahati sesungguhnya aku pun tampak telanjang. Tetapi karena bencana penyakit kefahaman menimpa anda.
Wahai para penempuh yg menyertaiku, dan wahai yg menimba kondisi ruhaniku, sesungguhnya dalam kondisiku tidak ada makhluk, tidak ada dunia, dan tidak ada akhirat. Namun siapa yg bertobat di hadapanku, menjadi muridku dan husnudzon padaku, mengamalkan apa yg aku ucapkan ini, Insya Allah Ta’ala akan mendidik kalian.
Para Nabi itu dididik oleh Allah Ta’ala dengan Kalam-Nya, sedangkan para Auliya dididik dengan Ilham-Nya dalam Qalbu. Karena mereka adalah para pewaris wasiat Nabi dan khalifah² serta generasinya. Allah berfirman dan berkata kepada Musa as., Allah yg bicara kepada Musa, bukan makhluk yg bicara. Yg bicara adalah Yang Maha Mengetahui segala yg ghaib. Allah bicara dengan Kalam-Nya yg difahami Musa as. hingga difahami akalnya tanpa perantara. Allah berbicara kepada Nabi kita Muhammad Saw. tanpa perantara. Inilah Al-Qur’an, penghubung Allah al-Matin. Al-Qur’an berada di antara diri kalian dan Tuhan kalian, Maha Agung dan Maha Luhur Dia. Jibril menurunkannya dari langit, dari Sisi Allah, kemudian diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. sebagaimana Nabi katakan dan kisahkan. Tidak boleh mengingkari itu atau menentangnya. Ya Allah berilah petunjuk semuanya, dan taubatkanlah semuanya, rahmatilah semuanya.
Riwayat dari Amirul Mukminin al-Mu’tashim Billah ra., ia mengatakan ketika menjelang wafatnya: “Demi Allah aku bertobat kepada Allah Ta’ala karena tindakanku pada Ahmad bin Hambal, hanya karena aku tidak ingin taklid sedikit pun pada perkaranya, sedangkan orang lain bertakdlid untuk itu.”
Wahai orang² yg sangat kasihan (Miskin). Tinggalkanlah bicara hal² yg tidak berguna bagi anda. Tinggalkan Ta’ashub (fanatik) mazhab. Sibukkanlah dirimu dengan hal² yg berguna bagi dunia dan akhiratmu. Anda akan melihat kabarmu dalam waktu dekat. Anda pun akan ingat akan ucapanku. Anda akan melihatnya ketika berada di depan penikam, sedangkan di kepalamu tak ada pelindung. Sungguh luka akan menyertaimu.
Karena itu kosongkan hatimu dari kesusahan dunia, karena anda juga akan meninggalkannya dalam waktu dekat. Jangan anda berambisi mencari keenakan hidup di dunia, karena tidak akan pernah anda raih juga. Rasulullah Saw. sampai bersabda, “Hidup sesungguhnya adalah kehidupan akhirat.”
Pendekkan imajinasi khayalanmu. Karena zuhud telah datang padamu di dunia. Zuhud itu seluruhnya adalah pendek angan² khayalan. Jauhilah teman² burukmu, putuskanlah rasa cinta antara dirimu dan mereka, lalu sambunglah pergaulan anda dengan orang² saleh. Jauhilah berdekatan dengan kawan² buruk, dan datangilah sahabat² yg baik. Semua yg anda sayangi adalah sahabat² dekat anda. Karena itu pilihlah siapa yg anda sayangi.
Kaum Sufi pernah ditanya, “Apakah kekerabatan itu?” Dijawab, “Kasih sayang.”
Tinggalkan usaha mencari sesuatu yg sudah dibagi buat anda, dan yg belum dibagi. Karena mencari sesuatu yg sudah jelas bagiannya akan menimbulkan rasa payah. Dan pencarian terhadap yg belum dibagi menimbulkan kehinaan dan kesengsaraan. Karena itu Rasulullah Saw. bersabda, “Di antara jumlah dari siksaan² Allah adalah berambisi mencari sesuatu yg belum dibagikan oleh Allah padanya.“ oleh Sang Pencipta.
Wahai anak²ku… Carilah bukti melalui ciptaan Allah Ta’ala, bertafakkurlah atas ciptaan itu, anda akan meraih wushul kepada-Nya.
Orang beriman yg yakin, yg ‘arif, memiliki dua mata lahir dan batin. Dua mata lahir melihat ciptaan Allah, dan dua mata batin melihat apa yg ada dibalik ciptaan Allah di langit dan di bumi. Lalu terbukalah hijab, tanpa keserupaan dan bentuk, lalu dia menjadi sangat dekat kepada-Nya, sangat mencintai-Nya. Bahkan sebagai Sang Kekasih, Dia tak menyembunyikan Diri-Nya. Hijab tersingkap dari qalbu yg telanjang, dari makhluk, dari nafsu dan dari watak naluri, terbuka dari hawa nafsu dan syetan. Ia diberi kunci² perbendaharaan bumi dari Tangan-Nya, hingga ia berada di antara batu dan berlian. Jadilah anda orang cerdas untuk memahami apa yg aku katakan ini, karena aku bicara dari lubuk kata yg dalam, dengan mutiara, rahasia dan hakikat maknanya.
Anak²ku… Janganlah kalian mengadu kepada makhluk. Mengadulah kepada-Nya, karena, Dialah yg membuat takdir. Selain Dia, jangan.
Di antara perbendaharaan kebaikan adalah menyembunyikan rahasia, musibah, bencana, rasa sakit dan sedekah, dimana tangan kanan anda memberi sementara tangan kiri anda tidak tahu. Takutlah dengan lautan dunia, karena banyak makhluk tenggelam tidak selamat, kecuali beberapa makhluk saja yg selamat. Lautan dalam yg menenggelamkan semuanya. Hanya saja Allahlah yg menyelamatkan hamba²Nya yg dikehendaki-Nya, sebagaimana kaum mukminin yg diselamatkan di hari qiyamat dari api neraka. Karena semuanya telah diberi peringatan, dan Allah menyelamatkan yg dikehendaki-Nya.
“Dan tidak ada seorang pun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yg sudah ditetapkan.”
Allah berfirman pada api “Jadilah dingin dan menyelamatkan” sehingga, hamba-Ku yg beriman, yg senantiasa ikhlas pada-Ku, yg berhasrat mencintai-Ku dan mengesampingkan selain Diri-Ku.
Allah Ta’ala juga berfirman pada apinya Namrud yg hendak membakar Ibrahim as. Maka Allah Ta’ala pun berfirman, “Wahai lautan dunia, jangan engkau tenggelamkan hamba yg dikehendaki tercinta ini.” Lalu hamba itu pun selamat dari lautan duniawi, sebagaimana Musa as. dan kaumnya diselamatkan dari lautan itu. Allah memberikan fadhal-Nya kepada yg dikehendaki-Nya.
“Dan Allah memberikan rizki pada yg dikehendaki tanpa terhingga.”
Seluruh kebajikan itu di tangan Allah, pemberian dan pencegahan juga di Tangan Allah, kaya dan miskin juga di Tangan-Nya, kemuliaan dan kehinaan juga di Tangan-Nya. Tak satu pun, kecuali Allah menyertainya. Makanya orang yg cerdas selalu di pintu-Nya, dan menolak pintu² lainnya. Wahai orang yg mengurus dunia, anda lebih senang atas kerelaan makhluk dibanding kerelaan Sang Khaliq, lalu anda merobohkan akhiratmu dengan membangun duniamu. Padahal dalam waktu singkat anda akan dicabut dengan sangat pedih, dengan cara yg bermacam². Sebentar lagi kedudukan kekuasaan anda akan dicabut. Anda akan diganti dengan rasa sakit, rasa hina, kefakiran melalui kesedihan, kedahsyatan cobaan dan mendung². Anda akan dicerabut melalui ucapan² banyak manusia dan kekuasaan mereka pada diri anda, semua itu akan merevolusi anda. Bangunlah wahai orang yg tidur. Ya Allah bangunkan kami hanya demi bersama-Mu, dan demi untuk-Mu. Aamiin.
Anak²ku… Janganlah kalian seperti pencari kayu bakar di tengah malam, dalam mencari dunia. Pencari kayu malam itu tidak tahu apa yg ada di tangannya. Saya melihat dalam cara bekerja anda seperti pencari kayu bakar malam hari yg gelap, tak ada rembulan dan tak ada cahaya di sana, Banyak sekali bahaya yg bisa mematikan anda. Karena itu carilah kayu bakar di siang hari, sebab resiko bahayanya tampak jelas. Karena itu dalam bekerja, hendaknaya anda disinari oleh cahaya matahari Tauhid, syariat, dan ketakwaan. Sebab matahari bisa mencegah anda dari jatuh ke duri hawa nafsu, syetan dan syirik bersama manusia, sekaligus bisa mengerem anda untuk tergesa² dalam berjalan.
Awas, anda jangan tergesa². Orang yg tergesa² akan terpeleset salah atau hampir salah. Siapa yg hati² pasti benar dan hampir benar. Tergesa² itu termasuk dari syetan. Sedangkan hati² itu dari Allah Yang Maha Rahman. Yg sering membuatmu tergesa² adalah ambisimu meraih peluang mengumpulkan dunia. Maka terimalah saja, karena menerima pemberian itu tidak akan rusak. Bagaimana anda mencari sesuatu yg bukan bagianmu? Dan sama sekali tidak pernah akan ada di tanganmu? Cegahlah dirimu dari hasrat itu. Dan terimalah pemberian Allah saat ini, apa adanya. Zuhudlah pada selain Allah. Berteguh jiwalah, sampai anda ma’rifat kepada Allah, maka pada saat yg sama ia akan merasa cukup dari segala hal. Hati anda menjadi tangguh dan rahasia hatimu menjadi bening, lantas Allah terus menerus mengajari anda. Maka dunia begitu hina di kepala anda, sedang akhirat tampak di mata hati anda, semua selain Allah hina dalam rahasia batin anda (sirr). Tak ada yg terhormat melainkan hanya Allah Ta’ala, maka pada saat itulah semua makhluk menghormati anda.
Anak²… Manakala anda tidak ingin pintu Allah itu tertutup, maka bertaqwalah kepada Allah. Karena taqwa itu kunci segala pintu-Nya. Allah berfirman:
“Siapa yg bertaqwa kepada Allah, Allah membukakan jalan keluar, dan memberi rizki yg tiada terhingga.”
Karena itu anda jangan kontra dengan Allah Ta’ala pada jiwamu, pada keluargamu, pada hartamu, dan penduduk zamanmu. Betapa anda tidak malu memerintahkan mereka, menginginkan mereka agar berubah, lalu anda merasa lebih benar, lebih tahu dan lebih mencintai? Padahal anda dan semua makhluk itu adalah hamba² Allah. Allahlah yg mengatur dirimu dan mereka. Jika anda ingin bersahabat di dunia dan akhirat hendaknya anda diam dan tenang. Para auliya’ Allah Ta’ala itu senantiasa dididik di hadapan-Nya. Mereka tidak bergerak dan tidak melangkah kecuali mendapatkan izin yg benar² jelas dalam hatinya oleh Allah Ta’ala. Sebab mereka berdiri bersama Allah, tegak bergerak bersama yg membolak balik qalbu dan mata hati. Tak ada keputusan pribadi jika bersama Tuhannya, sehingga senantiasa fisiknya di dunia dan hatinya di akhirat.
Ya Allah limpahilah rizki bertemu dengan-Mu di dunia maupun di akhirat, limpahilah rizki menikmati taqarrub dengan-Mu dan memandang-Mu, jadikanlah kami dari golongan orang yg rela kepada-Mu dibanding selain diri-Mu.
“Ya Allah berikanlah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan lindungi kami dari siksa api neraka.”